Matematika Kita

6 0 0
                                    

Kita pernah satu bidang ruang.
Yang tak pernah ada peluang.
Entah itu tabung atau prisma.
Mimpiku menggenggam dirimu masih tetap sama.

Aku tak ingin merindu seperti angka delapan miring yang tiada henti.
Tapi bilangan real yang mencintaimu dengan mutlak.

Usia adalah variabel yang berubah.
Aku adalah konstanta yang tetap menunggumu belum lelah.
Yang merindukan malam-malam dengan tabah.

Kita adalah selebaran soal
Yang menunggu diselesaikan.
Oleh rumus-rumus hati
Yang rumit dilafalkan.

Kisah kita tak mengenal teori titik henti. Rindu itu absolut, rindu pada mu relatif. Aku tidak peduli Medan magnet. Yang memuat kurang lebih setiap kita.

Perasaanku bukan masalah phytagoras. Yang dapat kau sederhanakan dengan rumusnya.
Ini adalah pertemuan dua sumbu.
Untuk kau selesaikan lalu tercipta titik temu.

Kita adalah soal cerita.
Yang perlu diterjemahkan dengan lafalan doa. Maka terimalah aku sebagai bangun ruang, yang rela mencintaimu dari segala arah.

Aku bukan Bahasa Indonesia
yang wajib kau baca.
Pun bukan Pengetahuan Sosial
yang harus kau hafal.

Aku adalah soal matematika mu.
Yang harus kau selesaikan.
Dan jika, kau menyerah dengan lelah
Maka rinduku merupa soal menggantung yang tak kan pernah usai.
































Terimakasih sudah tiba disini tanpa paksaan.

Salam hangat,

Penulis.

Sehari - hari Dari Kitaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن