Prolog

18.3K 1.5K 594
                                    

Lebih baik?

***

Jam menunjukkan pukul 10 malam, suasana di kediaman gadis bersurai [HC] itu terpantau sepi, gadis yang dikenal sebagai [Full Name] sedang berada di kamar Shou adiknya.

Gadis dengan netra [ec] sedang duduk di tepi kasur mengulas senyum sambil mengelus lembut puncak kepala adik satu satunya. ia menatap kearah 1 tas ransel besar di samping meja belajar, dengan berat hati ia mengumpulkan nafas dalam dalam lalu menghembuskannya.

'...1....2....3-'

BRAKKK

pintu kamar di dobrak hingga engselnya hampir terlepas, Shou yang terlelap tersentak lalu memeluk tangan kakaknya ketakutaan, sementara [name] menatap tajam kearah pria bertubuh besar dengan bau alkohol yang menyeruak di sekitarnya.

"hei anak kurang aja MANA UANG GUE" [name] mendengus kasar dengan tangan kanannya tetap mengelus puncak kepala sang adik memberi sedikit ketenangan padanya.

ini bukan kali pertama ia mendapat perlakuan kasar dari sang ayah atau kali pertama ayahnya memaksa masuk kedalam kamar. semenjak kematian mendiang ibunya [name] selalu mendapat perlakuan kasar hingga penganiaayan, ia bertahan demi Shou adiknya. Tapi kali ini, ia ingin bebas, bebas dari perlakuan kasar sang ayah dan tekanan batin serta lahir yang ia terima.

elusan di puncak kepala Shou ia tarik, beralih kearah ransel Navy besar yang sudah lama ia siapkan, mengambil jaket berwarna hijau dengan motif Godzilla name memakaikan adiknya dengan perasaan berkecamuk.

"oi anak kurang ajar, CEPET KASIH SEMUA UANG LO" sementara pria diambang pintu berteriak [name] tidak menghiraukannya, setelah selesai memakaikan Shou jaket pandangan [name] beralih kearah ayah tercinta. Tatapan yang dipenuhi amarah, kebencian dan kekesalan terpancar dari matanya.

"Ooooo, lo udah berani nantang ayah ya? dasar anak kurang ajar" tangan kekar itu terangkat keudara hendak menampar pipi mungil dihadapannya namun-

PLAKKKK

-[name] sudah melayangkan tamparannya ke arah pipi Joze -ayahnya- duluan, beberapa bulir bening membasahi pipi mulusnya matanya memerah.

"Cukup! sudah cukup [name] mndapat perlakuan kasar dari ayah. SUDAH CUKUP!" [name] berteriak, dengan berani ia menatap kearah Joze.

"hari ini [name] akan pergi, peduli setan dengan yang telah ayah berikan kepadaku

peduli setan dengan semua kebaikan ayah dulu.

peduli setan dengan KENANGAN MANIS BERSAMA IBU!"

[name] mengusap wajahnya kasar membalikkan badan lalu beralih kearah adiknya yang berusia 3 tahun.

"kaka.." suara adiknya gemetar menunjukkan seberapa takutnya ia mendengar suara sang kakak yang meninggi.

"maaf ya Shou.. ayo kita pergi" [Name] membalikkan badannya mengarahkan tubuh mungil adiknya agar naik kepunggunggnya tas ransel besar itu ia gendong didepan, lalu bergegas keluar dari kamar.

[Name] meraih sebuah payung, tangan kirinya ia gunakan untuk menopang tubuh sang adik sementara tangan kanannya ia gunakan untung memegang payung.

[Name] membuka pintu utama melangkahkan kakinya keluar rumah lalu menutupnya kembali, hujan mengguyur begitu keras namun tidak dipedulikan. Tujuannya kini adalah pulang ke tempat neneknya yang berada di daerah pedesaan, jaraknya yang lumayan jauh membuat [Name] Harus menaiki bus terlebih dahulu.

Setelah 6 menit berjalan dari rumah akhirnya [name] sampai di halte bus terdekat, payung yang ia bawa ditaruh di bawah tempat duduk setelah itu [name] langsung memeluk tubuh lemah Shou berbagi kehangatan padanya.

Welcome To The Club ; HaikyuuWhere stories live. Discover now