1 • Sekolah Baru

29 10 6
                                    

"Tuhan pasti telah menentukan setiap takdir makhluk-Nya, bahkan aku rasa pertemuan kita pun tak mungkin hanya karna unsur kebetulan tapi aku yakin pertemuan inilah yang akan membawaku menuju takdirku"

****

"Woi, Bangun gih, dasar kebo!" pekik Agasha

"Hmm, lima menit" ujar Dhita dengan suara serak khas bangun tidur.

"Kagak ada, nanti lo telat koar koar marah marahin gue, pokoknya lo harus bangunn! Dasar kebo!"

"Dhita!" teriaknya saat Dhita masih berada di kasur king size miliknya.

Akhirnya Dhita bangun dari tidurnya menatap tepat pada nakas yang diatasnya terpapang rapi jam putih yang sangat cocok berada di kamarnya yang penuh dengan warna monokrom.

"Astagaaa, gue telat bang!!" seakan Agasha ingin tuli detik itu juga, pekikkan Adiknya sungguh sangat menyakitkan telinga.

Dengan kecepatan secepat angin, Dhita berlari menuju kamar mandi.

Kaki Agasha sudah ingin melangkah pergi, tiba tibaa..

"BANGG!! ANDUK GUA TOLONG!! Denger nggk bang!!  BANG ANDUK GUEEEE!!!!"

Agasha hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan Adiknya yang kelewat songong, udh minta tolong, ngatain tuli lagi, sabarr sabarr.

"BANGGG!!"

"Sstt, gak usah cerewet nih" Agasha memasukkan tangannya sedikit pada pintu yang sedikit dibuka oleh Dhita.

"Lama" gumamnya namun dapat didengar oleh Agasha.

"Beruntung ditolong, sana pake baju lo trus makan gue tunggu diluar"

"Iya iya" Dhita memasang wajah manis pada Agasha.

Dengan memapang wajah cool, Agasha keluar dari Kamar Adiknya sedari bergumam "Jangan sok imut"

"Iri bilang boss hahay palpalepalpale"  nyanyi dhita menirukan lagu yg tengah viral itu.

Ia pun langsung mengenakan seragam putih abu abu baru miliknya. Setelah selesai mengenakan seragam Dhita berlari menuruni tangga menuju meja makan dilantai bawah.

Dhita tersenyum melihat keluarga utuhnya duduk di meja makan, selain Agasha karena dia sedang menunggunya diluar.

"Morning mom" ujar Dhita sedari mencium pipi ibunya.

"Morning dad"

Dhita segera duduk di kursi putih yang senada dengan nuansa monokrom rumah orang tuanya.

"Aku ngk kak?" kesal Nayra.

"Ututuu, Morning bocilkuuu"

"Dihh, gua bukan bocill, gua udh SMP kak"

"Tapi menurut gue lo bocil guee, yang paling cantik" Dhita mencubit gemas pipi Adiknya.

"Em-"

Tinn... Tinnnn...Tiiinnnnnnn

Suara klason Agasha memotong perkataan dari Nayra. "IYAAA!! SABAR DIKIT!!" ucap Dhita yang merasa tersindir.

KyTa [Rizky Dhita] | Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang