Chap 15

635 83 145
                                    

"Hanbin" Merasa terpanggil, sang empu pun menengok ketika namanya disebutkan. Ia lihat, Eunbi sudah berada di belakang tubuh jangkungnya dengan seragam kerja yang masih melekat ditubuhnya.

"Oh, Eunbi? Ada apa?" ia pun membalikkan badannya kemudian menatap wanita yang tingginya hanya sebatas pundaknya saja.

Eunbi tampak ragu, ia menunduk dengan mengulum bibirnya sembari memainkan jari-jemari lentikya. Hingga akhirnya ia mengangkat kepala dan membuka suara.

"Maaf sebelumnya. Tapi... gua boleh minta kasbon lagi gak?" ragu Eunbi dengan suara getar dan serak membuat Hanbin mengerutkan samar dahinya.

"Kasbon?" Eunbi mengangguk kecil ketika mendengar Hanbin untuk menyakinkan apa yang ia dengar benar. Hanbin menghela napas panjang, kemudian kembali menatap Eunbi dengan iba.

"Bukannya gua gak mau kasbon-in elu, tapi kalo misalnya lu kasbon sekarang, bulan depan lu gak bisa gajian." Tentu saja bukan maksud jahat ia bilang seperti itu kepada Eunbi, namun ia memikirkan bagaimana nasib Eunbi kedepannya nanti.

Eunbi menatap netra sayu lelaki itu dengan sendu. Ya, tentu ia tahu bila ia mengambil uang gajinya sekarang, bulan depan ia tak bisa mendapatkan uang. Dirinya sudah terlalu banyak mengambil gajinya dari bulan-bulan yang lalu.

"Masalahnya uang gua yan sekarang gak cukup buat bayar biaya pengobatan Chaewon. Uang kerja gua ditempat lain belum cukup buat ngelunasin semuanya." ucapnya dengan nada suara yang bingung, dan juga tidak tahu harus berbuat apa untuk mendapatkan uang sebanyak itu. Apakah ia harus menggadaikan rumahnya? Ahh tentu tidak mungkin. Memangnya mereka akan tinggal dimana lagi?

Entahlah Eunbi benar-benar pusing, dan juga sangat lelah. Ia sudah mengambil banyak job pekerjaan dimana-mana, mulai dari restoran, bar, membagikan selembaran, bahkan menjadi tukang kuli. Namun itu semua masih belum cukup. Belum juga ia membayar uang bulanan sekolah Wonyoung, sudah 2 bulan ia menunggak dan guru di sekolahnya mulai menagihnya. Ia tahu, biasanya pun ia membayar rutin uang iuaran sekolah Wonyoung, namun bila ia membayar sekolah, bisa-bisa Wonyoung tidak makan dan adiknya yang berada di rumah sakit akan terlantar begitu saja. Dan juga keseharian makanan dan bekal Wonyoung, dan juga biaya perawatan Chaewon. Lalu ada juga tunggakan listrik dan air, beserta beberapa cicilan lainnya yang masih belum lunas.

Lihatlah, betapa banyaknya pikiran dan berbagai beban ekonomi yang begitu memusingkan. Dan semua itu, tergambar jelas dalam lekuk wajahnya.

Hanbin menatap sahabat kecilnya itu tak tega. Ia mengerti Eunbi lebih dari siapapun, dan ia juga tahu seluruh kesulitan apa saja yang menimpa temannya ini. Jelas sekali, Eunbi tidak baik-baik saja. Wajahnya benar-benar tirus dan kurus hingga tulang selangkanya benar-benar terlihat jelas begitu juga tulang pipinya yang mulai terlihat. Matanya penuh akan lingkarang hitam yang begitu nyata, terlihat sekali ia hampir tak pernah tertidur karena selalu bekerja tiada henti, paling lama ia hanya tidur selana 2 jam sehari, tidak lebih namun bisa kurang. Matanya merah berair, menandakan keletihannya yang amat luar biasa, ditambah kulitnya yang mulai memucat. Hanbin mulai khawatir dengan kesehatan tubuh Eunbi, wanita yang berada didepannya seakan-akan ingin meledak dan meluluhlantakkan segala beban hidup didalam tubuhnya. Sungguh, hidup terlalu tak adil untuk wanita semudanya.

Setelah menatap lamat-lamat keadaan Eunbi yang begitu mengenaskan, Hanbin menghela napas yang sangat panjang. Kemudian, kembali menatap sorot mata Eunbi yang mulai kosong.

"Gini aja, gua kasih aja lu uang. Terserah berapa aja, nanti langsung gua transfer ke rekening lu." Mata Eunbi yang tadi menyendu, langsung membulat ketika mendengar ucapan Hanbin yang begitu mengejutkannya.

Dirinya langsung menggeleng kukuh, "Gak-gak, lu udah terlalu banyak bantu gua. Gak usah." Elak Eunbi seraya mengibaskan tangannya. Hanbin memang sudah sering sekali menawarkan Eunbi sejumlah uang atau hutangan, namun Eunbi selalu menolak mentah-mentah dengan alasan tak ingin membebani Hanbin. Padahal jelas sekali, Hanbin tak merasa keberatan sama sekali, justru ia sangat amat ingin membantu Eunbi sebagai teman lamanya.

Levanter  『Chaelix』✔✔Where stories live. Discover now