ένα

93 70 21
                                    

Aku berpura-pura seolah-olah aku akan pergi ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berpura-pura seolah-olah aku akan pergi ke sekolah. Aku berjalan ke kelas pagi di panti asuhan. Di mana aku berada di kelas sebelas, lalu menunggu lima detik sebelum berbalik dan pulang. Di sebuah panti asuhan kecil yang di penuhi kecoak yang aku tinggali bersama dengan teman-temanku yang lain, aku mengambil waktuku. Kemasi tas, mendengarkan hantu temanku dan mendapat hukuman ibu panti. Aku melakukan setiap hal bodoh yang menyedihkan untuk diingat. Aku duduk di balkon dan merokok.

Tetangga kamar sebelahku ada di sana di balkon sebelah, dan saat aku mematikan rokok, aku memberi tahu dia, "aku melarikan diri hari ini."

Lalu, aku lari. Memompa lutut dan lenganku, berlari di sepanjang semak-semak yang berbaris di jalan bebas hambatan hingga terhubung dengan halte bus. Aku hidup, takut, dan senang. Aku melihat ke atas dan ke bawah jalan, dengan hati-hati mengetukkan kaki dan jari sampai bus akhirnya tiba. Aku naik bus biru nomor 12 ke Naderwood.

Begitu aku dalam pelarian, aku belajar bahwa aku tidak akan pernah lagi menikmati hibernasi kelam yang datang dengan tidur nyenyak. Aku akan tetap mudah terbangun selama sisa hari-hariku dalam dua tahun sebelum aku melarikan diri. Penyiksaan semakin memburuk, banyak cara aku lakukan untuk menghindari Ibu panti yang gila itu.

Dia pernah mengunciku di lemari atau kamar mandi, memerintahkanku untuk membersihkan ruangannya setiap saat, menggosok karpet hanya dengan tisu toilet dan air, mengikis pinggiran toilet. Dia memaksaku dan teman-teman lainnya untuk berdiri dengan satu kaki ditekuk dan mengokang di belakang selama berjam-jam. Kemudian kembali lagi, terkunci di dalam lemarinya.

Setelah beberapa jam dalam pelarian, aku kehabisan tempat untuk beristirahat dan kembali ke panti. Itu adalah pilihan sadar untuk menyerahkan diri. Aku dipanggil ke kantor konselor melalui pengeras suara.

Ibu panti memerintahkanku dari pintu depan kelas.

"Alice? Bisakah Anda keluar di aula bersama kami?"

Tapi bukannya aku menuruti panggilan itu, aku malah ditarik oleh seseorang kembali melarikan diri keluar panti. Hari ini benar-benar terasa melelahkan, berlari sana sini tidak tahu arah. Aku hanya bisa mengandalkan seorang lelaki yang menarik ku untuk membuntutinya.

"Siapa nama mu?"

"Dari mana asalmu? Apa dari panti, juga?"

"Kenapa kau mengajakku melarikan diri?" Aku bertanya-tanya pada lelaki itu.

Memberi jeda pada setiap kalimatku, untuknya menjawab. Tapi ini benar-benar di luar dugaan, lelaki itu tetap menutup mulut, sampai kami tiba di sebuah rumah besar.











"Hey, jawab aku!" Aku menarik lengannya, dia menghempaskan kasar.

Aku muak, dan memilih untuk tak mengikutinya.

Dia tetap berjalan seolah-olah tidak membiarkanku pergi. Tapi langkahnya terhenti ketika menyadari aku benar-benar berlari dengan arah yang berbeda.















"ALICE!" panggilnya.

Aku menghentikan langkahku, tersenyum ke arahnya.


















Ah, sudah kuduga..


















lelaki itu mengenalku.

chipazz × treasureuniverse

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


chipazz × treasureuniverse

〔OTHER SIDE〕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang