τρία

87 63 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alice dan Alukard hanya diam menopang dagu di atas tangan masing-masing sembari menatap punggung Aldebaran yang sedang menyiapkan makan malam.

Aldebaran tiba-tiba merasa lapar malam itu, dan berniat untuk membuatkan dua pendatang baru itu menu special. Tapi Aldebaran ternyata hanya berbohong tentang rasa laparnya.

Kebenarannya adalah Aldebaran sama sekali tidak lapar. Dia sengaja memasak makan malam, karna Lisa. Lisa adalah tunangan Aldebaran. Lisa juga adalah partnernya bekerja. Mungkin disebabkan sering bertemu dan sering melakukan sesuatu bersama-sama, mereka pun akhirnya saling jatuh cinta. Menurut Alukard begitu. Ya, pemikirannya masih sependek itu, Alukard tidak tahu bahwa Aldebaran dan Lisa sebenarnya dijodohkan oleh keluarga mereka.

Alukard menghembuskan napasnya kasar, "kapan Lisa akan datang?" tanya Alukard.

Hening, tidak ada jawaban dari Aldebaran.

"Siapa Lisa?" tanya Alice ingin tahu.

"Tunanganku," jawab Aldebaran cepat.

"Hey, apa-apaan tadi? Kenapa kau terus-menerus mendiamiku?!" protes Alukard.

Aldebaran tetap tidak bergeming, dan hanya berdehem. Selanjutnya hanya terdengar suara ketukan.

"Alice, tolong bukaan pintu. Itu adalah Lisa," kata Aldebaran.

Alice mengangguk, "oke!"

"Hey, apa-apaan kalian!" Alukard mengerutkan alis, kesabaran sudah habis, dan pada akhirnya dia bergegas pergi menuju kamar.

Aldebaran terkekeh, "Alukard, kau tidak pernah berubah ya. Masih sama seperti dulu, selalu bersikap kekanak-kanakan." Aldebaran menggelengkan kepala.































-
-

Penghujung tahun selalu datang disertai musim hujan. Namun tidak tahun ini, musim hujan datang tidak tepat waktu, manusia sudah terlalu kesal akibat sikap hujan yang semena-mena, sebagian orang lagi merasa biasa saja, sambil menunggu cucian yang belum kering, menunggu sambil menyalakan kipas dan tiduran di atas lantai.

Hanya menghitung beberapa hari, tahun akan berganti, tetapi seorang lelaki masih muda dengan baju yang lusuh duduk di pinggiran ranjang, dia memandang ke arah langit, tidak ada bayangan dari bintang, hanya ada beberapa hembusan angin masuk ke ruangan yang lembab.

Alukard masih duduk bersendar di tepian ranjang, tidak ada hal yang harus dilakukannya, selain menahan lapar. Malam ini dia habiskan duduk termenung berharap bintang jatuh dan menimpa dirinya, tetapi hal itu tidak mungkin, hanya ada di pikiran Alukard.

Ini adalah hal yang jarang terjadi. Tak biasanya Aldebaran mendiami Alukard sampai sebegininya. Lelaki remaja yang masih bisa disebut bocah itu termenung dalam sepi. Memikirkan sikap sepupunya yang aneh itu.

Sebenarnya dia dan Aldebaran tidak begitu dekat dulunya. Tapi ketika kejadian Alukard koma, Aldebaran selalu berada disampingnya dan menjaganya. Bahkan sampai detik terakhir saat kematian orang tuanya, Aldebaran selalu menjaganya. Aldebaran memang tampak tak menyayanginya. Tapi, jauh di lubuk hati lelaki dua puluh tahun itu, pasti ada terselip sedikit rasa sayang terhadap Alukard.

Itu pasti. Karna Aldebaran telah menunjukkan hal itu. Namun, belakangan ini Aldebaran berubah. Lebih tepatnya hanya terlalu sibuk, sehingga tidak pernah lagi menatap mata Alukard ketika bocah itu bercerita. Aldebaran selalu sibuk dengan penelitiannya atau bahkan tunangannya.

Dan itu masih terjadi lagi untuk sekarang?

Aldebaran memang bisa dikatakan masih labil. Mungkin lelaki itu paranoid belakangan ini karna kegagalannya untuk menciptakan robot masa depan.

Alukard menghembuskan napas. Hatinya masih dongkol ketika ia kerap kali memikirkan wajah Aldebaran. Apalagi malam ini, Alukard benar-benar mogok makan dibuatnya. Alukard lebih memilih untuk tidur, tanpa memperdulikan suara berisik piring dan garpu yang bersentuhan di lantai bawah.















"Tok.. tok!"

Pintu di ketuk, membuat mata Alukard yang sudah redup melebar kembali. Lelaki itu menarik selimutnya lebih dalam untuk menutupi tubuhnya. Hatinya sangat enggan berniat untuk membukakan pintu.

Namun secercah suara yang lumayan asing, terdengar di ujung sana.

"Alukard, aku membawakanmu makan malam."

Alukard lari membukakan pintu. Bergegas menarik gadis itu ke dalam pelukannya dan menangis di bahunya yang mungil.
















































"Alukard?"

"Diam. Diamlah, aku butuh ini sebentar."

chipazz × treasureuniverse

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

chipazz × treasureuniverse

〔OTHER SIDE〕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang