〔OTHER SIDE〕

επτά

Itu adalah hari musim dingin yang mencekam. Alice mengenakan sweternya rapat-rapat dan mulai menjelajahi halaman belakang. Dia mencoba untuk berusaha sendiri mencari keberadaan Alukard yang hilang dari kamar tidurnya.

Alice menelusuri kamar mandi umum yang tak jauh dari halaman belakang kediaman Aldebaran. Saat dia melihat sekeliling tempat itu dan tidak melihat atau mendengarnya, ia memutuskan untuk pergi ke kamar mandi pria itu dan memeriksa bilik-biliknya. Tetapi dia tidak ada di sana.

Alice bahkan memeriksa toilet wanita untuk melihat apakah mungkin dia masuk ke sana. Dia tidak ada di mana bisa ditemukan.

Alice berlari keluar dari kamar kecil sambil berteriak "Alukard!! DIMANA KAMU?!" Alice terdiam, dia tidak mengerti bagaimana lelaki itu bisa menghilang begitu saja. Alice hampir tidak bisa lari lagi, bagaimana Alukard bisa pergi?

Ada sebuah pondok kecil di kejauhan dan Alice pikir mungkin dia bisa bertanya apakah mereka melihat lelaki itu.

Alice mengetuk pintu beberapa kali. Setelah sekitar 5 menit mengetuk dan tidak ada yang menjawab, akhirnya dia pergi kebelakang untuk melihat apakah mungkin seseorang ada di belakang. Tetapi yang dia temukan hanyalah salah satu sepatu milik Alukard, dan pintu belakang terbuka lebar.

Segera setelah Alice memasukinya, dia tahu ia harus masuk... dan semua film horor yang pernah ia lihat melintas di kepalanya dan ia melihat bagaimana dia akan mati.

Tapi setidaknya dia bisa menyelamatkan Alukard, itu harus.

Sekarang prioritasnya adalah lelaki itu, dan harta berharganya adalah lelaki itu juga.

Awalnya Alice ragu-ragu untuk masuk.. tetapi tetap memutuskan untuk melangkah meskipun dia ketakutan. Tidak banyak cahaya di rumah, untungnya dia membawa korek api zippo.

Ketika Alice berada di dalam, ia menyalakan korek api di dinding untuk mencari beberapa sakelar. Dia menyalakan sakelar dan syukurlah mereka bekerja.

Gadis itu tidak tahu apakah ada orang di sini dan jika ada, dia tidak ingin mereka tahu ia ada di sini. Setelah itu Alice mulai bergetar, dadanya berdegup kencang ketika melihat sekitaran ruangan itu. Benar-benar menyeramkan, sangat mirip dengan film horor.

Alice berinisiatif untuk memanggil polisi. Tapi apa itu akan berhasil?

Atau dia harus memberi Aldebaran saja?

"Braak!"

Sebuah suara mengejutkannya, Alice bergegas untuk bersembunyi di balik lemari, menunggu siapa yang datang.

Seorang lelaki dengan mantel khasnya datang bersama seorang gadis bersurai perak. Benar, Alice tahu betul jika itu adalah Aldebaran dan Lisa.

Tapi, kenapa mereka bisa sampai kemari?

Alice keluar dari tempat persembunyiannya dengan hati-hati. Kemudian berjalan mendekati Aldebaran dan Lisa.

"Al—aldebaran.." panggilnya.

"Ah, Alice?!" Aldebaran melotot, kemudian mengenggam bahu gadis itu. "Ku kira tadi siapa."

"Alice, kemana hilangnya Alukard?" tanya Lisa.

"Aku tidak tahu," Alice menundukkan kepalanya.

"Alice, kenapa kau tidak memberitahuku?" tanya Aldebaran.

"Ah, maaf. Ku kira Alukard hanya bermain di sekitar halaman belakang, tapi ternyata dia benar-benar hilang."

Aldebaran mengusap-usap wajahnya gusar, "ah.. kemana lagi bocah itu melarikan diri?"

Alice menaikkan alisnya, "lagi? Apa dia suka begitu?"

Lisa mengangguk, "jika dua orang ini bertengkar, mereka akan sering menjauhi dan Alukard bahkan langsung melarikan diri." Gadis itu geleng-geleng kepala.

"Jadi bagaimana? Apa kita harus telpon polisi—" ucapan Alice terpotong oleh seruan Aldebaran.

"Jangan!"

"Kenapa?"

Aldebaran terdiam, "tidak apa-apa. Kita berusaha mencarinya saja dulu, sepertinya besok sudah akan kembali sendiri." Aldebaran menjawab dengan santai.

Alice menatap Aldebaran,

Kenapa lelaki ini begitu yakin?

"Lalu jika belum kembali juga?"

Lisa tersenyum, "pasti kembali."

chipazz × treasureuniverse