"Teman-teman... aku menantikan... cerita kalian... saat pemusatan latihan..." isak Ashido dan Kaminari. Karena mereka berdua yang gagal dalam ujian praktik.
"K-kita belum tahu! Mungkin ada perubahan aturan di akhir!" ucap Midoriya gugup.
"Hentikan, Midoriya. Jika kau berkata keras-keras, malah tambah sial nanti." Sero menepuk pundak Midoriya.
[Name] yang baru tiba di kelas ikut menimpali, "Ini 2 orang kenapa nangis?"
Sero membisikkan sesuatu kepada [Name], "Dia yang gagal dalam ujian praktik,"
"Oh, souka!" [Name] menghampiri kedua orang gagal itu dan menepuk pundaknya. "Ashido, Kaminari. Semangat! Aku tahu kalian itu bodoh, jadi harus tetap semangat!"
"JANGAN MENAMBAH PENDERITAAN KAMI!" teriak keduanya kepada [Name].
"Lah? Kok ngamuk?"
"Kalau kami gagal ujian, tak ikut pemusatan latihan dan ikut sekolah neraka musim panas. Lalu, karena kami gagal ujian praktik. Kalau kalian tetap tak mengerti, maka kalian lebih bodoh dari monyet!" ucap Kaminari, lalu dia mencolok(?) mata Midoriya.
"Tenanglah, itu tadi terlalu panjang. Aku juga belum tahu. Tim kami menang karena Mineta, tapi yang kukerjakan cuma tidur. Pokoknya, karena kita belum tahu sistem penilaiannya-" kata Sero.
"Kalau kalian kasihan pada kami, bawa oleh-oleh yang banyak." Kaminari makin frustasi.
"Aku dan Sato juga. Kami hanya pingsan dan [Name] yang berjuang mati-matian."
"Ya memang aku menang, dan akan selalu menang." ucap [Name] dengan wajah sombongnya.
Tiba-tiba pintu terbuka, semuanya langsung berlari dan duduk dimejanya masing-masing. "Ketika bel berbunyi, segeralah duduk!" seketika kelas sunyi senyap berkat adanya Aizawa.
"Ohayou. Pada ujian kali ini. Sayang sekali ada beberapa yang gagal. Oleh karena itu, pemusatan latihan di hutan... semuanya ikut!" ucap Aizawa sembari tersenyum yang -menurut [Name] itu senyuman terjelek yang pernah ada-.
"Beneran kami boleh ikut?!" seru Kaminari.
"Benarkah?!"
"Ya. Ada yang gagal, tapi untuk ujian tertulis tidak. Dalam ujian praktik, Ashido dan Kaminari gagal. Begitu juga Kirishima, Sato, dan Sero." kata Aizawa.
"Sudah kuduga." batin Sero, Sato, dan Kirishima.
"Pada ujian kali ini, kami yang ada di sisi penjahat memastikan ada celah agar kalian bisa menang sambil memperhatikan bagaimana kalian menyelesaikan tugas. Jika tidak begitu, sebagian besar kalian pasti akan kalah sebelum berbuat apa-apa." jelas Aizawa.
"Jadi saat Anda bilang serius mengalahkan kami itu..."
"Itu supaya kalian terpojok. Lagipula, pemusatan latihan di hutan bertujuan untuk meningkatkan kekuatan. Jadi, yang paling membutuhkannya adalah kalian yang gagal. Itu kebohongan yang masuk akal." Aizawa tersenyum jelek lagi.
Kebohongan yang masuk akal?!
Kelima orang gagal itu bersorak gembira. Iida merasa ia tertipu lagi untuk kedua kalinya.
"Meski begitu, karena Anda telah berbohong dua kali, kepercayaan kami padamu akan goyah!" ucap Iida berdiri sembari mengangkat tangan.
"Paan sih. Di tipu doang kaya tersakiti banget," gumam [Name].
"Wah, perusak kebahagiaan saja kau, Iida." ucap Uraraka.
"Memang, aku akan pertimbangkan itu. Tapi tidak semuanya aku berbohong. Kegagalan tetaplah kegagalan. Kami sudah menyiapkan waktu tambahan untuk latihan kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Way to be Hero.
FanfictionKarena Quirk dari [Name] sangatlah sempurna sehingga Villain selalu mengincarnya, membuat dirinya tak pernah keluar dari rumahnya. Merasa anak ini harus dilindungi, Kepolisian meminta [Name] masuk ke SMA U.A. Dan inilah kisah [Name] dan teman kelasn...