"Chapter 33 - Danger Line"

535 46 43
                                    

"Happy Reading"

----------

Sean terbangun dalam keadaan pening. Seisi perutnya terasa dikocok dan ia ingin muntah saat itu juga. Begitu Sean membuka kedua mata dengan lebar dan melihat sekeliling, ia mendapati dirinya di sebuah tempat lebih mirip seperti gudang penyimpanan. Dengan keadaan dirinya yang terduduk di kursi yang terbuat dari besi juga kedua tangannya terikat ke belakang membuat Sean kemudian mengumpat kesal.

Di bagian sudut ruangan terdapat tumpukan barang lebih mirip bagian awak kapal yang tak terpakai. Di sudut lainya terdapat pipa besi, pipa plastik, juga selang air yang terlihat sangat berdebu. Tidak ada jendela ataupun ventilasi di ruangan itu, jadi udaranya terasa panas dan sesak. Dinding cat ruangan berukuran sekitar 12m² itu berwarna abu-abu yang terlihat begitu lusuh juga beberapa bagian telah terkelupas. Juga, lampu kecil yang menggantung di langit-langit memberikan cahaya keemasan yang begitu minim menambah suasana sesak di dalamnya.

Ketika Sean berusaha menarik napas panjang, ia tak bisa menahan untuk muntah saat itu juga. Ia menolehkan kepala jauh dari tempat ia duduk- berusaha mengeluarkan apapun yang ada di dalam perutnya. Tetapi, Sean hanya memuntahkan cairan yang terasa begitu asam dan Sean sangat tahu, itu adalah rasa dari wine.

'Ah ...'

Sean mendengus sembari menyeka mulutnya dan dalam waktu yang bersamaan rasa pening di kepalanya kembali muncul- membuat Sean tak tahan untuk segera memukul kepalanya. Setelah dirasa cukup, mata Sean kini menyapu sekitar sembari berusaha mengingat tentang dirinya, mengapa ia berakhir di tempat menyebalkan itu juga dengan keadaan kedua tangannya yang terikat.

Saat itu Sean ingat kalau ia sedang mabuk dan akan berjalan pulang. Tetapi, ia memutuskan untuk meminta Xiao Zhan menjemputnya, lalu menunggu di trotoar. Begitu ia mendapat balasan dari Xiao Zhan bahwa kekasih sedarahnya itu akan segera menjemputnya, Sean kembali mengirim pesan, mengatakan bahwa ia sangat mencintai Xiao Zhan dan akan menunggu kedatangannya. Setelah pesan itu terkirim, Sean kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celana, tetapi ia terkejut ketika seseorang menepuk pundaknya membuat Sean kemudian mendongak mentapnya. Sean melihat dua pria mendatanginya, dan saat ia sedang berusaha mengingat wajah salah satu dari mereka- pria lainnya menarik kedua tangannya dari belakang lalu membekap mulutnya, kemudian mendesaknya masuk ke dalam mobil. Ketika Sean berusaha memberontak, tubuhnya tak cukup saat ia menarik napas- merasakan sesuatu yang menyengat menyeruak masuk ke indra penciumannya membuat tubuh Sean perlahan lemah sebelum akhirnya tak sadarkan diri.

Brengsek!

Sean merasakan serangan panik juga kesal seketika. Matanya kini mencari-cari ke sekitar berusaha menemukan pintu keluar. Dan ketika matanya menangkap sebuah pintu yang tertutup rapat berada di sudut ruangan, dengan sisa tenaganya Sean berusaha melepaskan diri tetapi tertahan ketika rasa pening kembali menyerangnya.

Sialan!

Sementara menarik napas panjang, Sean menutup kedua matanya- berusaha mengumpulkan kesadaran juga tenaganya dan akan bergerak berjalan ke arah pintu itu, tetapi tertahan ketika ia mendengar sebuah langkah kaki yang semakin mendekat lalu disusul bunyi kunci pintu yang diputar membuat Sean kemudian membelalakan mata.

Sean semakin terkejut ketika pintu itu terbuka kemudian disusul dengan kemunculan seorang pria dari balik pintu dan Sean sangat tahu, itu adalah Wang Daren.

Bajingan!

Sean menatap Daren dengan tatapan kesal. Lalu matanya perlahan menyempit- menatap sinis pada Daren, ketika pria itu berjalan ke arahnya dengan tatapan remeh yang diikuti sebuah seringaian lebar, terlihat bahwa wajah itu sedang menertawakannya.

HEARTBEAT [Repub]Where stories live. Discover now