05. Tolong Percaya

5.4K 1.1K 104
                                    

"Makanan udah siap!" Seru Jaemin dari balik pantry

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

"Makanan udah siap!" Seru Jaemin dari balik pantry. Remaja 17 tahun itu tersenyum senang dengan hasil jerih payahnya. Ia baru selesai memasak pasta.

Rosé, Jeno dan Ryujin hanya menyaksikan Jaemin sambil duduk di tempat makan.

Jaemin menghampiri ketiganya di meja makan. Senyum cerah tak henti dia tebar dari wajahnya. Jaemin meletakan dua piring pertama di meja, mengarahkan pada Rosé dan Jeno.

"Punya aku mana?" Tanya Ryujin, ia sedang memangku kepalanya dengan kedua tangan.

"Bentar ya. Punya Mama sama Jeno dulu." Balas Jaemin, ia kembali menuju dapur untuk mengambil dua piring berikutnya.

Jaemin mendudukkan dirinya disamping Rosé. "Selamat makan!" Seru Jaemin senang.

"Berdoa dulu Jaemin." Cegat Ryujin menahan sendok yang akan mendekati mulut Jaemin. Jaemin hanya tersenyum malu.

"Ayo abang pimpin doa." Interuksi Ryujin.

Jeno mengangguk sebentar lalu mengangkat tangannya keatas meja dan mulai memimpin doa. "Amen!" Ucap Jeno diikuti Rosé, Jaemin dan Ryujin.

"Makasih ya!" Ucap Rosé pelan. Jaemin tentu senang mendengar itu. Dia melirik Ryujin dan Jeno dengan bangga. Ryujin membalas Jaemin dengan tatapan iri.

Kemudian mereka melahap makan malam tanpa banyak suara. Suasana canggung masih terasa di antara meja makan. Jujur sekali Rosé tidak menyukai suasana seperti ini. Namun dia sendiri bingung harus berbuat apa.

Selesai menyantap makan malam yang dibuatkan Jaemin, kini giliran Jeno yang membereskan piring kotor dan membawanya ke tempat pencucian piring. Tidak lupa ia juga mencuci semua piring, gelas dan perabotan dapur yang kotor.

"Mau dibantu?" Tawar Rosé, dia menghampiri Jeno di dapur.

"Gak usah Ma, ini cuma dikit kok." Jeno menjawab dengan lembut.

"Oke, cepet beresin. Kita ngobrol di ruang tengah." Kata Rosé, ia menyempatkan membuka kulkas untuk membawa sewadah es krim ke ruang tengah.

"WOAH ES KRIM!" Bukan Ryujin yang berteriak senang, melainkan Jaemin. Anak kedua ini sangat menyukai es krim.

Rosé memberikan Jaemin dan Ryujin sendok, ia juga meletakan wadah es krim di meja agar bisa dinikmati bersama.

"Makasih Ma!" Ucap Ryujin, nampak sekali bahwa gadis itu senang dari matanya.

"Kalian gak mau cerita sesuatu?" Rosé menatap satu-satu Jaemin dan Ryujin. Dia sengaja memancing keduanya untuk menceritakan sesuatu tentang mereka.

Sedangkan Ryujin yang awalnya sedang fokus pada siaran televisi teralihkan dengan suara Rosé. Beda lagi dengan Jaemin yang asik menyendoki es krim ke mulutnya.

"Memangnya Mama mau tau apa?" Ryujin bertanya balik.

Rosé langsung berpikir. Dia sama sekali tidak berekspektasi apapun. Kejadian yang menimpanya saat ini datang tiba-tiba, dia tidak pernah membayangkan seumur hidupnya akan kedatangan orang dari masa depan. Sehingga situasi seperti ini membuatnya blank.

49 Hari ke Masa LaluWhere stories live. Discover now