Chapter 15 || Miss Dad

781 58 2
                                    

***

"Ngapain dibuang??" Suara bariton yang mampu menghentikan Hara. Hara berbalik dan benar di sana ada Niel yang berdiri dengan tampannya. Ohara meneguk ludahnya kasar melihat keringat yang membasahi rambut dan baju kostum Niel. Dengan cepat Ohara menyembunyikan botol minuman itu di belakangnya.

"Eh? Ka-kamu ngapain di sini?" tanya Hara tergagap.

Lain hal dengan Niel yang masih melihat apa yang disembunyikan Ohara darinya. Sahaniel tidak menjawab perkataan Ohara dan malah mendekati Ohara refleks membuat gadis itu mundur. Semakin Ohara mundur semakin Niel mendekatinya.

"E-eh??" Ohara terkejut saat Sahaniel mengambil paksa minuman itu.

Sahaniel melihat minuman itu lalu meminumnya dengan rakus sampai habis. Ohara merasa kikuk melihat Niel seperti itu.

"Habis, buat aku kan?" kata Niel yang mendapati Ohara melihatnya.

"Kenapa langsung keluar?" tanya Niel dengan wajah kurang bersahabat.

"Eh, itu, anu... aku ada urusan tadi," jawab Hara mencoba untuk tenang.

"Urusan? Lebih penting dari aku?" tanya Niel menaikkan alisnya sebelah.

Ohara lagi-lagi hanya bisa meneguk ludahnya kasar.

"Ayo!" Tanpa basa-basi Niel menarik Ohara masuk kembali ke lapangan basket. Ohara kewalahan mengikuti langkah Niel yang sangat cepat. Ohara merasa wajahnya memanas ditambah jantungnya yang berpacu dua kali lebih cepat dibanding biasanya. Dia tidak biasa dengan pandangan orang-orang yang masih berada di lapangan basket. Tidak terkecuali kakak kelas yang bernama Poppi itu. Tatapan tidak sukanya menandakan bahwa Ohara adalah saingannya yang sebenarnya. Gadis yang bernama Poppi itu melipat tangan di bawah dadanya dengan angkuhnya.

"Wih!!!! Niel dengan pacar, nih!" seru Vio yang melihat kedatangan Niel dan Hara.

Sementara Sandy dan Setyan tersenyum tipis melihat sahabatnya yang sangat nekat itu.

"Nanti malam mabar?" tanya Sandy pada Niel yang sibuk membereskan baju dan tasnya.

"Hah? Iya, gue bakalan dateng," jawabnya tersenyum. Sudah sejak lama mereka tidak bermain bersama.

"Gini nih yang gue suka, jangan lupa bawa sambal kacangnya tante Maudy ya, Niel?" kata Jian dengan semangat.

"Yoi."

Pandangan Niel beralih pada Ohara yang bingung dengan Niel kenapa ia membawanya ke lapangan kembali.

"Mau ikut?" tanya Niel tersenyum tipis.

"Hah? Kemana?" tanya Ohara balik karena bingung.

"Liat aku mabar sama kawan-kawan."

Ohara tampak berpikir dan menjawab, " Nanti aku omongin dulu sama nenek."

"Oke, nanti malam bakalan aku jemput, aku yang ngomong sama nenek kamu," kata Niel. Ohara hanya tersenyum manis menanggapinya.

Sedangkan Poppi yang melihat kedekatan Hara sama Niel merasa tidak suka dan langsung pergi dari sana.

"Itu si Poppi dah pergi Niel," sahut Vio menunjuk Poppi yang berjalan meninggalkan lapangan dengan dagunya.

Niel hanya melihat dan tidak menanggapi. Niel menarik Ohara dari sana menuju parkiran. Vio, Jian, Sandy, dan juga Setyan yang melihatnya tersenyum melihat Ohara yang menurut saja pada Niel.

"Niel beneran jatuh cinta sama itu adek kelas," ucap Jian yang dibalas anggukan oleh Vio.

"San, giliran lo nih," kata Jian melihat ke arah Sandy.

About Sahara (END)Where stories live. Discover now