아홉

1.6K 201 4
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[261020]

Present...

.

.

.

.

.

🐯🐥🐰

.

.

.

.

.

Pemuda mungil itu mengerjapkan matanya beberapa kali, membiasakan diri dengan cahaya matahari yang terasa sangat terang menyengat kornea matanya. Ia baru membuka matanya dan merasakan ada sebuah sandaran yang menyangga kepalanya. Berusaha memikirkan sesuatu. Ia masih diam pada posisi itu, membiarkan otaknya mengingat kejadian terakhir semalam. Perlahan pemuda mungil itu ingat, dia selesai makan ramen lalu bertanding game dengan Jungkook. Setelah itu....dia tidak ingat apa-apa lagi.

"Kalau sudah bangun, apa tidak bisa kau angkat kepalamu ini, Jimin-ssi? Kau tidak sedang berniat mematahkan tulang bahuku kan?"

Jimin menjauhkan kepalanya cepat ketika mendapat seruan serak itu. Ia mengalihkan pandangannya, menatap Jungkook yang terlihat sedang menggerakkan kepalanya ke kanan lalu ke kiri kemudian memutarnya. Jimin meringis mendengar suara peregangan yang dilakukan Jungkook. Demi apapun suaranya sangat mengerikan! Kantung mata Jungkook terlihat, rambutnya berantakan dan wajahnya terlihat pucat.

Baiklah, ini adalah pengalaman pertamanya terbangun dengan sosok pria lain disampingnya selain Taehyung. Seharusnya penampilan pria kelinci itu terlihat jelek tapi kenapa yang terjadi malah sebaliknya? Apa mata Jimin mengalami gangguan? Ah, mungkin dia masih belum mengatur kerja matanya dengan baik. Tapi, bahkan dia sendiri belum pernah melihat Jeon Jungkook tampak jelek. Tidak. Bahkan dalam penampilan yang paling biasa.

"Pundakku rasanya seperti patah" gumam Jungkook sambil memijat pundak dan daerah lehernya. Ia nyaris tidak bergerak sama sekali semalam, membiarkan Jimin memakai pundaknya. Sekarang dia merasakan kebas dan ngilu luar biasa di bagian atas tubuhnya itu.

Jimin menggigit bibir bawahnya, memasang ekspresi sedikit prihatin ke arah Jungkook tanpa disadari dia menyentuhkan tangannya ke pundak Jungkook pelan dan hati-hati.

"Apa sakit sekali? Kenapa tidak membangunkanku dasar bodoh!" omelnya merasa kesal dengan sikap Jungkook yang untuk pertama kalinya sama sekali tidak mau menyalahkannya. Bukankah pria itu bisa membangunkannya atau memindahkan kepalanya ke tempat lain atau apa saja asalkan tidak mengorbankan pundaknya seperti yang dilakukannya?

"Bagaimana kalau pundakmu patah? Hei! Pasti kau sengaja menjebakku agar bisa menuntut ganti rugi!" Jimin merenggut memasang ekspresi antara takut dan cemas.

"Kau kira aku sejahat itu?" ucap Jungkook, terdengar sangat malas untuk berdebat, detik selanjutnya ia mulai mengaduh kesakitan. Lehernya benar-benar terasa sangat nyeri.

Jimin berdiri lalu berjalan ke ruangan lain sementara Jungkook terus memperhatikannya. Beberapa menit selanjutnya pemuda mungil itu keluar dengan sebuah mangkuk berisi air hangat dan handuk kecil yang direndam di dalam air itu. Pemuda mungil itu duduk di tempatnya semula di samping Jungkook.

Because It's You [KM] ✓Where stories live. Discover now