Terima Kasih Ayah!

787 124 29
                                    

🦋

.

Keringat gugup membasahi dahi Shafa, sejak dari cafe bersama Seonho sampai sekarang berada di depan rumah Seonho. Shafa ngerasa dia gak punya pilihan lagi selain mengikuti rencana Seonho.

Bisa dibilang ini bom bunuh diri bagi Shafa, karena situasi antara bunda sama dia dan mamah masih panas-panasnya. Tapi setidaknya Shafa berusaha untuk mempertahankan rumah tangganya, bener kan?

"Buruan!" Seonho mendesak Shafa yang cuma asik mandangin pintu rumah.

Dan dengan mantap Shafa langkahin kaki, mengikuti Seonho masuk ke dalam rumah yang tidak terkunci. Shafa agak lega karena kalo rumah ke kunci mereka mesti ngedor dulu dan kalo yang bukain bunda, Shafa bisa diusir sebelum berhasil melangkah ke dalam.

"Kamar Jisung di atas ujung" Tas ransel yang Seonho pegang dia serahin ke Shafa.

"Gua masuk aja gitu? Gak sopan dong, yang ada bunda lo makin gak suka sama gua"

"Terus lo mau apa? Pergi ke kamar bunda minta ijin mau tinggal di sini?" Shafa diem gak lama dia nyelonong masuk gitu aja.

Shafa gak tau di pergi ke arah mana tapi Seonho dapat pastikan Shafa akan menuju dapur sekarang. Buru-buru Seonho nyusulin Shafa. Tapi langkah kaki Seonho terhenti waktu liat bunda sama Shafa sudah ketemu.

"Bun-" Omongan Seonho terpotong saat liat Shafa jalan ke arah bunda, nunduk terus ngambil tangan bunda.

"Assalamualaikum" Ekspresi bunda masih kaget setelah Shafa saliman tadi.

"Waalaikumsalam" Suara bunda halus banget mungkin Seonho aja gak denger.

"Mau ngapain kamu?" Sekarang berubah nada bicara bunda sinis ke Shafa. "Pulang"

Bunda nyeritin dahi dengan wajah bingung. "Sebagai istri Shafa wajib ngikutin ke mana suami pulang"

"Saya kan udah bilang, kenapa kamu gak pulang ke rumah mamah kamu aja sambil nunggu surat gugatan" Sakit banget waktu bunda bicara kayak gitu ke Shafa.

"Mamah udah coba perbaiki semuanya, sekarang terserah bunda mau kayak apa. Tapi kalo Shafa, Shafa gak bakal mau pernikahan yang digelar buru-buru ini diselesaikan buru-buru juga"

"Kamu gak tau diri banget yah?" Bunda mendekat ke arah Shafa, tapi pundaknya ditahan sama ayah yang baru balik dari kamar mandi.

"Loh Shafa?" Shafa senyum doang.

"Bagus deh, ayah di sini. Tolong bilangin dia suruh pulang!"

Ayah diem aja, bunda kesel liatnya.

"Udah, ayo ikut ayah!" Tangan ayah narik bunda menjauh dari dapur sedangkan bunda berontak gak terima.

Perasaan Shafa agak lega, dari awal Seonho emang udah nelepon ayah ngajak kerja sama supaya Shafa bisa rebut hati bunda kembali. Walaupun gitu Shafa yakin bunda gak bakal berubah secepet yang Shafa mau.

Seengaknya Shafa berusaha.

"Lo gkpp?" Tanya Seonho memastikan, soalnya mata Shafa berkaca-kaca gitu.

Halal?! [Jisung Park]Where stories live. Discover now