PART 4

904 115 33
                                    


Hening. Tidak ada yang berani berbicara selama pasangan suami istri itu saling bertatapan yang terasa seperti berjam jam lamanya.

Seseorang bergerak. Kim Yerim. Ia yang tiba bersama Seulgi dan berada di belakang Seulgi melangkah mendekati wanita itu, menyentuh lengan Seulgi. Tubuhnya maju, mendorong tubuh Seulgi sedikit di belakang tubuhnya. Melindungi wanita itu sekaligus janin yang tengah di kandungnya.

Ia mungkin tak sadar, bahwa tubuhnya lebih kecil dibanding tubuh orang yang ingin ia lindungi. Ia juga lupa, bahwa di belakang pria yang ada di hadapannya ada 3 lelaki bertubuh lebih besar dari pria itu yang tidak akan membiarkan hal buruk apapun terjadi.

"Yerim, kemarilah." Panggil Namjoon pelan.

Yerim masih tidak bergerak. Seulgi melepaskan tangan Yerim di lengannya, ganti menggenggam tangan gadis itu. Ia memutus kontak matanya dengan Jimin, beralih menatap mata Yerim, "Kita bertemu lagi besok."

"Unnie," Gumam Yerim melirik Jimin sebentar.

Seulgi tersenyum. Menepuk pipi gadis itu lembut. Lalu menatap Jimin, "Ayo kita pulang. Aku yang akan mengemudi." Ucapnya lalu berbalik tanpa menunggu jawaban Jimin.


Yoongi menyusul Seulgi ketika wanita itu sudah ada di teras depan, "Seulgi."

Seulgi berhenti.

"Aku minta maaf. Aku yang memancing Jimin. Dia tidak bermaksud dengan segala ucapannya."

Seulgi menatap Yoongi. Lelaki yang biasanya cuek ini menyiratkan ke khawatiran dari tatapan matanya, membuat Seulgi tersenyum tulus, "Tidak apa apa Oppa."

"Kau baik baik saja?"

"Tentu saja. Jangan khawatir." Seulgi tersenyum lagi. Ia melihat Jimin sudah mulai melangkah keluar dengan Taehyung yang masih berbicara padanya, "Sampai nanti Oppa."

"Berhati hatilah." Ucap Yoongi.

Seulgi mengangguk lalu berjalan menuju mobil Jimin yang terparkir. Lampu alarm berkedip sekali. Menandakan Jimin sudah membuka kuncinya. Seulgi membuka pintu pengemudi dan duduk di belakang setir.

10 detik kemudian pintu pengemudi terbuka lagi, wajah Jimin muncul, "Geser."

"Aku yang akan mengemudi."

"Jangan konyol!"

"Aku tidak ingin mempercayakan keselamatanku pada pria yang sedang emosi."

Jimin menyeringai, "Memangnya kau sedang tidak emosi?"

"Tidak." Jawab Seulgi langsung, ia mengedikkan kepalanya ke sebelahnya, "Cepat masuklah."

Jimin memutar bola matanya, tapi lalu memutari mobil untuk masuk dari pintu penumpang. Menyadari bahwa ada empat pasang mata yang mengamati mereka dari dalam rumah.



Seulgi melirik Jimin yang tengah menatap keluar jendela mobil. Ia ingin marah pada pria itu, ia ingin berteriak. Ingin menangis, tapi ia tak bisa. Seulgi bisa melawan siapa saja yang menyakitinya. Tetapi jika itu orang yang benar benar ia sayang, ia jadi tak berdaya.

"Seulgi?"

Tanpa sadar ternyata Jimin sudah mengalihkan pandangannya pada Seulgi.

"Apa jika aku berbicara denganmu sekarang soal apa yang terjadi tadi, aku akan membahayakan keselamatanku karena kau akan emosi?"

Seulgi mendenguskan tawa, sedetik kemudian ia merapatkan bibirnya lagi, "jangan berbelit belit Park, katakan saja apa yang ada di fikiranmu sekarang."

BUTTERFLYWhere stories live. Discover now