PART 7 (END)

1.6K 130 52
                                    

"Tidak usah turun, langsung saja berangkat." Ucap Seulgi ketika Jimin hendak turun dari mobil saat sampai di depan butik. Ia melepaskan seatbeltnya.

"Memangnya kenapa tidak boleh?"

Seulgi tersenyum menatap Jimin yang mencebik, "Karena aku tidak mau dipergoki Yerim melakukan ini." Seulgi mengulurkan tangan, meraih wajah Jimin. Lalu memajukan wajah, mengulum bibir penuh lelaki itu.

Jimin mendesah pelan ketika Seulgi menggigiti bibir bawahnya. Tangannya menelusup masuk ke tengkuk Seulgi. Memperdalam penyatuan bibir mereka. Lidahnya menyeruak masuk, melata di dalam mulut Seulgi yang panas.

Terengah engah, Seulgi melepaskan diri. Bola matanya sayu menatap Jimin. Jimin mengelus pipi Seulgi lalu mencium rahang wanitanya sebelum kembali mengecup bibir manis Seulgi.

Kembali, Seulgi yang melepaskan diri. Dia menahan wajah Jimin dengan tangannya. Tersenyum geli, "Astaga, kau belepotan." Ujarnya lalu mengaduk tasnya untuk mencari tissue.

Jimin melirik bangku belakang. Lalu menghela nafas panjang, sadar keinginannya tidak bisa terpenuhi. Bukan saja karena mereka kini sedang berada di parkiran depan butik seulgi yang mana merupakan tempat umum -Astaga bisa bisa ia ditangkap polisi- , juga tidak bisa karena kondisi Seulgi yang sekarang. Jimin tidak berani.

Jadi ia hanya menggertakkan gigi dan berusaha mengosongkan fikirannya ketika Seulgi menyentuh bibirnya lagi. Membersihkan noda lipstik Seulgi di bibir Jimin.

"Kenapa dengan ekspresimu?" Tanya Seulgi geli.

Jimin tersenyum masam.

Seulgi memajukan tubuhnya lagi. Memeluk Jimin. Ia menyurukkan wajahnya ke leher Jimin. Nafasnya terasa hangat menerpa leher Jimin.

"Aku mencintaimu Jimin."

"Aku mencintaimu lebih lagi." Jawab Jimin, mengelus rambut Seulgi, "Apa karena kita sudah lama tidak berangkat bekerja bersama, rasanya ini seperti adegan drama?"

Seulgi terkekeh. Ia menarik tubuhnya, menatap Jimin lekat lekat, "Hati hati. Jaga dirimu. Jangan melewatkan makan."

Jimin mengangkat alis, "ini adegan drama apa?"

Seulgi tersenyum lagi. Mengelus pipi Jimin, "pergilah."

Jimin mengecup bibir Seulgi sekali lagi. Merasakan senyum wanita itu di bibirnya. "Kau juga, makanlah dengan benar."

Seulgi mengangguk. Ia kemudian turun dari mobil. Menoleh pada Jimin sebelum menutup pintu, "Sampai jumpa Jimin." Ucapnya lalu melambai dan langsung masuk ke dalam butik.



Jimin tertawa getir. Jadi itu perpisahan? Kau harus membayarnya nanti Kang Seulgi. Ia menghela nafas berulang ulang. Berusaha menjaga kecepatan mobilnya agar tidak membahayakan dirinya atau pengemudi lain.

"Jangan lakukan sayang, kumohon. Kau bisa menghancurkan dirimu sendiri kalau melakukannya." Bisik Jimin. Berdoa dalam hati supaya ia tidak terlambat. Ya Tuhan, jangan sampai ia terlambat.



Kupu-kupu, seperti seekor kupu-kupu
Menyerupai kupu-kupu, seperti kupu-kupu
Kupu-kupu, seperti seekor kupu-kupu
Menyerupai kupu-kupu, seperti kupu-kupu

Kau seperti seekor kupu-kupu
Dari kejauhan, aku mencuri pandangan
Jika kita bersentuhan, akankah aku kehilanganmu?
Kau bersinar dalam kegelapan
Sentuhanmu seperti sebuah cahaya, membuatku tiba-tiba lupa akan kenyataan

BUTTERFLYWhere stories live. Discover now