The second woman 26

2.8K 304 35
                                    

Sudah sepekan berlalu , namun berita itu tak kunjung mereda juga . Sedangkan Sasuke ia sudah pulang ke mansion namun ia masih tidak di izinkan untuk bekerja karena tangan dan kakinya belum pulih .
Selama itu pula ia tak pernah bertemu Hinata ,
Ia hanya bertukar kabar melalui pesan dan panggilan .

Sakura benar - benar tidak memperdulikan tentang Sasuke , mereka masih tidur di kamar yang sama , di ranjang yang sama , namun Sakura seolah membangun dinding pembatas .
Setiap obrolan yang di lakukan selalu berunjung pertengkaran , karena yang keluar dari mulut Sakura hanya kata - kata tajam menusuk .

Hari ini , Sakura dan orang - orangnya akan pergi jalan - jalan bersama , Sakura sudah berjanji pada anak - anak pergi sebelum ia kembali bekerja .
Sakura berencana akan pergi ke salah satu hotel milik Sasuke yang terletak di Zelonogorsk , Rusia . Hotel tersebut tak jauh dari pantai , ia sekalian ingin menikmati indahnya gelombang laut .

Semua orang sudah berada di rooftop mansion , Sakura akan pergi dengan privat Jet .

"Jagalah Tuan mu dengan benar , aku masih ingin melihatnya hidup untuk melihat kehancuran istri keduanya ." Ucap Sakura sambil berlalu masuk .

Sedangkan Kabuto menatap tidak percaya ketika Jet itu terbang , ia di tinggalkan . Lelaki itu menghela nafas lelah , selama Sasuke sakit ia lah yang mengurus semua pekerjaan dan masalah lainnya , ia juga harus menjaga Sasuke .
Sedangkan mereka semua akan bersenang - senang ? Astaga , kau memang tidak beruntung , Kabuto .



*****

Sakura dan semua orang mendarat cantik di rooftop hotel , setelah mendapatkan kamar masing - masing mereka memilih beristirahat terlebih dulu sebelum menghabiskan waktu di pantai .
Sasori , Jugo dan Yamato berada di dalam kamar masing - masing , Ayame dan Karin juga berada kamar masing - masing .

Tentang Jugo dan Yamato mereka sebenarnya adalah ajunda Sakura , namun saat ini Sakura menyuruh mereka menjaga mertuanya karena saat ini sedang ada keadaan darurat .
Namun sekarang mertuanya mengembalikan mereka kepada Sakura . Jadi sudah bisa dapat di pastikan bahwa saat ini mereka benar - benar melakukan liburan bersama .

Setelah makan siang yang tertunda , mereka semua berjalan menuju pantai . Sampai di pantai Sakura memilih menyendiri berjalan - jalan di bibir pantai . Mempercayai anak - anak pada orang kepercayaannya .
Sakura mengamati hamparan laut yang luas di hadapannya , perasaan tenang ketika ombak menyapu kaki mulusnya .


Tuhan , aku tak pernah menyalahkanmu atas apa yang pernah terjadi . Ku akui aku memang bukan wanita yang baik , aku tak lain adalah wanita yang penuh dosa .
Namun aku hanya meminta sedikit untuk kebahagian anak - anakku .
Aku tidak pernah menyesal dengan apa yang terjadi dalam hidupku , ku anggap semua itu hanyalah ujian menuju jalan kebahagiaan .




******

Di sisi lain , seorang lelaki menatap intens ke arah Sakura yang tak berada jauh darinya ,
Lelaki itu tersenyum dan berjalan mendekat ke arah Sakura yang termenung sendirian .

"Pantai ini terlalu indah jika hanya kau gunakan untuk meratapi nasib , itu tidak akan berubah ." Lelaki itu bersuara memecahkan lamunan Sakura .

Namun Sakura masih diam tak menoleh sedikitpun .
Lelaki itu juga hanya berdiri diam , masih mengamati Sakura yang berdiam diri .

"Bagaimana kabarmu Queen ?" Pertanyaan lelaki tersebut membuat Sakura menoleh , menatap lelaki itu dengan wajah datar .

"Bukan urusanmu !"

"Kau masih sama , wanita yang selalu aku cintai ."

"Omong kosong apa yang kau bicarakan ?"

"Jangan berpura - pura kuat karena kau juga bisa mengapresiasikan dirimu , jangan memendamnya dalam hati saja , itu akan menyakitimu ."

"Hentikan omong kosongmu dan pergi dari hadapanku !" Jawab Sakura sinis .

Sakura memilih mengabaikan lelaki tersebut ,
Ia berjalan menjauh . Namun siapa sangka lelaki tersebut malah mengikutinya dari belakang .

"Aku akan benar - benar membunuhmu jika kau masih mengikutiku !"

Lelaki itu tertawa ." Bahkan aku rela mati di tanganmu , Queen ." Ucapnya seolah serius .
Tapi Sakura tidak menanggapinya .

Kenapa ia harus bertemu lelaki itu di sini , pasti itu pasti sedang menertawakan dirinya saat ini .

"Maumu apa sebenarnya , Hah ?" Ucap Sakura terpancing emosi , suaranya yang lantang membuat orang - orangnya menoleh dan dengan sigap berlari dan menghampirinya .
Mungkin mereka pikir Sakura dalam bahaya .

"Astaga Queen , lihatlah mereka bahkan panik saat kau berteriak ."

"Menyingkirlah dari hadapanku sekarang juga !"

Sakura meninggalkan lelaki itu , berjalan dengan cepat menghampiri orang - orangnya dan segera pergi menjauh . Lelaki tersebut hanya menatap kepergian Sakura dengan tersenyum . Wanita itu masih sama , tidak ada yang berubah sama sekali .



*****

Sedangkan di sisi lain Sasuke tengah marah , marah melihat semua orang yang mengacuhkan dirinya , bahkan anak - anak juga tidak peduli lagi padanya .
Bagaimana mungkin ia di tinggalkan dalam keadaan seperti ini sedangkan mereka tengah bersenang - senang .

Bahkan ia belum bisa menghilangkan berita tersebut , mereka sudah mencoba berbagai cara untuk namun tidak membuahkan hasil sama sekali . Sasuke yakin ini adalah permainan seseorang , namun ia belum menemukan orang - orang yang di curigai .

Sasuke meninju nakas yang berada di samping ranjang . Kabuto hanya diam memperhatikan dengan tetap menghadap pekerjaan .

"Kemana mereka pergi ?" Ucap Sasuke membuat Kabuto menghentikan pekerjaanya sebentar .

"Nyonya tidak bilang , Tuan ?"

"Luar negara ?"

"Sepertinya iya , Tuan ."

"Kemana mereka , Sialan ! Sakura , kau sudah mulai membangkang !" Geram Sasuke dengan kesal .

Diam - diam Kabuto tersenyum menyeringai , ia mengambil ponselnya dan entah mengirim pesan pada siapa . Namun ekspresinya benar - benar menyebalkan . Seolah lelaki tersebut menikmati setiap kesulitan dan kemarahan yang di alami Tuannya .

*****

Malam semakin larut , setelah menidurkan anak - anak , Sakura memilih keluar .
Langkah kaki Sakura membawanya menuju pantai . Ia mendudukkan diri di kursi santai ,
Tak banyak orang yang berlalu lalang disana mengingat ini sudah tengah malam .
Semilar angin dan ombak seolah menjadi pengiring lamunan Sakura .

"Aku memang sangat mencintaimu , Sasuke .
Namun bukan berarti aku bodoh dan menutup mata dengan apa yang kau lakukan ." Sakura bergumam lirih .

"Queen !"panggil seseorang tiba - tiba .

Sakura menengok , lelaki itu lagi . Ternyata ia sudah duduk di kursi santai bersebelahan dengan Sakura . Entah kapan datangnya lelaki itu , Sakura tidak menyadari kedatangannya .

"Menyesal , Eh ?" Suaranya seolah menyindir Sakura .

Sakura menatap tajam lelaki tersebut ." Ck ! Menyingkirlah dari hadapanku sekarang juga !"

"Kau tidak merindukanku ?"

"In your dream !"

"Bahkan aku selalu merindukanmu , Queen "

"Diamlah brengsek , aku muak mendengar ocehanmu !" Kesal Sakura segera beranjak dari tempatnya .
Ia sedang tidak ingin berdebat namun lelaki itu menggangu saja .

"Kenapa untuk bicara dengan mu saja tidak bisa ?!" Nada suaranya merendah . Lelaki tersebut bahkan menunduk seolah menyesal . Namun tak lama lelaki itu menyeringai .

"Jangan menampakkan dirimu lagi di hadapanku atau kau akan tau akibatnya , Nagato !"

Sakura menghentakan kaki meninggalkan lelaki tersebut .

"Kau selalu tidak bisa mengendalikan diri di hadapanku , Queen ."












Tbc .
Jangan lupa tinggalkan jejak , vote dan komen 💚🌱
See u 🌱

The Second WomanWhere stories live. Discover now