Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kamis
Semenjak perginya Asahi dari rumah, tak ada teror yang terjadi di kosan, hal itu membuat semua orang semakin yakin bahwa Asahi pelakunya.
"Bener kan anjir berarti, bang Sahi pelaku nya, ga nyangka gue" kata Doyoung.
"Tau darimana? Gausa ngomong gitu dulu, jangan mentang-mentang semenjak Asahi keluar terornya ga ada lagi terus lo bisa seenaknya ngomong Asahi bener-bener penerornya" kata Yoshi.
"Dan sekarang kita fokus dulu ke Jeongwoo yang masih koma dan Yedam yang belum ketemu sampe sekarang" sambung Yoshi.
"Lagian, Gue yakin kok bukan Asahi pelakunya, dia ga mungkin ngelakuin ini semua, dan dia ga mungkin setega itu ngelukain Jeongwoo dan nyulik Yedam" timpa Jaehyuk.
"Jangan terlalu yakin juga jae, peluang dia untuk neror dan nyiapin kejahatan lainnya bakal lebih besar karna dia udah ga ada lagi di kosan" potong Mashiho.
"Tapi kita juga salah, karna, dengan kita ngusir Asahi dari kosan kita malah ga bisa ngawasin dia, dan bahkan kita ga tau dia dimana sekarang, bisa jadi dia lebih buruk kan?" Kata Hyunsuk.
Namun sesaat kemudian dia teringat kata-kata Asahi semalam.
"Maksud dia apa ya? Tapi ada benernya, gua harus waspada sama semua orang di kosan" batin Hyunsuk.
Clek
"TRAUMA GUE AMA MATI LAMPU" teriak Junkyu.
Tringgg...
Handphone Haruto berdering.
Terletak nomor yang tak di kenal disana.
"Angkat aja To, siapa tau penting" kata Yoshi.
"Halo...??"
"....."
"Halo?? Halo?? Kok ga jawab?" Kata Haruto sekali lagi.
Tut....tut....
"Lah anjir? Di putusin?" Kata Haruto sambil menatap layar handphone-nya.
"Orang iseng kali" kata Mashiho.
Ting!
Handphone Haruto kembali berbunyi, tapi kali ini bukan telepon, namun pesan masuk dengan nomor yang sama seperti yang menelponnya tadi.
