Part 34 : Bulan Madu?

8.3K 501 3
                                    

Masih inget chapter kemarin?

Aku boleh minta kalian tulis kesan sama karakter Ayna? Tulis di sini ya...

Jangan lupa vote, komen, kalau perlu share. Kalau menurut kalian cerita ini bermanfaat, silakan share biar dapet pahala :)



🍂 Happy Readings 🍂

Semalaman Ayna memikirkan perihal kajian kemarin, ditambah pula perubahan sikap Arqan tadi malam membuatnya pusing. Entah kenapa laki-laki itu seolah bersikap dingin pada Ayna, padahal kemarin dia masih bisa bergurau pada Ayna.

Ayna yang saat ini tengah rebahan dengan posisi telungkup dengan tiba-tiba bangkit, satu pemikiran terlintas dibenaknya. Apa Arqan tau jika kemarin Ayna bertemu Rafka? Lalu sekarang dia marah karena Ayna tak jujur? Tapi kenapa pula marahnya sekarang tidak kemarin? Dan kenapa pula lelaki itu tidak menegurnya seperti biasa jika dia melakukan kesalahan?

Banyak sekali pertanyaan kenapa dalam benak Ayna kini, gadis yang kini masih memakai piyama bermotif Teddy Bear itu mendesah pelan. Dia harus segera menyelesaikan semuanya.

"Maaf, Pak. Tapi saya janji akan belajar jadi istri yang baik buat Bapak mulai dari sekarang." Tekad Ayna sudah bulat, bahkan malam ini dia berencana mengajak Arqan untuk menginap di salah satu hotel bintang lima untuk berbulan madu.

"Udah sore, aku harus pesen dulu kamar hotelnya. Takut keburu penuh." Usai ekor matanya melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 16.30 WIB, gadis itu dengan cepat melesat menuju kamar mandi guna membersihkan tubuhnya.

30 menit berlalu, Ayna sudah siap dengan mengenakan Baloon sleeve sweatshirt berwarna army dipadukan dengan pleated skirt dan white sneakers sebagai sepatunya. Cukup tertutup jika dibandingkan dengan gaya fashion Ayna yang dulu, dengan menambahkan hijab saja maka auratnya sudah bisa disebut tertutup.

Diraihnya tas selempang merk Jims Honey itu lalu kakinya melangkah lebar menuju keluar.

Turun dari tangga, presensi Ayna langsung disambut delikan mata dari sang mama. Wanita yang sudah tak lagi muda itu menatapnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Tumben nggak pakai dress selutut atau pakai jeans ketat kayak legging itu? Biasanya kamu pengen ikutan trend bahunya melorot itu, atau dress yang punggungnya keliatan kayak kurang bahan." Farah memicingkan matanya, ada sedikit perbedaan dari penampilan puterinya saat ini.

Didepannya Ayna berdecak kecil. "Mau belajar berubah, Ma. Nggak usah pakai komen kayak lagi fashion show."

"Tambahin hijab kamu udah bisa disebut muslimah," komentar Farah.

"Kalau itu nanti, aku belum siap. Aku pergi dulu ya, Ma." Tak mau lebih lama lagi meladeni sang mama, Ayna pun pamit pergi.

"Eh mau ke mana?" tanya Farah.

"Aku mau bulan madu, assalamu'alaikum." Jawaban dari Ayna sungguh membuat Farah menganga di tempatnya, dia bahkan tak sadar jika puterinya itu sudah berlalu setelah mengecup sekilas punggung tangannya.

"Bulan madu? Bukannya kemarin ke pantai itu bulan madu?" gumam Farah.

•••

Dear My Husband (COMPLETE)Where stories live. Discover now