9. hug

1K 131 5
                                    

"Jek", panggil Jeffrey saat Jevon memasuki kelas bersama Endra. Jevon menghampiri mejanya yang ada di depan meja Jeffrey, meletakan tas lalu membalikan kursinya agar dapat menghadap Jeffrey.

Jevon menopangkan dagunya ditangan, bersikap sok manis. "Apa?"

Endra yang melewati meja Jevon menempeleng kepala Jevon karena enek ngeliat Jevon sok manis gitu.

"Lu ngapa si Ndra, punya masalah apa lu sama gua?", tanya Jevon nyolot.

"Sok manis lu anjing", jawab Endra. Ia menoel noel lengan Jeffrey.

"Awas", ucap Endra. Jeffrey berdiri dari duduknya, membiarkan Endra duduk di tempatnya yang terletak di pojok.

"Jek —"

"Gausah ngajak ngobrol gua, ngobrol aja sana sama gagak", omongan Endra terputus oleh sautan Jevon yang membuat Endra terdiam.

"Jek"

"Kenapa Jep?", balas Jevon dengan halus saat Jeffrey memanggilnya.

"PILIH KASIH, GILIRAN JEPRI YANG MANGGIL LU NYAUTNYA ALUS BENER!", seru Endra. tetapi Jevon tidak peduli dan mengacuhkan seruan Endra.

"Lu bilang kalo gua harus putus dari Rosa kan?", tanya Jeffrey. Jevon mengangguk.

"Berarti gua masih boleh dong deketin Rosa?", Jevon mengernyitkan dahinya, merasa bingung.

"Maksud lu?", tanya Endra yang mewakili pertanyaan di pikiran Jevon.

"Gua mau deketin Rosa lagi, biar dia ga bisa deket sama cowok lain. Kalo masa itu udah kelar, gua mau ngajak Rosa balikan"

"Lu ga kasian sama Rosa?", tanya Jevon sinis.

"Kasian?"

"Ya kasian lah bego, lu mutusin dia dengan alesan ga jelas. Trus lu ngedeketin dia lagi kayak gitu?", balas Endra.

"Gausah egois, biarin Rosa bahagia tanpa lu", sambung Jevon. Jeffrey mengepalkan tangannya, lalu memukul meja.

"Lo semua juga ga lupa kan, gua putus bukan karena keinginan gua sendiri?"

"Tau, tapi itu konsekuensi yang harus lu hadepin Jeffrey", balas Jevon.

"Bangsat lah", setalah itu Jeffrey meninggalkan Jevon dan Endra.

"Mau kemana lo?", setengah berteriak, Endra memanggil Jeffrey.

"Udah biarin aja", balas Jevon. Miles yang baru sampai terheran heran melihat Jeffrey yang terlihat marah dan mengabaikan sapaannya tadi.

"Tuh anak kenapa?", tanya Miles menunjuk Jeffrey dengan kepalanya.

"Biasalah, masalah Rosa. Udah diemin aja. Ntar juga baek sendiri", bales Jevon. Miles mengangguk, menaruh tas di mejanya lalu menghampiri salah satu murid rajin dan pintar di kelasnya.

"Bagi contekan inggris dong", ucap Miles yang langsung dikasih oleh murid tersebut

———

"Lisa, gua mau bolos kelas. Kalo ada guru nanyain, bilang aja maag gua kambuh."

"Mau kemana emang lu?", tanya Lisa ke Rosa. Rosa menunjuk ke atas yang berarti Rooftoop sekolah mereka.

"Kenapa lagi?"

"...."

"Yaudah sana", mendengar ucapan Lisa, Rosa segera pergi ke Rooftoop sebelum bel berbunyi. Lisa sudah hafal dengan kebiasaan Rosa yang selalu menyendiri saat sedang bingung atau sedang ada yang ia pikirkan. Dia juga tidak memaksa Rosa menceritakan apa yang sedang ia pikirkan, karena Lisa yakin saat sudah siap. Rosa akan menceritakan semuanya kepada Lisa.

Sesampainya di atap, Rosa menyusun bangku dan meja yang tidak terpakai di tempat yang teduh. Setelah selesai, ia menyetel musik dengan volume sedang dari handphonenya agar merasa tenang dan merasa tidak sendiri.

Rosa menatap hamparan langit biru yang maha luas, hari ini cuacanya tidak terlalu terik dan banyak awan putih yang menambah kesan aesthetic pada cuaca hari ini. Rosa bengong, memikirkan perasaannya yang tidak menentu. Ia tidak tau bagaimana perasaanya, ia tidak tau harus bagaimana, ia juga tidak tau apa yang sebenernya sedang ia rasa dan ia pikirkan.

Disaat seperti ini, kenangannya dengan Jeffrey mendadak muncul. Saat Rosa sedang menemani Jeffrey latihan basket, saat bercanda dengan Jeffrey, saat ia jalan bareng sama Jeffrey dan saat ia menghabiskan banyak waktu bersama Jeffrey.

Rosa tersadar dari lamunanya, saat pintu Rooftoop yang sudah tua berdecit. Menandakan ada yang membuka pintu itu. Rosa menoleh menatap pintu itu, saat pintu itu terbuka sepenuhnya. Rosa merasa tak karuan. Yang membuka pintu adalah Jeffrey — orang yang sejak tadi ia pikirkan, orang yang sedang ia rindukan. Ia merasa rindu sekaligus marah pada pria itu.

Jeffrey menghampiri Rosa, lalu duduk disebelahnya.

"Jeffrey...", lirih Rosa.

Jeffrey memeluk Rosa dari samping untuk beberapa saat, saat Rosa tersadar ia melepaskan pelukannya dengan Jeffrey.

Rosa mengambil handphonenya tanpa mematikan musiknya, lalu berdiri dan hendak segera pergi dari sana.

"ROSA!", panggil Jeffrey yang membuat Rosa berhenti berjalan.

All I hear is raindrops
Falling on the rooftop

Jeffrey berjalan menuju Rosa, Rosa mati matian menahan air matanya. Ia mengigit bibirnya.

Oh, baby tell me why'd you have to go
'Cause this pain I feel
It won't go away

Jeffrey memegang pundak Rosa, lalu membalik badan Rosa agar menghadap ke arahnya.

"Rosa", panggil Jeffrey dengan suara rendahnya.

"...."

And today I'm officially missing you
I thought that from this heartache
I could escape

"Rosa, tatap mata gua", Jeffrey berujar pelan, Rosa perlahan menatap mata Jeffrey. Tanpa ia sadari, air mata meluncur dari matanya.

"Rosa i miss you now, tomorrow and for so on. I always think about you. I need you to be here, to calm me down and wipe my tears.", lalu Jeffrey memeluk Rosa erat. Air mata Rosa semakin deras.

Jeffrey juga menitikan setetes air mata, "I wish you miss me as I miss you this time."

Rosa balas memeluk Jeffrey, menyalurkan rasa rindunya kepada mantan kekasihnya tersebut. Dibawah sinar matahari, diatas Rooftoop, mereka saling memeluk ; berbagi rasa rindu yang sudah lama saling mereka pendam.

But I fronted long enough to know
There ain't no way
And today
I'm officially missing you

***

gatau, gua makin lama makin ngerasa kalo cerita ini makin ga jelas. anw soriii telat update.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 28, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

dear exWhere stories live. Discover now