Darahku.. Yerin menghentikan langkahnya. Perlahan gadis itu menolehkan kepalanya ke belakang, mencari 'seseorang' yang mengikutinya dan tidak menemukan seorangpun di belakangnya. Yerin mengembuskan napasnya, berusaha menjernihkan pikirannya. Mungkin dia terlalu banyak pikiran hingga mengira ada orang yang mengikutinya belakangan ini. Dia kembali menghadap lurus ke depan dan melangkahkan kakinya maju, meski keraguan masih menyelimuti hatinya. Keringatku.. Tapi, pada kenyataannya firasat Yerin memang benar. Ada orang yang mengikutinya, ada tatapan setajam elang yang selalu mengiringi kemanapun Yerin pergi. Orang itu tidak mau berhenti melakukannya, seolah hal itu adalah kewajibannya, bahkan mungkin sudah menjadi kebutuhannya. Orang yang mengikuti Yerin itu telah berjanji dalam hatinya jika dia tidak akan pernah melepaskan gadis itu hingga kapanpun. Air mataku.. Yerin tersenyum riang saat mendapati dirinya beberapa langkah lagi akan sampai ke rumahnya. Ya, setidaknya itu membuat Yerin tenang, dia tidak perlu merasakan ketakutan lagi. Namun, ketenangannya harus sirna saat dirasanya seseorang membekapnya dari belakang. Yerin bahkan belum melangkahkan kakinya lebih jauh. Air mata Yerin jatuh saat aroma asing memaksa memasuki indera penciumannya. Aroma itu menusuknya membuat kepalanya pening. Yerin mencoba meronta sekuatnya, tapi aroma itu berhasil mengalahkannya. Perlahan tenaganya menghilang, berikut penglihatannya juga. Semuanya gelap. [TERINSPIRASI DARI DRAMA KILL ME, HEAL ME DAN FILM SPLIT]