sequel dari possesif brother. jadi, sebelum membaca ini. diharapkan membaca yang possesif brother dulu. ✓✓✓✓✓ "Kak dia ganteng loh." "Bodo amat." "Dia baik." "Gak peduli." "Dia kaya." "Kakak juga kaya." "Dia setia." "Masih setia-an juga si Reni yang ngejer setan." "Huh, yaudah. Kali ini dia cantik." "Hah?!," ✓✓✓✓✓ Vana jangan begini, vana jangan begitu, ini itu semuanya gak boleh... Terus yang boleh nya apa?, Main sama Dajjal gitu?, Soalnya kalau main sama manusia lain nya vana gak di izinin sama para kakak nya--catat super duper possesif. Ingin sekali rasanya ia kabur dari rumah, main sepuasnya yang ia mau tanpa harus di kekang. Karena ia bukan Kukang. Tapi, vana ingat. Kalau mau bertahan hidup itu harus makan dan mencari tempat tinggal supaya bisa aman, sedangkan kalau dirinya kabur ia tak tahu mau makan dan tinggal dimana nantinya. Dan jadilah rencana kabur itu hanyalah sebagai wacana. ✓✓✓✓✓ "Kak, aku mau kabur." Mau tak mau dirinya harus izin dulu. Supaya fasilitasnya masih bisa terjamin. "Dari?," Leon, dirinya sengaja izin dengan Leon, soalnya diantara kakak nya yang lain. Leon lah yang cukup cuek terhadapnya. "Rumah lah, masa dari Hongkong!," "Oh," "Kok, cuma oh?," "Lah terus?," Vana cemberut sebal sedangkan Leon mengkerut heran. "Aku mau Kabur dari rumah loh kak," "Yaudah sana kabur aja, yang penting kasih tahu kabur nya mau kemana. Supaya keluarga gak pusing nemuin jenazah kamu nanti." Lima kakak possesif, satu kakak yang kelihatan nya cuek...(padahal tidak) Cuma tsundere aja.. Berada di ruang ini, mungkin sudah takdirmu. Tapi, jendela mana yang ingin kamu lihat, itu pilihan mu. Writted by, Ata L.B ❤ Don't copy my story', writter 2020
25 parts