IV

2.7K 347 27
                                    

Jika ditanya, lebih baik diam di belakang komputer atau pergi ke bar dan berujung mabuk? Jelas jawabannya adalah yang pertama! Walaupun pergi ke bar secara gratisㅡ alias seluruh biaya ditanggung oleh sang bos, tetapi jika berujung merepotkan, buat apa?

Entah sudah berapa kali Taeyong menghela nafas. Jaehyun pergi mengajaknya ke sebuah bar di siang hari! Bayangkan saja, matahari masih berada di tengah menyinari bumi dengan semangat, tetapi dirinya sudah berada di sebuah bar dengan bau alkohol dan rokok yang sangat menyengat.

Bahunya terkulai lemas meliat Jaehyun yang sudah mulai sempoyongan beserta 7 botol diatas mejanya. Jaehyun yang sedang stress adalah Jaehyun yang menyebalkan. Bila seperti ini, pasti nanti Taeyong yang harus menggotong tubuh super besar si Alpha.

Hey, Taeyong tidak selemah itu! Ia pasti kuat, hanya saja ia terlalu malas karena tubuh orang mabuk dua kali lebih berat daripada orang pingsan. Fuck this, fuck today and fuck his life.

Tadinya Taeyong ingin meminta bantuan Mark atau Jeno. Namun, mengingat si kembar amat sangat membenci Jaehyun jadi terpaksa ia harus berjuang sendiri.

Sepanjang perjalanan menuju parkiran, Jaehyun tak henti-hentinya mengoceh. Bahu Taeyong sudah pegal karena memapah tubuh Jaehyun yang tidak bisa berjalan dengan benar. Bahkan terkadang Taeyong menyeretnya!

"Hah.. kau sangat merepotkan. Andai kau bukan bos-ku."

"Hehehe Taeyong sangaat wangi. Aku suka aroma feromon Taeyong mmm." Lagi, Jaehyun mengoceh seraya menciumi tengkuk Taeyong. Membuat sang empu bergidik, berusaha menjauhkan kepalanya dari jangkauan sang Alpha namun sangat sulit.

"Kau milikku, Taeyong."

"Jika si keparat itu akan menikahi Xiaojun, aku bersumpah akan menikahimu detik itu juga. Karena aku tidak akan kalah. Hahahaha."

"Taeyong~"

"Taeyㅡ"

"Paman!" Taeyong berteriak memanggil supir Jaehyun.

Mengerti akan situasi, supir Jaehyun itu langsung berlari menghampiri Jaehyun dan Taeyong, lalu membantu memapah orang mabuk itu ke dalam mobil.

"Tuan Taeyong, Anda bisa duduk di depan."

"Oh, tidak, terima kasih paman. Tapi aku rasa aku akan langsung pulang. Adikku sudah menjemput di depan."

"Kalau begitu biar saya antarㅡ"

"Tidak, tidak! Sebaiknya paman langsung antar Jaehyun karena sepertinya dia terlalu mabuk berat."

"Baiklah kalau begitu, kami duluan. Hati-hati, Tuan Taeyong."

Taeyong hanya mengangguk. Matanya tidak lepas dari mobil msmmsz Jaehyun yang semakin mengecil di penglihatannya. Ia menghela nafas lega.

Satu masalah untuk hari ini sudah selesai.

Ia merenung. Dijemput adik? Ha ha mana mungkin nyali Taeyong sebesar itu? Kalau keluarganya tahu ia berada di pub siang bolong, maka tamatlah riwayatnya.

"Ahh apakah aku harus menaiki bus?" Kakinya melangkah dengan lunglai. Tak apa, mungkin ini adalah awal untuk belajar menjadi mandiri.

..

Yeah, belajar mandiri.

Nyatanya, Taeyong tidak akan pernah bisa. Terbukti dari niat awal yang ingin mencoba pulang dengan bus, berujung ia menaiki taksi. Bukannya sombong, namun Taeyong takut tidak dapat duduk di dalam bus nanti. Karena demi apapun, badannya pegal semua setelah membopong tubuh besar Jaehyun. Lagipula, Taeyong mana tahu rute bus umum?

Protective Brother ⭑ Jaeyong, Markhyuck, NominWhere stories live. Discover now