VIII

31 5 4
                                    

Tepat pukul 07.30 akilla sudah sampai dibandara bersama kedua orangtuanya. Ia menghela nafas berat,  kejadian kemarin membuatnya jadi lebih pendiam dari pada biasanya,  dan kedua orangtuanya mencoba memahami perasaan akilla. Dan tepat pukul 8 sebuah suara mengumumkan bahwa pesawat yang akan akilla naiki segera berangkat.

"mah,  pah aku berangkat dulu yah" akilla memeluk papah dan mamahnya,  tapi saat ia akan meregangkan pelukannya dila malah mendekap erat tubuh akilla, akilla bisa merasakan ada air yang menetes dibahunya,  ia menghela nafas kecil

"mah.... "

"kamu jaga diri baik baik yah sayang,  jangan nakal,  jangan bikin om kamu repot,  jangan telat makan, jangan-"

"mah" akilla menghela nafas "it's okey, i'll be fine " ujar akilla menenangkan

"nanti liburan musim panas,  kamu harus janji pulang ke indonesia oke? " ujar mamahnya dengan nada menuntut

"liburan musim panasnya aja baru beberapa bulan kemarin mah-"

"intinya kamu harus janji ke mamah,  setiap liburan kamu harus-"

"mah,  pesawatnya akilla udah mau take off tuh" ujar ananta memperingati

"yaudah mah,  pah akilla pergi yah,  pah jangan lupa jagain mamah,  mamah juga jangan bikin repot papah" akilla terkekeh pelan lalu menarik kopernya menuju pesawat sambil terus melambaikan tangan kepada kedua orangtuanya.

Didalam pesawat akilla sedikit kecewa karna mendapatkan tempat duduk yang terbilang jauh dari jendela. Tapi kemudian ia menerimanya dan mulai membenahi barang barangnya,  seperti memasukan tasnya ketempat yang sudah disediakan.

Menurut yang dia ketahui, perjalan yang harus ditempuh adalah 7 jam 20 menit dari soekarno hatta jakarta menuju tokyo narita. Waktu selama itu akan akilla habiskan dengan cara apa? Bahkan ponsel saja dilarang di dalam pesawat, jadi akilla memutuskan untuk tidur.

Akilla melengguh, ia mengucek matanya,  pukul berapa sekarang? Akilla bertanya pada seorang pramugari yang kebetulan sedang lewat

"kak,  boleh numpang tanya? "

"iya kak? Ada yang bisa saya bantu? "

"sekarang jam berapa yah? "

"ohh sekarang pukul 13 waktu jepang"

"hah? Berarti bentar lagi kita landing dong? "

"iya kak,  sekitar 15 menit lagi,  jadi mohon sabuk Pengamannya di kencangkan yah kak"

"oh oke,  thanks" pramugari itu tersenyum sopan lalu pergi sedangkan akilla mengencangkan sabuknya, Dan benar saja 15 menit kemudian pesawatnya mendarat. Sebelum turun akilla memakai mantelnya,  karna saat ini adalah musim dingin. Setelah akilla turun,  ia membawa tas dan kopernya menuju tempat tunggu, tapi tiba tiba-

BRUK!!!!
"AHHK " akilla mengaduh saat seseorang menabraknya dari belakang, dan sialnya ia terjatuh tepat diatas tangan kirinya yang masih sakit dan belum pulih,  akilla meringis,  tangan yang kemarin membiru itu kini bertambah parah dengan darah yang keluar dari luka gores akibat tragedi tadi. Sementara orang yang menabraknya malah kabur begitu saja. Apakah orang orang jepang memiliki budaya untuk tidak bertanggung jawab dengan apa yang telah Mereka lakukan?

"ミス大丈夫ですか?"

"hah?" akilla mengernyit tak paham saat tiba tiba seorang laki laki berjongkok didepannya dan bertanya menggunakan bahasa jepang

"english please" ujar akilla

"oh sorry,  are you okey miss? " ujar laki laki itu, suaranya agak sedikit tidak jelas karna dia menggunakan masker.

"um... " akilla tampak menimbang nimbang,

"seen from your wounds. looks like you need help?"

Anjir ni cowok peka bat

"m-maybe"ujar akilla dan sontak laki laki itu langsung mengangkat tas akilla dan menarik kopernya. Mereka berjalan beriringan menuju tempat tunggu. Saat sampai laki laki itu langsung menurunkan tas dan kopernya disamping kursi panjang.

"Thank you so much" ujar akilla tulus dan jika dilihat dari matanya yang menyipit,  sepertinya laki laki itu tersenyum, lalu laki laki itu pergi bergitu saja. Akilla menghela nafas dan mengecek ponselnya lalu mematikan mode pesawat. Ah ! Dia lupa menanyakan nama laki laki itu. 

"AKILLA!!! " akilla menoleh,  dan menatap pamannya yang berlari bersama seorang wanita yang akilla ketahui adalah istri pamannya, yang memang asli keturunan jepang.

"OM!!!" akilla memeluk rangga yang merupakan adik kandung papahnya.

"hey kamu apa kabar?  Lama banget yah kita ngak ketemu" ujar rangga dan akilla hanya mengulas senyum tipis

"kita udah ngak ketemu 4 tahun loh om,  bahkan aku ngak tau kalau om punya istri di jepang" ujar akilla dengan bibir mengerucut

"oh iya,  ini naho,  tante kamu" ujar rangga

Akilla lantas tersenyum dan memeluk naho. Saat memeluknya akilla merasakan sesuatu yang salah, naho memeluknya dengan sangat erat, seolah ada sesuatu yang akilla sendiri tak mengerti.

"ayo kita pulang" akilla mengangguk lalu rangga menarik koper dan tasnya kemudian memasukannya kedalam bagasi mobil.

"akilla kalau kamu ngantuk tidur aja,  perjalanan kita masih jauh"  ujar rangga

"ngak om,  asal om tau aja aku tidur 7 jam didalem pesawat, aku mau main hp aja ngak bisa. Coba kalau aku main hp pasti udah ditendang dari ketinggian sama pramugarinya" rangga tertawa mendengarnya lalu menghela nafas, naho mengatakan sesuatu dalam bahasa jepang yang tak bisa akilla mengerti, tapi dilihat dari ekspresi pamannya, sepertinya mereka tengah membicarakan sesuatu yang menyedihkan atau.....  Mengharukan?

Beberapa jam kemudian mereka sampai di depan sebuah bangunan ditengah perumahan yang tidak terlalu padat. Persis seperti yang pernah ia lihat di anime, jalanan ditengah perumahan seperti ini selalu sepi.

"ayo masuk akilla" akilla mengangguk dan melihat kesekitar rumah yang cukup nyaman. "biaya hidup di jepang itu mahal akilla,  dan jika dilihat dari kebutuhan,  akhirnya kami memutuskan untuk membeli rumah yang kecil saja,  tapi tenang kita masih punya satu kamar kosong" ujar rangga

"tenang aja om,  aku ngak masalah kok tinggal dirumah kecil atau mewah,  menurut aku sama aja" ujar akilla,  sebenarnya akilla tau bahwa pamannya itu tidak miskin,  dia hanya mirip dengan kakaknya, yang kaya tapi tidak mau menunjukannya.

"kamar ini tidak terlalu besar, tapi kalau kamu mau,  kamu bisa dekorasi sendiri sesuai dengan kemauan kamu" ujar rangga sambil memasukan barang barang akilla kedalam kamar yang menurut akilla cukup luas itu.
"yaudah kamu istirahat aja dulu yah,  nanti malem kita makan bareng bareng" akilla mengangguk,  tapi bukannya istirahat akilla malah membongkar isi tas dan Kopernya,  akilla mengernyit saat menarik sebuah tali merah yang tersangkut di resleting tasnya. Tali itu tidak terlalu panjang, berbahan dasar seperti pita dengan bordiran emas mengukir huruf AW.

"A.W?"

CKLEK
Akilla terlonjak dan dia langsung memasukan tali itu ke dalam futon, lalu tersenyum canggung pada naho.

"ada yang bisa saya bantu? " tanya naho dengan menggunakan bahasa inggris yang cukup fasih.

"kayanya ngak ada,  aku bisa kerjain sendiri" ujar akilla

"tangan kamu kenapa? " tanya naho saat melihat luka ditangan akilla kembali terbuka "kepala kamu juga" naho mengusap perban di keningnya "kamu sakit? " akilla tersenyum tipis "sebentar" lalu naho keluar dari kamar akilla dan kembali dengan sekotak P3K "sini biar saya obati" naho membersihkan luka akilla dengan sangat teliti dan perlahan,  saat akilla meringis,  dia langsung menghentikan gerakannya. benar -  benar wanita yang baik.

"nah sudah selesai, kamu istirahat yah, nanti malam saya akan bangunkan kamu untuk makan malam"

"thanks" akilla tersenyum tipis lalu merebahkan tubuhnya diatas futon yang tebal dan hangat. Orang jepang memang terbiasa menggunakan futon dari pada ranjang. Tapi jujur futon ini jauh lebih nyaman dari pada kasurnya.

SOMETHING IN JAPANDonde viven las historias. Descúbrelo ahora