IV

37 5 0
                                    

"akilla..... " mamahnya kembali mengetuk pintu kamar akilla untuk yang kesekian kalinya dalam hari ini.

"sayang.... " dila kembali memangil sambil Menghela nafas pendek, putri semata wayangnya itu tidak mau keluar kamar sejak kemarin, jangankan keluar, mengatakan sepatah kata saja tidak. Dila khawatir jika nanti akilla jatuh sakit.

Sedangkan didalam kamarnya,  akilla tengah tidur terlentang sambil tersenyum sendiri membaca chat dari kelvin, dia memang masih tidak terima karna kelvin sudah menaruhnya di teras rumah layaknya barang dan meninggalkannya begitu saja. Tapi, puluhan cemilan dan makanan siap santap yang kelvin kirimkan sudah cukup untuk membuatnya berhibernasi didalam kamar untuk beberapa minggu kedepan, sedangkan mamah papahnya pasti khawatir akan keadaan dirinya, lalu mereka akan menarik keputusan buruk itu.

Akilla kembali tersenyum membayangkan rencananya berjalan begitu mulus, tidak peduli sebanyak apapun mamahnya mengetuk pintu,  Dia tidak akan menjawab sampai mamahnya berkata bahwa ia menarik kembali semua yang telah ia katakan.

"akilla.....  Keluar yah sayang, kita ngomong baik - baik" ujar sang mamah dari luar, akilla tampak sedikit berfikir,  apakah yang dimaksud dengan bicara baik - baik itu tentang pembatalan keputusan mereka?  Kalau bukan, akilla tidak akan mau berbicara. Buang buang waktu saja.

Tuk

Tuk

Tuk

Mata akilla langsung berbinar bahagia,  suara ketukan di jendela itu adalah Pertanda bahwa kelvin datang membawa makan siangnya

Memang biasanya kelvin memanjat balkon kamarnya untuk mengirimkan makanan sejak akilla memutuskan untuk mengurung diri di kamar, dan kelvin yang akan mengirimkan makanan untuknya, entah itu sarapan, makan siang,  atau bahkan makan malam. Dengan sigap akilla langsung menyibak selimut dan berlari menuju jendela kamarnya, sudah sejak tadi perutnya lapar dan hanya diisi cemilan.

SREK!!! 

"ASTAGA!! " akilla terlonjak hingga mundur beberapa langkah

"ohhh pantesan kamu ngak pernah keluar buat makan,  ternyata kamu dapet kiriman dari pacar kamu ini"

"pa-papah..... " akilla menelan salivanya gugup,  papahnya terlihat sedang mengacung - ngacungkan sebuah paperbag berlogo restaurant tempat kelvin biasanya membelikan akilla makanan. Sedangkan kelvin sendiri tampak menunduk dibelakang tubuh tegap sang papah.

"AKILLA, APA KAMU TAU KALAU MAMAH KAMU SETIAP MALAM MENANGIS MEMOHON MOHON KEPADA PAPAH AGAR MENARIK SEMUA UCAPAN PAPAH UNTUK MENGIRIM KAMU KE JEPANG, KARNA MAMAH KAMU KHAWATIR DENGAN KEADAAN KAMU?!" bentak sang papah, dan akilla hanya menggeleng pelan, tubuhnya tremor parah,  seumur hidup ini adalah pertama kalinya sang papah membentak akilla dengan nada sekeras itu, bahkan air matanya saja tidak bisa keluar karna jantungnya yang terlalu ketakutan.

"tega kamu melihat mamah kamu seperti itu akilla?! " akilla kembali menggeleng.

"Sekarang, bereskan semua barang barang dan pakaian kamu, 3 hari lagi kamu akan pergi ke jepang, tidak akan ada lagi kata maaf dan penolakan" papahnya lalu melenggang begitu saja meninggalkan akilla dan kelvin

BRUK!!!
akilla terjatuh,  kakinya bergetar tak mampu menopang beban tubuhnya. Dan kelvin yang melihat hal itu langsung menghampir akilla dan-

PLAK!!!
kelvin terbelalak, dia menatap akilla dengan tatapan tak percaya atas apa yang telah kekasihnya itu lakukan kepadanya

"untuk kedua kalinya..... " akilla menatap nanar wajah kelvin "LO BIKIN MASALAH BESAR DALAM HIDUP GUE!!! " teriak akilla

"kill,  gue-"

"PERGI!!! "

kelvin hanya mengangguk pasrah tanpa perlawanan,  dan kembali turun melewati balkon, meninggalkan akilla yang masih menatap kosong kedepan.

Besoknya akilla terbangun pukul 10 pagi,  tidak bisa dikatakan pagi memang,  tapi tidak ada yang bisa akilla lakukan lagi hari ini,  semangatnya benar benar hilang sejak kejadian kemarin. Matanya tetap menatap kosong kedepan, membayangkan akan semenderita apa kehidupannya nanti di jepang.

Hingga pukul berapa 12 siang akilla masih tetap diam di tempatnya, gadis itu benar benar kehilangan mood untuk melakukan segala hal. Bahkan ponselnya saja tidak ia sentuh sedikitpun. Setelah 2 jam lamanya hanya terdiam membisu,  akhirnya akilla beranjak dari kasurnya untuk mandi. Akilla menyiapkan air hangat untuk berendam,  mungkin dengan itu fikirannya akan sedikit lebih lega. Saat kulitnya menyentuh air hangat beraroma lavender di dalam bathup, nafasnya langsung menjadi lebih lega. Akilla berendam selama setengah jam lamanya. Saat ia membuka mata, tidak Ada fikiran apapun yang terlintas dalam benaknya.

Setelah selesai,  akilla kembali membaringkan tubuhnya, untuk pertama kali dalam hidupnya, ia tidak sedikitpun menyentuh ponselnya.

Tepat pukul 11 malam ia terbangun. Hari ini ia sudah tidur berapa jam lamanya?. Ia Menghela nafas, pasti setelah ini ia tidak akan bisa kembali tertidur. Karna tau Dirinya tidak akan bisa kembali tertidur,  iapun memutuskan untuk keluar dan duduk di lantai balkon dengan tubuh di lilit selimut tebal. Matanya mengerjap tatkala melihat malam ini bintang begitu banyak bertaburan dilangit. sudah berapa lama dia tidak pernah memandangi langit malam seperti ini? Padahal sebenarnya ia sudah puluhan kali diam diam pergi keluar dan main bersama teman temannya saat hari sudah gelap, tapi tak pernah sekalipun ia memperhatikan langit yang bernaung diatasnya.

Akilla tersenyum tipis, dia jadi ingat. Dulu, saat ia masih kecil, ia sangat suka alam, bahkan mamah dan papahnya rela membuatkan akilla sebuah lapangan hanya untuk melihat bintang di malam hari dan mereka selalu setia menemani akilla menatap indahnya benda ciptaan tuhan itu, hingga akhirnya mereka tertidur didalam tenda.

Tapi Akilla yang dulu pecinta alam,  kini bahkan tidak pernah peduli dengan Sekitarnya.

SOMETHING IN JAPANWhere stories live. Discover now