XXVI

25 4 0
                                    

"lo..... Istimewa"

Akilla menutup telinganya. Kalimat itu terus terngiang dikepalanya. Kenapa?  Padahal orang yang mengucapkannya saja sudah pergi,  tapi kenapa kalimatnya masih terngiang - ngiang didalam fikirannya.

"arrrggghhh" akilla menghentakan tangannya kesal "gue ngak bisa tidur" akilla menatap jam menunjukan pukul 2 dini hari  "gue ngak akan pernah bisa tidur kalau gue ngak paham maknanya" ujar akilla kesal. Matanya sudah sangat berat dan tubuhnya lelah ingin beristirahat. Tapi kalimat itu membuatnya tidak tenamg dan sulit tertidur. "pokoknya gue harus mastiin kata katanya tadi"

Akilla mengambil ponselnya dan menelfon hiro. Tapi hanya ada nada sambung. Tentu saja ini pukul 2 dini hari, manusia macam apa yang mau menerima telfon disaat saat ia sedang bermimpi indah. Akilla kemudian menelfon lagi untuk yang ke 9 kalinya, tetap hasilnya tetap nihil.

"masa gue harus ke rumahnya sih" akilla menggigit bibirnya ragu. "tapi gue ngak tau daerah sini, nanti kalau gue nyasar gimana" ujar akilla pada dirinya sendiri. "coba gue telfon lagi deh "

Akilla kembali menelfon hiro,  namun hanya ada nada sambung lagi, dan ia hanya bisa menghela nafas, akilla kemudian mengetikan pesan singkat.

for : hiro
Hiro kesini sekarang. Ini Penting.

Send

Akilla menghela nafas untuk yang kesekian kalinya lalu melempar ponsel itu ke meja. Jika ditelfon saja tidak diangkat, mana mungkin chat nya dibalas. Dasar bodoh.

"aww" akilla memegangi perutnya yang sakit. Jika dipikir pikir dia memang belum makan sejak tadi siang, makanannya ia simpan dimeja, dia tidak bisa makan menggunakan sumpit sedangkan naho tidak menginap disini untuk malam ini karna ada keperluan lain, lagi pula makanannya sudah mulai basi.
"laper.... " akilla menyandarkan kepalanya ketembok sambil menoleh kearah jendela "kira kira jam segini masih ada toko makanan yang buka ngak yah" akilla tampak menimbang nimbang, ia lalu menyibak selimutnya dan mencabut kembali infusnya, hanya saja kali ini dia mencabutnya dengan perlahan, setelah itu ia membungkus dirinya dengan selimut rumah sakit dan keluar dari ruang rawatnya. Perlu perjuangan yang berat untuk berhasil keluar dari rumah sakit itu tanpa diketahui siapapun. Terlalu banyak dokter yang shift malam dan satpam dimana mana, sehingga akilla harus pintar pintar menyelinap.

Setelah sampai diluar, akilla langsung berjalan tak tentu arah, berharap masih ada toko yang buka dan menjual makanan, atau camilan juga tidak masalah. Tapi setelah sekitar setengah jam berjalan, akilla tak menemukan toko yang buka, semua ruko yang ada disini tutup. Akilla menghela nafas,mungkin sudah saatnya dia kembali lagi rumah sakit, karna angin malam sudah berhasil menembus selimutnya dan membuat tubuh akilla menggigil. lagipula hanya akan membuang tenaga saja jika dia terus berputar putar tanpa menemukan apapun.

BRUK!!!!
"ahhk" saat akilla berbalik dia menabrak tubuh seseorang dan ketika ia mendongkak  ternyata itu adalah seorang pria berbadan besar yang kini menatapnya sengit "ma-maaf" akilla mundur selangkah dan membungkukan badannya, namun tiba tiba tangan ditarik dan tubuhnya didekap begitu erat.

"LEPASIN GUE!! " akilla memberontak dan memukul mukul punggung pria tambun itu, namun pukulannya seolah tak berarti apa apa baginya  "TO-LONG..... " akilla sebisa mungkin mengambil nafas yang banyak, tubuh pria ini sangat bau alkohol dan menyengat "G-GUE.... NG-AK BISA N-AFAS" akilla mulai terbatuk "TOLONG!!! "

BUGH!!!
"AAAHHHK"  tubuh pria itu terjatuh begitu Juga dirinya

"DASAR BRENGSEK" terlihat sebuah kaki menendang wajah pria itu lalu tiba tiba tubuhnya terangkat dan dibawa pergi. Akilla menetralkan nafasnya, dadanya benar benar sakit.

"bego" akilla membuka matanya dan menatap seseorang yang tengah menjadi sandarannya saat ini "lo ngapain tengah malem gini keluar sendirian hah? Lo mau jadi mainan om om"

SOMETHING IN JAPANWhere stories live. Discover now