Menjelang ujian akhir

17.4K 3.8K 788
                                    

Hutan Pendidikan di perbatasan kabupaten Maros dan Bone itu memang menjadi tempat rutin kegiatan makrab Teknik mesin. Kelima pengarah beserta Eric dan Nareshta sudah disana sehari sebelumnya dalam rangka persiapan kegiatan dan menyambut maba 'tercinta'.

"Lo udah cek sungai di belakangkan?" Nareshta memastikan.

"Bersihin dari kerikil-kerikil yang tajem, bilangin sama panitia lo." Pesannya pada ketua panitia.

"Siap kanda!" Mahasiswa tahun kedua itu mencatat beberapa pesan dari pengarah POROS dan Nareshta sebelum berlalu melakukan tugasnya.

Nareshta menengok ke atas, ada Eric dan Bangkit yang mencoba jembatan tali yang akan digunakan untuk kegiatan outdoor nanti.

"Jangan digoyangin Ric!" Bangkit setengah berteriak, namun semakin temannya itu takut, semakin kencang pula Eric menggoyangkannya.

"Woy Ric, jatoh gue anjing! Eric! ERICCC RICC AAA!"

Seluruh penghuni hutan Pendidikan Nareshta jamin akan mendengar teriakan ala banci prapatan Bangkit.

"Na!"

"Astaga!!!"

Nareshta tersentak kala Yoshi dan Shafik menghampirinya, bukan penampilan Yoshi yang membuatnya kaget, namun Shafik yang menggunakan scarff Gucci menutupi seluruh wajah, belum lagi kaca mata hitam dengan merk yang sama di matanya.

"Ya ampun Fik lo apa-apaan pula?"

"Mataharinya cerah banget ya walapun disini dingin tetep aja indeks uv-nya tinggi, gue lupa bawa sunscreen. Gosong entar gue." Jawaban Shafik membuat Nareshta dan Yoshi kompak memutar bola mata malas.

"Yeee lo kayak gitu mau ikut makrab atau mau syuting ayat-ayat cinta? Diliat bang Lino diguling lo entar!"

Naresha dipukul pelan Yoshi.

"Jangan begitu dengan calon istri mu Fahri!" Yoshi lalu melirik Shafik.

"Buka cadar mu Aisyah, calon suami mu berhak melihat wajah asli mu."

Memang dasar otak mereka ada di server yang sama, Shafik pelan-pelan menyingkirkan scarf hingga wajahnya terlihat, tidak lupa ia tersenyum manis menghayati peran Aisyahnya.

"Desir pasir di padang tandus~" Ewako lewat di dekat mereka dan langsung conncet dengan parodi ayat-ayat cinta itu.

"Mau kopi ga?"

Dari atas jembatan tali Eric yang melihat adegan itu memijat keningnya apalagi kala Ewako lewat dan Bangkit bekata... "Wah Maria datang bawa kopi, lo tim Aisyah apa Maria Ric?"

"Lo mau gue buang dari atas sini apa gimana Bang?"

Setidaknya ada Eric yang menjaga sedikit kewarasan kelompok itu.

Ah, tidak begitu juga sih...

Sebenarnya Eric gak pernah nonton ayat-ayat cinta aja.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
POROSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang