Solidarity M Forever!
Semua tahu jika slogan itu sudah menggema dari Teknik Mesin berarti akan ada warga mesin yang baru. Ya, setiap mahasiwa baru Teknik mesin wajib mengikuti sebuah kegiatan jurusan yang bernama POROS sebelum resmi jadi warga tekni...
Siang itupun tiba, mereka berkumpul di bawah terik matahari siang kota Makassar, debu bukan lagi musuh, ia kini jadi seperti kawan akrab.
Sinar UV? Hah, tidak peduli lagi, mau kulit hitam atau putih, yang jelas yel-yel mereka disukai oleh sang Pengarah. Itu saja.
"Katanya kalian sudah dilatih Yel-yel oleh senior tahun kedua?" Bangkit Effendy dengan megaphone di tangannya mengambil tempat di hadapan para mahasiswa baru.
"Benar senior!" Jawab mereka serempak.
"Oke, saya mau dengar. SIAPA KITA?"
"TEKNIK MESIN!"
"SIAPA KITA?"
"TEKNIK MESIN!"
Bangkit mengangguk sebagai tanda puas, namun bibirnya tidak menunjukkan ia ingin tersenyum.
"Kalian bisa mulai yel-yelnya." Bangkit menyerahkan megaphone pada Adam yang siap memimpin teman-temannya.
"Teknik tanpa MESIN?"
"Bagai motor tak berbensin hei begitulah kata mahasiswanya, aduhai begitulah kata mahasiswanya," Para senior tahun kedua tercengang begitu junior mereka bangkit dari duduknya dan semangat bergoyang dangdut sesuai dengan yel-yelnya.
"Bagai motor tak berbensin?" Pancing Adam untuk yel-yel berikutnya.
Seluruh rekannya saling berangkulan, menggoyangkan badan ke kiri dan ke kanan menyanyikan Yel-yel dengan nada lagu Sule yang berjudul Susis.
Seluruh senior yang menonton dari lantai dua terbahak tidak tahan, jangankan yang di lantai dua, para panitia yang terdiri dari tahun kedua saja sudah memegang perutnya karena terlalu keras terbahak.
"Gas? Brum brum brum!" Adam kini memasang pose seperti sedang berkendara, diikuti 102 rekannya, bersiap untuk yel-yel penutupan.
"Brum, brum mesin mau lewat, tidak pandang bulu semua kami embat! Brum, brum mesin mau lewat, tidak pandang bulu semua kami embat! Brum, brum mesin mau lewat, tidak pandang bulu semua kami embat!"
Di tengah semangat dan pesta poranya para maba, tiba-tiba megaphone dari tangan Adam direbut Bangkit yang sudah berteriak dengan suara beratnya.
"BERHENTI KALIAN SEMUA!!!!!"
Seketika perayaan singkat itu jadi hening, Adam kembali ketempatnya, Bangkit memandang para juniornya Tajam, seluruh wajahnya merah menahan amarah.
"Lucu? Hah? Ketawa kalian?" Alisnya naik sebagai tanda emosi yang ditahan.
"Kalian pikir yel-yel di Teknik mesin buat main-main?"
Bangkit tersenyum remeh.
"Betina suka mesin?"
Bangkit mengulangi lirik itu namun penuh penekanan tiap katanya, tangan senior tahun ketiga itu sudah berkacak pinggang, kembali menatap remeh semua juniornya.
"Kalian masuk besin cuma biar dilirik perempuan? Wah dia Teknik mesin, dia keren. Rendah sekali penilaian kalian terhadap jurusan kalin sendiri, saya pikir kalian masuk Teknik mesin karena kalian suka mesin."
Ke 103 orang maba itu menundukkan kepala sebagai tanda menyesal, harusnya mereka lebih berusaha lagi membuat yel-yel yang sopan dan baik.
"Mesin mau lewat? Tidak pandang bulu semua kami embat? KALIAN PREMAN PASAR HAH?"
Ratna tersentak karena teriakan Bangkit Effendy itu.
"Siapa yang tadi saya suruh ngajarin mereka yel-yel?" Kini Bangkit Efendy berganti sasaran ke arah panitia, beberapa orang diantaranya mengangkat tangan.
"Kalian dihukum karena sudah tidak becus mengajari junior, 1 set! Push up! Sit up! Squat jump! Masing-masing 50! Awas kalau ada yang berhenti!" Para panitia itu saling tatap sebelum turun menjalankan hukumannya.
"Dan kalian 103 orang, teriakkan yel-yel kami mesin, sambil duduk dan berdiri, saling berangkulan, sebanyak 150 kali, seperti senior kalian! Cepat!"
Semuanya mengambil posisi dan mulai melaksanakan hukuman dari sang pengarah.
"K-A-M-I M-E-S-I-N KAMI MESIN HU HAA HU HAA!"
"LAGI!!!" Teriak Bangkit.
"K-A-M-I M-E-S-I-N KAMI MESIN HU HAA HU HAA!"
"LAGI! Jika kalian berpikir hukuman ini melampaui batas fisik kalian, silahkan keluar lingkaran karena saya tidak bertanggung jawab atas hidup anda. Tapi ingat, sekali keluar lingkaran, jangan harap bisa masuk ke forum saya lagi." Tutup Bangkit yang kini memilih menjauh dari para juniornya yang dihukum.
Hukuman itu berlangsung hampir satu jam lebih namun Bangkit tidak juga kembali, mungkin karena masih marah.
Para mahasiswa baru calon warga mesin itupun tidak berniat beranjak dari lapangan, bahkan untuk sekedar berteduh.
Mereka tetap mempertahankan barisan, menanti sang pengarah pulang.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
-To be continued -
Full Credit yel-yel mereka, dari TEKNIK MESIN UNIMAL 2019.
(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟)