Prolog

7.1K 1.1K 194
                                    

Allano Kenta Ibrahim tidak menangis, meskipun ia telah kehilangan orang yang paling berharga dalam hidupnya. Seera Amelia Sahid, mamanya ditemukan tewas di apartemennya yang berada di Singapura, setelah mengalami pemerkosaan dan pembunuhan secara sadis.

Allan menatap datar gundukan tanah yang menelan jasad Seera. Rasanya, kebersamaannya dengan Seera masih terlalu singkat, mamanya bahkan jarang menemuinya karena kesibukan. Dan, setelah satu tahun tidak bertemu, Allan harus menelan kenyataan pahit saat harus kehilangan Seera untuk selama-lamanya.

Bukan hal yang mudah untuk menerima kenyataan yang pahit, meski jarang bertemu, bagaimanapun Seera adalah ibunya. Allan menyayangi wanita itu sebagaimana rasa sayang anak kepada ibunya.

"Lan, pulang?" suara Seina tidak membuat Allan mau beranjak, Seina adalah mantan pacarnya juga tetangga satu kompleks.

"Gue tahu, Lan ini sulit ... tapi lo nggak sendiri, lo punya Mbak Fayka, ada Bang Yasa, ada gue juga," kata Seina, ia menepuk-nepuk punggung Allan.

"Bukannya lo juga milih buat pergi?" kata Allan, ia menatap sekilas pada Seina sebelum tatapannya kembali pada gundukan tanah di depannya.

"Maaf ...."

"Lo tahu gue sayang sama lo, Sei. Dan segala tuduhan lo itu nggak benar."

"Lan, ini bukan saat yang tepat buat membahas soal masa lalu. Kita ... udah selesai."

"Terus, kenapa lo peduli sama gue, Sei?"

Seina mengigit bibir bawahnya cemas, ia tidak mungkin bilang kalau belum move on pada Allan karena bagaimanapun, ia sudah menolak Allan selama ini, ketika Allan memintanya untuk balikan.

"Lan, sori ... gue minta maaf buat segalanya," kata Seina, ia memeluk Allan dari samping. Seina tahu Allan sedang terguncang saat ini.

"Semua orang pergi, Sei ... Papa gue dipenjara karena korupsi yang nggak pernah dia lakuin, Nyokap gue dibunuh orang dan diperkosa, lo juga ninggalin gue. Apa yang lebih buruk dari itu? Gue salah apa sama Tuhan?"

"Nggak, Lan ... ini ujian, lo nggak sendirian kok, Lan. Gue tahu lo kuat."

Allan tidak lagi menjawab, pikirannya tenggelam karena begitu banyak hal menyakitkan yang ia alami belakangan ini. Usianya bahkan belum genap dua puluh tahun, tapi Allan harus menanggung beban berat di pundaknya, termasuk nantinya ia akan mengurusi beberapa bisnis yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya.

Kedua tangan Allan mengepal kuat, ia menatap nisan yang dengan ukiran nama Seera. Kematian Seera adalah rencana pembunuhan, Allan berjanji pada dirinya sendiri untuk mengungkapkan segala kebenaran, mencari orang yang telah membunuh Seera, juga mengembalikan nama baik papanya. 

"Pulang, Lan?" tawar Seina lagi. Allan menghela napasnya, lalu berdiri dengan badan lemas. Seina memutuskan untuk menggenggam tangan Allan, memberi kekuatan pada laki-laki itu.

"Jangan peduli sama gue kalau akhirnya lo tetap pergi, Sei," kata Allan yang membuat Seina merapatkan bibirnya. Tidak tahu harus menjawab apa, karena semua masih terasa abu-abu. Seina masih berpikir bahwa kesalahan Allan di masa lalu tidak bisa dimaafkan.

tbc

Halo! Aku membawa ceritanya Allan, padahal dua ceritaku yang lain belum selesai :D waha, ya gimana ya ... tapi kuharap kalian suka. Nanti akan ada kisah Fayka sama Yasa nyempil, walau nggak banyak sih hehe :D

Tapi, mungkin cerita ini bakal agak beda dari ceritaku yang lain, soalnya di cerita ini, Allan dikisahkan anak orang kaya yang harus bertanggung jawab dengan bisnis kedua orang tuanya.

Jadi, mau lanjut baca tidak?

IG: Aristavstories, aristavee

twitter: aristavee

DefensiWhere stories live. Discover now