Intoxicate 6: Impression

160K 19K 3.1K
                                        

VOTE DAN SPAM KOMENTAR YA

𝕴𝖓𝖙𝖔𝖝𝖎𝖈𝖆𝖙𝖊

Sebagian orang sudah bergabung di lantai dansa termasuk Hana dan teman-temannya, minus Theodoric yang bahkan tidak bergeser sedikit pun dari tempatnya sejak awal. Panggilan Chiara sudah sangat sopan, tapi cowok itu mungkin tidak mendengarnya. Chiara mengetuk dua kali punggung tangan Theodoric yang masih di atas pahanya, cowok itu menoleh, kemudian menunduk. “Mau ke toilet sebentar,” kata Chiara di telinga cowok itu.

Theodoric menarik tangannya dari pangkuan Chiara. “Sudut kanan,” kata cowok itu sembari mengedik ke arah yang dia sebut.

Chiara mengangguk, dia beranjak dan sempat ragu apakah harus melewati orang-orang di lantai dansa, atau menyelinap di pinggir ruangan—yang sama saja sesaknya. Cewek itu memilih berjalan lurus, tidak peduli bahwa dia beberapa kali terdorong, tidak terlalu sulit untuk sampai di toilet. Chiara hanya ingin berkaca, lalu memandangi dirinya cukup lama. “Cantik, kok,” kata cewek itu pada diri sendiri. “Ih, ngapain gue mikirin pendapat psikopat.” Dia bergidik, kemudian keluar dari toilet dan lantai dansa tiba-tiba sudah jauh lebih padat dari sebelumnya.

Cewek itu kebingungan, tapi tetap memaksakan diri untuk lewat, dia terdorong oleh seseorang, lalu ada yang menangkapnya. Seorang cowok asing yang dengan kurang ajar menolak untuk melepas tangannya dari pinggang Chiara. Cewek itu mengepalkan tangan, berusaha menguasai diri supaya tidak meledak-ledak. “Permisi, Kak. Gue mau pergi,” ujar Chiara menahan emosi.

“Di sini, aja, dulu. Sendiri, ‘kan? Sama dong gue juga.”

“Chiara.” Suara itu tidak perlu dipertanyakan lagi milik siapa. Theodoric menarik pergelangan tangan Chiara, membawa cewek itu keluar dari padat lantai dansa. Menghindari senggolan orang lain, Theodoric merangkul Chiara, membuat cewek itu lebih merapat padanya.

Chiara menabrak dada Theodoric pelan setelah cowok itu melepas tarikan, barusan ada yang tidak sengaja mendorong punggungnya. Chiara langsung memberi jarak, tapi Theodoric menariknya dan memojokkan cewek itu ke dinding. “Lo mikir nggak kalo ilang di sana tadi?” tanya cowok itu tepat di telinga Chiara.

“Ya padet gitu, mau lewat mana!” Bukan salah Chiara kenapa tempat ini sangat padat.

“Hana nggak bilang sama lo?”

“Ha?” Chiara mengernyit, dia memandangi mata Theodoric lalu menunduk, mata itu terlalu berpengaruh padanya. “Eh, i-iya. Jangan sampe kepisah,” katanya pelan. Itu berarti Chiara tidak bisa berjauhan dengan Theodoric seperti yang sudah dia rencanakan.

“Kalo lo ilang di sana tadi, gue nggak mau cari. Gue bakal tinggalin lo.”

Kejam sekali. Chiara merengut kesal. Dia baru membuka mulut akan menyumpahi Theodoric, tapi punggung cowok itu terdorong sampai jarak mereka secara mengejutkan terkikis, sangat banyak. Chiara menahan napas, Theodoric meletakkan tangan di dekat leher cewek itu, menumpu tubuhnya sendiri. Aroma parfum Theodoric semerbak, Chiara hampir memejamkan mata karena ingin menghirup aroma itu dalam-dalam. Kemudian dia mengutuk dalam hati, menyesali kenapa harus menghirup aroma Theodoric seolah itu satu-satunya cara untuk hidup.

Tatapan mereka bertemu, Chiara terpaku dengan napasnya yang tersengal-sengal hanya karena tatapan Theodoric. Cowok itu terdorong lagi sampai hidung mereka bersentuhan, Chiara menarik napas terkejut sampai menimbulkan suara seperti orang asma, dia menelan ludah. Kali ini benar-benar membuat napasnya tertahan sangat lama.

“Nafas.” Theodoric mengetuk pelan kening Chiara dengan jari telunjuk. Cowok itu berdiri sempurna, sebelum semakin terdorong, dia menarik Chiara untuk kembali ke sofa sebelumnya.

Intoxicate [TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora