dinner

266 36 4
                                    

Sesampai di apartement, Jeno dan Jaehyun membantu Jaemin mempersiapkan makan malam untuk mereka bertiga. Ah tidak, hanya Jaehyun yang membantu. Jeno sedari tadi masih bingung dengan cara mengupas kulit kentang, sampai-sampai Jaemin dibuat kesal olehnya.

"Bukan begitu cara mengupasnya Jeno, kau bisa-bisa melukai jarimu sendiri!"

"Jeno, posisi tangannya bukan seperti itu!"

"Jeno, kenapa kentangnya tidak mulus?!"

Jeno mulai muak mendengar semua complain istrinya itu. Lagipula dia ini seorang dokter, apa yang diharapkan olehnya? Mengupas kulit kentang seperti seorang peserta Masterchef?

"Apa kau tahu sopan santun terhadap suami sendiri, hm?" Jeno mulai menyudutkan Jaemin ke pantry dapur, membuat Jaemin memundurkan kepalanya ke belakang.

"J—jeno, kau..." Jeno masih mendekatkan wajahnya kepada wajah sang istri, menatapnya intens, sehingga wajah Jaemin memerah akibat malu, "Hm? Aku apa?" matanya masih menatap manik mata Jaemin lekat-lekat, sedangkan tangannya ia letakkan di pantry, masing-masing tangannya mengurung badan Jaemin agar tidak kemana-mana.

Sehingga wajah mereka tinggal berjarak beberapa centimeter .

"K—kau terlalu dekat!" ia mendorong dada suaminya, ia sungguh tidak sanggup berada dalam jarak yang sangat dekat seperti itu dengan Jeno, terlebih tatapan suaminya yang terlihat seperti serigala yang kelaparan.

Namun, tenaga Jaemin tidak sekuat itu, sehingga sampai sekarang Jeno masih mengurungnya. Jeno malah semakin mendekatkan wajahnya kepada istrinya, sehingga ujung batang hidung mereka bersentuhan, lalu ia tersenyum miring, "Apakah aku masih terlalu dekat?"

Cklek

Tak lama terdengar suara gagang pintu kamar mandi yang terbuka, sudah pasti itu Jaehyun. Jaemin langsung mendorong dada suaminya dengan sekuat tenaga, dengan pipi yang merah seperti tomat. Jeno terkekeh kala melihat wajah merah sang istri, senang sekali ia menggodanya.

Sedangkan Jaehyun terlihat linglung saat melihat mereka berdua, "Mengapa kalian menjaga jarak?" tanyanya saat melihat jarak yang cukup jauh antara Jeno dan Jaemin. Padahal mereka berdua saja baru sadar kalau jarak mereka cukup jauh, mungkin akibat Jaemin mendorong Jeno dengan kuat.

"Ah, bukan apa-apa kok hyung" jawabnya sambil tersenyum lebar hingga menampakkan eye smile nya yang manis itu. Jaemin yang panik hanya ikut menganggukkan kepalanya dengan gemas, hingga rasanya Jeno ingin memeluknya seharian saja.

Jaehyun hanya lanjut menggoreng ayamnya dengan tepung, "Cih, bilang saja habis berbuat yang tidak-tidak." gerutunya, untung saja mereka berdua sibuk dengan kegiatan masing-masing, sehingga mereka tidak mendengar perkataan CEO tampan itu.

.

"Hyung, tolong panggilkan Jeno untuk makan malam," ujar Jaemin yang sedang menghidangkan makan malam di atas meja. Jaehyun yang sedang rebahan di sofa sambil menonton televisi menoleh lalu menatap Jaemin dengan wajah yang memelas.

"Argh, kenapa tidak kau saja yang memanggilnya, Na?" 

Wajah Jaemin memerah kala mengingat kejadian tadi sore dengan Jeno-yang menjadi alasan kenapa ia tidak mau memanggil Jeno, lebih tepatnya malu dan salah tingkah.

"A—aku, eumm, m—mau menyiapkan makan malam untuk kalian!" sahutnya sambil tersenyum dan mengangguk dengan canggung. Jaehyun memandangnya aneh lalu kemudian memanggil Jeno untuk makan, sedangkan Jaemin membagi-bagi makanan untuk dirinya, suaminya, dan juga sepupunya.

Baru saja Jeno mau mengambil tempat duduk di samping Jaemin tapi dia sudah terlebih dahulu berdiri, sehingga Jaehyun dan Jeno memandang Jaemin dengan tatapan bertanya.

"A—aku ingin makan sambil menonton televisi saja!" sahutnya sambil mengambil piring makan dan membawanya ke ruang televisi.

Setelah Jaemin pergi Jaehyun menoleh ke arah Jeno, "Ada apa dengan istrimu?" tanyanya masih sambil mengunyah makanannya.

Jeno tersenyum lebar sehingga eye smile nya tampak, telinga nya tampak memerah. "Ada pokoknya, orang single mana boleh tau!"

"Dasar tengil!"

.

Setelah makan malam, Jaehyun dan Jeno membantu Jaemin membersihkan semuanya. Jeno mencuci piring, sedangkan Jaehyun menyapu dan membersihkan dapur, kalau Jaemin hanya merebahkan dirinya di sofa sambil menonton televisi.

Jeno merasa tidak adil karena di sini hanya dirinyalah yang berkerja, sedangkan Jaehyun terlihat begitu santai mengelap meja makan, "Nana—ya, apakah kau tidak berniat membantu suamimu yang tampan ini mencuci piring?" tanyanya sambik menoleh sekilas untuk melihat apa istrinya masih menonton.

"Hmm...tidak, ini sedang di bagian seru-serunya." jawab istrinya, sama sekali tidak ada keinginan membantu suaminya itu, menoleh saja tidak.

Jeno tersenyum miring, ia mempunyai ide untuk mengusili istrinya yang durhaka itu. Tanpa melepas sarung tangan cuci piringnya, ia mengambil busa dengan tangannya lalu menghampiri Jaemin.

"Sayang,"

"Hm," masih terpaku dengan tontonannya, Jaemin tidak mempunyai satu dugaan pun bahwa dia akan dikerjai oleh suaminya. Kesempatan.

Jeno meletakkan busa-busa tersebut di atas rambut fluffy istrinya, "Ya! Apa yang kalau lakukan?!" teriaknya kesal, ia meraba-raba rambutnya yang terkena busa, sedangkan sang suami dengan laknatnya menertawakan sang istri.

"Ish! Kau iniii!" Jaemin berjalan ke arah sink lalu mengambir busa-busa tersebut dengan kedua tangannya, kemudian berlari kencang ke arah Jeno dan meletakkan semua busanya di atas rambut sang suami.

"YA TUHAN, NANAA...KEMARIN KAN AKU HABIS DARI SALON!" seru Jeno kesal, Jaemin tertawa terbahak-bahak sampai dia susah bernapas.

Namun, Jeno membalasnya lagi dengan busa yang berada di atas rambutnya, lalu Jaemin membalasnya lagi,

berulang-ulang.

Sementara dari kamar tamu—

"YAA! SIAPA YANG MENGOTORI LANTAI? AKU KAN BARU SAJA MEMBERSIHKANNYA!"

TO BE CONTINUED

hmzzch besok aks sudah masuk sekolah, sepertinya akan jarang berada di dunia oranye ini 😕

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

hmzzch besok aks sudah masuk sekolah, sepertinya akan jarang berada di dunia oranye ini 😕

my everything || 노민, 이제노, 나재민Donde viven las historias. Descúbrelo ahora