lee

211 27 2
                                    

Setelah kejadian pagi tadi, Jeno dan Jaemin memutuskan untuk makan siang di sebuah restoran. Ya, secepat itu mereka berbaikan. Memang pada dasarnya mereka sudah menjadi budak cinta.

Dasar anak muda.

"Kau ingin makan apa, Na?" tanya Jeno yang sedang membolak-balikkan menu yang diberikan oleh pelayan tadi.

"Apa saja." Jaemin sedikit ragu dalam memesan makanan di sini. Tidak, bukan makanan yang menjadi masalahnya. Tetapi harganya yang tidak wajar membuat ia gelisah ingin memesan makanan.

"Hey, aku tidak miskin. Cepat katakan kau ingin pesan apa."

Seketika kedua bola mata Jaemin melotot. Padahal ia juga tahu bahwa Jeno adalah anak yang bisa menebak isi pikirannya.

Faktor sudah mengenal Jaemin sejak lama.

Tapi meskipun suaminya berkata begitu, Jaemin tetap tidak enak hati.

"A—aku akan ikut pesanan kau saja."

"Baiklah,"

Jeno mengibaskan tangan ke arahnya, bermaksud untuk memanggil pelayan.

Pelayan tersebut mendatangi meja pasangan tersebut sambil tersenyum manis.

Pelayan muda itu mengambil note dan juga pulpen nya untuk menyatat pesanan mereka.

"Saya pesan 2 spaghetti bolognaise dan 2 air mineral." disertai dengan senyuman kecil di wajahnya.

Setelah menyatat pesanan dua pria tersebut, pelayan tersebut akhirnya pamit meninggalkan pasangan tersebut.

Jaemin menatap suaminya sinis. Apa Jeno pikir dia tidak melihat ketika dia tersenyum kepada pelayan muda tadi?!

"Pelayan nya cantik ya."

Jeno menutupi senyum usilnya dengan memasang wajah datar.

"Kenapa memangnya? Kau suka?"

Kedua bola mata Jaemin kembali melotot mendengar perkataan suaminya.

"Apa-apa an! Tidak usah mengarang!"

"Aku memang tidak sedang mengarang. Aku kan dokter, bukan author." pria itu kemudian tertawa garing hingga menampilkan eyesmile kesukaan istrinya.

Jaemin merotasikan kedua bola matanya, padahal kedua ujung bibirnya saja sudah membentuk sebuah lengkungan ke arah utara.

"Aku hanya bercanda, sayang."

.

"Jaemin, ayo ke supermarket!"

"Untuk apa? Kau ingin membeli susu?"

"I—"

"Kita baru saja makan spaghetti, Jeno. Apa kau tidak kenyang? Bahkan kau yang menghabiskan spaghetti ku. Bagaimana jika kau—"

Baiklah, mari kita akui. Pasangan satu ini memang hobby sekali saling memotong pembicaraan.

"Apa kau tidak lelah mengomel terus? Jika kau tidak mengizinkanku membeli susu maka aku akan mengambil punyamu."

Jaemin membelalakkan matanya kaget lagi.

"Ya! Ini sedang di tempat umum, Jeno!" Jeno terkekeh pelan meliat wajah istrinya yang sudah memerah itu, lalu menyubitnya pelan.

Jaemin menghela nafas pelan, "Baiklah, ayo ke supermarket."

"Yeay! Kau memang yang terbaik, sayang!"

my everything || 노민, 이제노, 나재민Where stories live. Discover now