sleep

235 32 1
                                    

"Ah... jadi kau Huang Renjun?"

Jeno melirik penampilan Renjun dari atas hingga bawah, "Lumayan, tapi kurasa tidak sampai bisa membuat Nana ku tergoda."

"Ya, dan kurasa kau suaminya? Salam kenal Lee...?"

Renjun menjulurkan tangannya ke arah Jeno, ia pun menjabat tangan CEO yang berdiri di depannya itu.

"Jeno."

"Ah, kalau begitu salam kenal Jeno—ssi~ karena kau sudah mengenaliku jadi kurasa aku tidak perlu memberitahumu namaku lagi..." ujar pria berdarah China itu dengan senyuman tipis di wajahnya.

Lalu ia melepaskan jabatan tangan tersebut dan menatap wajah pria lain di depannya.

Melihat wajah manis itu, lengkungan di bibir CEO itu semakin lebar, disertai dengan pipi yang sedikit merona. Persis seperti pria yang sedang jatuh cinta.

Namun, tak dapat dimungkiri kenyataan bahwa tatapan matanya memancarkan keputusasaan.

"Nana—ya, kita sudah lama tidak bertemu... bagaimana kabarmu?" tanyanya sambil menatap sepasang manik mata yang dirindukannya selama bertahun-tahun lamanya.

"Everything's well, bagaimana dengan dirimu sendiri selama di China, Renjun—ah?"

"Just so so, tidak ada yang istimewa. Kurasa aku juga tidak akan menjalankan perusahaanku di China lagi..."

"Kenapa?"

Bukan. Itu bukan Jaemin, melainkan suaminya.

"Aku memutuskan untuk menyerahkan perusahaan di China kepada sepupuku, dan aku akan melanjutkan pekerjaanku di perusahaanku yang di Korea."

Jaemin membelalakkan matanya ketika mendengar kalimat dari temannya itu, "K—kau juga memiliki perusahaan di Korea? Kenapa aku baru mengetahui hal itu?"

"Sebenarnya aku baru saja siap membangun perusahaan nya di sini, wajar saja jika kau tidak tahu." ujar laki-laki itu lalu terkekeh pelan.

"Ah... begitu ya? Oh, ya! Aku dan suamiku akan membayar beberapa belanjaan ini."

"Tunggu sebentar, bolehkah aku meminta nomor mu, dan mungkin juga suamimu? Aku sudah mengganti nomorku yang lama."

Jeno merasa janggal dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh pria di depannya itu.

"Tentu!"

Jeno memandang istri dan CEO muda itu tak percaya. Semudah itu ia bertukaran nomor dengan pria itu?

Dasar Jeno, selalu saja berprasangka buruk. Kurasa aku harus menyucikan akal dan pikirannya itu.

"Kalau begitu, kami duluan ya, Renjun—ssi."

Jeno tersenyum simpul, dan tanpa berlama—lama lagi ia menarik lengan istrinya menuju kasir.

.

Sampai di rumah, Jeno memerhatikan Jaemin yang sedari sore tadi hingga malam asik bertukaran pesan dengan Renjun. Bagaimana Jeno tidak jengkel?

"Na, aku ingin bertanya."

Jaemin mengalihkan perhatiannya dari ponsel dan menatap suaminya yang tampan itu, "Tanya saja."

"Kau lebih memilih menikahi dokter penyakit dalam yang sangat-sangat tampan, atau menikahi CEO kaya yang memiliki perusahaan yang sukses?"

"Kalau bisa keduanya kenapa aku harus memilih salah satunya?" Jeno mengerucutkan bibirnya kesal, "Aku sedang tidak bercanda..."

"Dan aku menjawab pertanyaanmu dengan jujur." tak lagi memedulikan suaminya, Jaemin kembali memusatkan seluruh perhatiannya kepada ponsel miliknya.

Beberapa jam berlalu, dan tiba lah waktunya untuk mereka berdua tidur. "Jeno, kau tidak tidur?" tanya Jaemin yang ingin masuk kamar. Jeno menggelengkan kepalanya, "Aku akan tidur di sini."

"Oh, kau tidak mengambil bantal dan selimut?" sekali lagi, yang ditanya hanya membalas dengan sebuah gelengan.

"Baiklah kalau begitu, good night, Jen."

"Hm."

Setelah Jaemin masuk ke kamar, Jeno akhirnya merebahkan dirinya di sofa.

"Good night too, Nana."

Pukul 01.27

Kalau kalian berfikir Jeno sedang tidur, kalian salah besar.

Jeno sama sekali tidak bisa tidur tanpa Nana nya. Akhirnya ia memutuskan untuk tidur di kamar bersama istrinya. 

Masa bodoh dengan harga diri, yang paling penting adalah dia bisa tidur dengan tenang.

Ia membuka pintu kamar, memasuki kamar dan menutup pintunya. Setelah itu ia berjalan ke arah ranjang dan menaikinya dengan pelan agar Jaemin tidak terbangun dari tidur nya.

Setelah beberapa saat terdiam menatap punggung istrinya, ia memeluk pinggang kecil itu dan membenamkan wajahnya di lengkukan leher istrinya.

"Sweet dreams, baby."

TO BE CONTINUED

aku telat publish story lagi hiks, maafkan aku jadi sering telat publish yaa  ㅠㅠ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

aku telat publish story lagi hiks, maafkan aku jadi sering telat publish yaa  ㅠㅠ





You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 28, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

my everything || 노민, 이제노, 나재민Where stories live. Discover now