Perhatian semua. Jangan lupa siapin mental kalian hehe. Maaf ya kalau greget dengan akhir part ini.
Selamat datang di Alkatrix
***
Seorang gadis dengan dress merah muda bercampur putih kini baru saja turun dari taksi. Ia berdiri tepat di sebuah cafe yang bisa terbilang sepi oleh pengunjung. Ditambah dengan udara dingin kota Bandung yang kian menusuk tubuhnya.
Sekitar 20 menit yang lalu, Arga meminta Rara untuk datang ke cafe ini sendirian dan Arga akan menyusulnya nanti. Dengan pelan Rara masuk ke dalam cafe itu yang langsung disambut oleh seorang pelayan cafe.
"Rasheilani?" tanya pelayan cafe itu.
Rara menjawab dengan anggukan kepalanya.
"kalau begitu mari saya antar ke tempat yang sudah dipersiapkan," ujar pelayan cafe itu menuntun Rara agar masuk lebih dalam dari ke cafe tersebut.
Kedua mata Rara tercengang melihat dekorasi cafe yang terbilang mewah. Balutan kain berwarna emas dengan berbagai balon juga bunga yang turut memperindah ruangan ini. Sebuah tulisan terpampang jelas dengan ucapan 'Happy Birthday Rara' pada sebuah tembok bersih. Tak lupa juga sebuah kue ulang tahun dengan porsi yang cukup besar berada di tengah ruangan dengan kelopak bunga yang berhamburan di bawahnya.
Rara menutup mulutnya sambil terus berucap kata terimakasih. Ia tidak menyangka jika Arga ingat pada hari ulang tahunnya. Bahkan laki-laki itu sampai niat untuk merayakan pesta ulang tahun. Jujur saja belum pernah sekalipun Rara diperlakukan seperti ini bahkan sampai merayakan hari ulang tahunnya.
Tangan lentiknya mengambil sebuah buket bunga mawar putih yang dibiarkan tergeletak di atas meja. Bunga yang indah, pikir Rara.
Rara berjalan melambat saat ada berbgai foto dirinya bersama Arga. Meskipun foto itu baru saja diambil kemarin saat dirinya sudah putus dengan Arga. Ya sangat menyedihkan ketika kita saling mencintai tapi terhalang oleh rasa kekecewaan.
Dering ponsel Rara berbunyi ketika sebuah panggilan masuk. Dengan cepat Rara menjawab panggilan itu saat nama Arga yang tertera di layar ponselnya.
"hallo," ujar Rara.
"hallo Ra. Kamu udah sampai di cafe itu?" tanya Arga diujung teleponnya.
"udah. Aku baru aja sampai," jawab Rara.
"bagus kalo gitu. Tunggu sebentar ya Ra aku lagi jemput Bunda pulang dari Jakarta. Sekarang aku baru aja keluar jalan tol kota Bandung. Aku antar Bunda pulang dulu ke rumah. Habis itu aku langsung temuin kamu disana," jelas Arga.
"iya aku bakal tunggu disini. Kamu hati-hati ya," ujar Rara.
"siap bu ketua," jawab Arga langsung menutup panggilan telepon tersebut.
Rara menghela nafasnya pelan, sekarang ia hanya perlu menunggu Arga datang menyusulnya. Tak apa jika Arga telat, yang terpenting Arga bisa datang. Datang untuk merayakan hari ulang tahunnya.
Ia kembali mengingat saat dulu dirinya tidak sengaja menabrak Arga hingga jus stroberi dancow kesukaannya harus jatuh dengan percuma. Bodoh sekali, ia dulu langsung saja kabur tanpa bertanggung jawab lebih dulu. Mau bagaimana lagi, lagipula ia dulu sangat takut berhadapan dengan Arga.
Tiba-tiba Rara tertawa pelan saat memori kenangan dirinya yang diajak jadian oleh Arga. Dulu saat Arga dan Tristan berkelahi di depan sekolah hingga mengakibatkan keduanya babak belur. Entah apa yang dulu dipikirkan Arga, bisa-bisanya ia mengklaim Rara sebagai pacarnya. Sampai-sampai menyebarkan berita itu melalui sosial medianya. Sontak saja hal tersebut menjadi bahan pembicaraan banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKATRIX [COMPLETED]
Teen FictionSolidaritas? Brutal? Teka-teki? Cinta? Perjuangan? Selamat datang di Alkatrix! "Bagi gue gak ada yang namanya kebetulan, semua itu udah direncanakan Tuhan. Termasuk lo Ra," Jaeson Difarga Pratama, sang ketua Alkatrix. Laki-laki labil yang dipenuhi d...