41. PUTUS CINTA

4.8K 258 22
                                    

Oke deh lanjut ke Alkatrix ya selamat membaca teman-temanku

***
Sudah lima hari berlalu dan hubungan Arga dengan Rara semakin renggang. Rara seakan menjauh dari Arga. Setiap berpapasan saja Rara akan berusaha menghindar mencari jalan yang lain. Gadis itu sudah tak lagi mengirimi Arga pesan-pesan singkat maupun menelpon. Bahkan gadis itu terlihat lebih pendiam dari biasanya.

Arga berdiri di tepi koridor lantai tiga, ia memandang lurus ke arah lantai satu dimana gadis itu sedang asik membaca buku tebal. Arga yakin Rara sedang asik belajar, rasanya gadis itu tidak pernah ada kata lelah menyangkut pembelajaran.

Jika dibilang rindu, mungkin Arga rindu. Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Ia yang menyuruh Rara untuk menjauhinya, ia yang berkata tak akan peduli dengan Rara tapi nyatanya ia yang tak sanggup melakukan itu. Hatinya terasa sakit dan kesal mengingat perlakuan bodohnya terhadap Rara.

Arga duduk disebuah kursi dan melipat kedua tangannya didepan dada. Luka lebam di wajahnya masih sangat terlihat jelas. Meski kemarin Tristan kalah darinya tapi tetap saja ia juga babak belur. Mengingat tenaga Tristan kemarin sangat besar, seperti menyalurkan dendam yang baru saja bangkit.

Pikirannya terus berputar di satu titik, ia pembunuh. Itulah yang ada dipikiran Arga saat ini. Kenapa Darathon menuduh dirinya sebagai pembunuh dari Rafael. Ia memang benci pada Rafael tapi tidak pernah sedikitpun ia berpikiran untuk membunuhnya. Tapi jika bukan Arga, lantas kenapa bukti itu mengarah pada dirinya?

Ikat kepala itu? Kenapa bisa ada ikat kepala miliknya? Arga merasa tidak pernah meminjamkan ikat kepala itu pada siapapun.

Pandangan Arga kembali fokus pada Rara. Semakin hari gadis itu semakin cantik. Rambutnya kini bertambah panjang dan pembawaannya yang manis. Arga tidak menyangka jika Rara itu adik kandung Rafael. Ia telah jatuh cinta pada adik dari musuhnya sendiri.

Rasheilani Dwikaniza Rahman?
Darrylansyah Rafael Rahman?

Arga baru sadar nama Rara dan Rafael itu sama. Bodoh, ia jadi ragu apakah ia benar-benar mencintai Rara atau tidak? Namanya saja ia baru menyadari, apalagi yang lainnya.

Satu yang Arga harus lakukan sekarang adalah mencari pelaku sebenarnya dari pembunuhan Rafael. Ia benar-benar tidak terima jika dituduh oleh Darathon. Lagipula disinipun ia menjadi korban.

Arga melihat Rara yang beranjak dari duduknya dan sibuk merapikan bukunya. Arga tidak tinggal diam, ia langsung berlari untuk bertemu dengan gadis itu.

"Ra tunggu bentar," ujar Arga menahan tangan Rara agar tidak kembali menjauhinya.

Rara hanya diam dan menatap Arga heran.

"lo kenapa sih Ra?!" tanya Arga kesal.

Rara tersentak mendengar Arga yang bertanya itu. "aku gak papa," jawab Rara.

"lo kenapa ngehindar dari gue? Kenapa lo gak ngechat gue lagi? Lo sakit? Lo marah ya sama gue?" tanya Arga berturut-turut.

"bukannya itu yang kamu mau Ga. Aku udah ngejauhin kamu, aku udah gak ganggu kamu lagi. Lantas kenapa kamu malah nanya gitu? Bukannya kamu udah gak peduli sama aku kan," ujar Rara.

Arga mengacak rambutnya gusar. Ia sangat kesal mendengar ucapan Rara barusan. "gue gak suka lo kayak gini Ra," ujar Arga.

"kayak gini gimana? Aku udah jadi seperti yang kamu mau Ga. Maaf ya aku sibuk sebentar lagi mau belajar bareng Farhan," ujar Rara.

"lo sekarang deket sama Farhan?" tanya Arga.

"aku sama Farhan cuman sebatas temen belajar, gak lebih. Aku masih pacar kamu Arga, gak mungkin aku selingkuh dari kamu," jelas Rara.

ALKATRIX [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang