27. cerdas cermat (1)

5.2K 312 2
                                    

✨selamat membaca✨

***

"permisi gue mau ketemu Arga?"

"sorry Ra gak bisa," larang Ferdi. Ia dengan anak Alkatrix yang lain tengah berjaga di depan gudang.

"oke, kalo gitu gue maksa," Rara memaksa masuk meski di tahan oleh Ferdi dan temannya. Ia berusaha sekuat tenaga untuk mendobrak pintu gudang itu.

Brakk

Pintu gudang terbuka lebar dengan suara yang nyaring. Mata Rara membelak kaget melihat apa yang terjadi di depannya. Seseorang tengah tergeletak di lantai dengan seorang lagi berdiri di depannya.

Kelima inti Alkatrix menatap Rara datar, kenapa anak buahnya tidak bisa menghalangi Rara. Arga langsung mendekat ke arah Rara, tatapannya datar. Masih ada gurat emosi pada matanya yang memerah.

Rara melihat wajah Arga yang sudah banyak lebam, bahkan darah mengalir di sudut bibirnya.

"kenapa lagi?" tanya Rara. Wajah Rara terlihat khawatir menatap kedua lelaki ini.

"David suka sama lo," ucap Arga datar.

Dahi Rara berkerut, ia menatap David yang sudah tak berdaya disana. Apa Arga benar-benar memberikan pelajaran pada David.

"dia ngikutin lo setiap saat Ra bahkan dia motret setiap kegiatan yang lo lakukan sekalipun itu di toilet," jelas Adnan.

Apa katanya? Mengikuti kemanapun ia pergi?. Kenapa Rara tidak menyadari itu, Rara saja tidak mengenali David.

Wajah Rara tampak pucat, ia membayangkan saat ia di toilet dan David mengikutinya. Sungguh menyeramkan.

"lo mau gue apain dia?" tanya Arga.
Rara menggeleng. Butiran bening menetes membasahi pipinya.

Arga tersentak melihat Rara yang tiba-tiba menangis. Ia beralih pada David dan langsung memberinya pukulan lagi. Bisa-bisanya lelaki ini membuat gadisnya menangis. Kali ini pukulan Arga terasa lebih keras. Ia mendorong tubuh David hingga menabrak meja.

"ARGA CUKUP," teriak Rara.

Arga belum berhenti, fokusnya tetap tertuju pada David. Rara meraih tangan Arga dan menariknya sekuat tenaga. Tentu tenaganya akan kalah oleh tenaga Arga yang jauh lebih kuat.

"ARGA GUE BILANG CUKUP," bentak Rara.

"biarin aja dia, gue yakin dia udah kapok Ga,"

"DIA UDAH NGELECEHIN LO RASHEILANI," teriak Arga. Ia benar-benar termakan emosi.

Rara menggeleng matanya sudah memerah. "biarin aja, yang penting dia udah tau akibatnya," sebenarnya ia juga ingin marah besar pada David. Tapi Arga sudah memberikan pelajaran yang lebih dari cukup.

"lo yakin?" tanya Arga

"iya, mending kita pergi dari sini,"

"INGET, LO BUKAN ANAK ALKATRIX LAGI. KALO LO NYARI MASALAH LAGI, GUE GAK BAKAL BIARIN LO HIDUP," ucap Arga pada David.

"Nan gue serahin dia ke lo, terserah mau lo apain aja," ucap Arga menepuk pundak Adnan. Adnan mengangguk, ia tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.

Rara membawa Arga pergi dari sana, tujuannya sekarang adalah UKS. Melihat luka di wajah Arga saja sudah membuat meringis apalagi jika Arga yang merasakannya.

Untuk David, entahlah saat ini hanya keempat inti Alktrix dan Tuhan yang tahu.

***
Saat ini Niko sedang sibuk menyalin catatan geografi milik Aldo. Ia malas untuk merangkum buku yang begitu tebal menurutnya. Lebih baik ia mencontek ke Aldo, biasanya Aldo sudah merangkum buku tebal itu menjadi bagan-bagan dengan kata yang mudah dimengerti.

ALKATRIX [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang