Chapter 1

303 24 0
                                    

Aku tau..aku tidak pernah cukup baik untukmu,akan tetapi aku akan selalu berusaha membuat senyum indah tetap terukir di wajah cantikmu.
-
-
-
-
****
Tom berjalan cepat menuju pintu yang sedari tadi diketuk oleh seseorang yang bahkan ia yakin itu adalah emma,karna seIngatnya hanya seorang emma watson yang rela repot-repot mengetuk ketika bel rumah sudah sangat jelas ada disamping pintu tersebut.

"Kau kemana saja,lama sekali"Sembur emma dengan nada jengkelnya sambil melipat tangannya didada,khas orang kesal ketika tom membuka pintu.

"Hallo em just calm,maafkan aku oke,aku tadi sedang memberi makan willow"Jelas tom lalu mempersilahkan emma untuk masuk kedalam rumahnya.

"Ada apa em?kau terlihat begitu kesal?"Tanya tom ketika melihat wajah emma yang jelas tengah menahan kekesalannya.

"Tak apa,hanya saja moodku hari ini tidak begitu baik"Jawab emma yang kini menyandarkan diri disofa empuk milik tom.

"Apakah aku harus percaya begitu saja?kau tau,kalau kau tidak bisa membohongiku"Balas tom tengah sedikit bermain dengan willow(peliharaannya).

"Oh tom berhentilah menyebalkan untuk sesaat oke,kepalaku sedang pusing"Emma memijat pelipisnya pelan sambil menutup mata indahnya.

"Baiklah-baiklah,tunggu sebentar aku akan membuatkanmu teh"Ujar tom lalu berlalu kedapur.

Emma memejamkan matanya tanda lelah dengan permasalahan asmaranya,ia bagaimanapun adalah wanita,ia bisa merasakan perasaan kecewa dan hancur karena lagi-lagi hubungannya dengan seorang pria yang selama 2 tahun ini ia pertahankan kandas begitu saja.Namun,alih-alih menangis emma justru merasa jengkel,kesal,dan agak marah.

Bukan apa-apa,hanya saja mengapa william begitu egois dan bersikeras untuk menikahinya secepat mungkin?disaat emma bahkan belum siap akan hubungan yang sangat serius itu?ia masih ingin menikmati masa mudanya dan ingin mencapai beberapa hal yang belum ia capai dalam karirnya selama ini.

Mereka bertengkar?tentu saja!
Awalnya emma mencoba untuk memberikan william pengertian,akan tetapi pria itu tidak ingin mengerti sama sekali dan pada akhirnya kesabaran emma menipis lalu ia memutuskan william begitu saja.william tentu tidak terima diputuskan begitu saja dan berusaha untuk membuat emma menarik kata-katanya kembali akan tetapi ia terlalu lelah dengan sifat egois dan tidak pengertian pria itu,jadi emma tetap ingin berpisah dengan william.

"Huh pria itu sungguh menyebalkan"gumam emma pelan.

Tom datang dengan segelas teh untuk emma dan segelas kopi untuk dirinya.ia menyadarkan emma dari fikirannya yang begitu menjengkelkan.

"Minumlah teh itu,mungkin itu bisa membuat moodmu sedikit membaik"Suara tom dengan lembut pada emma tak lupa juga dengan senyum manisnya itu.

"Terima kasih"

Emma mengambil gelas tersebut dan menghirup aromanya yang menenangkan lalu meminumnya.ia begitu menikmati rasa teh yang begitu menenangkan itu,ia menutup matanya untuk merasap rasa teh tersebut.

"Bagaimana?sudah merasa lebih baik?"Tanya tom

"Ya lumayan,terima kasih untuk tehnya"Jawab emma lembut.

"Everytime em"

"Btw ada apa denganmu?kenapa kau terlihat begitu kesal tadi?"

"Tidak apa,moodku hanya sedang buruk hari ini"jawab emma dengan mengibaskan salah satu tangannya tak peduli.

"Kau tak pandai berbohong em,cepat katakan ada apa denganmu hari ini?"Tanya tom lagi yang kini sudah duduk disebelah emma.

"Sudah kubilangkan?moodku hanya sedang buruk"Jawab emma kekeuh.

Call out my nameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang