Love

9.4K 393 4
                                    

Aku terbangun dalam gelap kamarku. Nggak seperti biasanya selama hampir satu bulan ini aku selalu terbangun tengah malam, entah kenapa setiap kali terbangun itu kepalaku akan terasa berat, setelah terbangun biasanya aku akan mencoba tidur lagi namun selalu saja nggak pernah bisa. Padahal selama ini aku merasa tidak ada beban.

Namaku secilia banyak yang memanggilku sicil. Aku 20 tahun kuliah di jurusan design universitas ternama di semarang. Selain kuliah aku juga kerja part time di sebuah stasiun radio, sebenernya ekonomi keluargaku bisa dibilang kecukupanlah, tapi aku menyukai semua aktivitas itu karena semua kesibukan inilah yang mencegah aku untuk tidak gila memikirkan kehidupan asmaraku. Sudah satu tahun ini aku jomblo, bukan karena tidak ada cowo yang tertarik kepadaku tapi karena aku belum mau memulai menjalin hubungan dulu setelah terakhir kali aku putus dengan mantan pacarku.

Terakhir aku putus dengan mantan pacarku dikarenakan aku yang terlalu cuek, hingga pada akhirnya dia mencari hiburan dari wanita lain, aku tida bisa menyalahkannya karena itu, aku akui aku memang sangat jarang menunjukan cinta dan rasa sayangku pada seseorang, meskipun dia adalah pacarku sendiri. Mantanku yang terakhir namanya doni, dia tinggi gagah dan yang pasti merupakan salah satu mantanku yang paling tampan, aku bertemu dengan dia sekitar dua tahun yang lalu ketika aku masih kelas 3 SMA, waktu itu aku masih sibuk-sibuknya menghadapi ujian akhir dan mencari Universitas yang sesuai dengan keinginanku, aku sedang mengikuti salah satu tes masuk perguruan tinggi bersama untuk masuk di perguruan tinggi negeri.

Aku berangkat dari kotaku menuju kota semarang menggunakan kereta, aku berangkat bersama salah satu temanku yang juga mau mendaftar pada salah satu perguruan tinggi di semarang. Aku sedang duduk menunggu temanku dii peron ketika pertama kali aku melihat doni secara langsung, aku langsung terpesona melihat dia, ternyata dia lebih ganteeng dari foto yang ditunjukan gita kepadaku, padahal jarang sekali aku langsung terpesona ketika melihat cowo ganteng, dia berjalan ke arahku dan dia juga sepertinya sedang melihat kearahku, maka langsung saja aku arahkan mataku kembali ke pintu masuk stasiun, karena aku malu kalau sampai ketahuan aku sedang melihat dia, lalu dia melewatiku dan duduk di bangku sebelah bamgku yang aku duduki, tak berapa lama aku melihat temanku datang, dan akhirnya sosok lelaki itupun terlupakan.

Setelah sampai di stasiun semarang aku menunggu kakakku datang menjemputku, aku duduk beersama temanku sambil mengobrol gak tentu arah, baru disitulah aku melihat doni lagi, dia sedang berbicara bersama beberapa orang temannya, sesekali dia melirik ke arahku, membuatku berpikir apakah mungkin dia sadar ketika tadi aku memperhatikan dia cukup lama di peron? Entahlah, lalu kakakku datang bersama pacarnya membawa dua motor untuk menjemput kami, sebelum meninggalkan stasiun aku sempatkan melirik sebentar kea rah doni, dan kebetulan dia juga sedang memandang ke arahku.

Esok harinya aku diajak kakakku untuk melihat ruangan untuk ujianku nanti, aku dan temanku kembali diantar berkeliling oleh kakakku dan pacarnya, karena ruangan atau lebih tepatnya fakultas yang akan kami tempmpati untuk ujian berbeda maka aku hanya pergi bersama kakakku kebetulan aku tes di fakultas ekonomi, dan aku mulai mencari-cari ruangan tempatku untuk tes besok pagi, aku berjalan sepanjang lorong ruangan di fakultas ekonomi, sedangkan kakakku masih mengobrol didepan dengan seorang teman yang kebetulan bertemu di depan, aku sedang mencoba mengintip kedalam kelas ketika aku mendengar suara langkah kaki dibealakangku, langsung saja aku tolehkan kepalaku untuk melihat siapa yang datang aku mengira kakakku, tapi yang kulihat ternya cowo yang kemaren aku temui di stasiun, aku bingung harus berbuat apa, tiba-tiba aku merasa canggung, padahal aku tidak pernah merasa canggung terhadap cowo sebelumnya.

“haii” tiba-tiba dia menyapaku, membuatku semakin terdiam kaget,

“haiiii” dia kembali menyapaku kali ini sambil menggerakan tangannya didepan wajahku, aku semakin malu, lalu aku jawab sapaanya

My Short StoryWhere stories live. Discover now