Cewek Matre 1

9K 297 25
                                    

Aku sedang menikmati sarapan pagi bersama bunda, aku kasihan melihat bunda yang terlihat sangat lelah, ya tentu saja semalam bunda harus pulang larut karena pekerjaanya, aku ingin sekali membantu bunda dan bekerja tapi bunda melarangku tapi melihat keadaan bunda aku tidak tega membiarkan beliau terus bekerja membanting tulang setiap hari untuk membiayai kehidupan kita berdua.

Tapi kalau dibilang mungkin keadaan masih lebih baik daripada lima tahun yang lalu, setidaknya sekarang bunda sudah memiliki pekerjaan yang tetap dan kita tinggal di rumah yang sudah menjadi milik kami seutuhnya bukan lagi rumah kontrakan maupun sebuak kos-kosan kecil yang pengap, meletakan buku yang aku baca aku mendekatai bunda dan memijat pundaknya pelan.

“Bunda harus istirahat Bun, sudah berapa hari bunda tidak tidur nyenyak?” tanyaku.

“Bunda tidak papa Mel, bunda masih sanggup, kamu buruan selesaikan makanmu sebentar lagi Leon pasti menjemputkan?” kata bunda menyebut nama pacarku dua bulan ini.

“jangan terlalu memaksakan diri bun, kalau bunda cape bunda istirahat saja, lagipula sekarang Melodi sudah bekerja paruh waktu di kafe bang Kevin”

“iya nanti kalau bunda capek bunda pasti istirahat. Sudah sana kamu segera bersiap, dan bunda ingatkan kamu jangan meminta yang macam-macam pada pacarmu Mel, dan jangan pulang malam bunda berangkat dulu. Assalamualaikum”

Aku segera mencium tangan bunda dan bunda langsung melesat menuju mobil Honda jazz yang terparkir di depan rumah bergaya minimalis ini, setelah bunda pergi aku segera naik ke dalam kamar dan melepas kacamata bacaku dan menggantinya dengan lensa kontak berwarna senada dengan mataku aku juga melepaskan ikatan rambutku dan membiarkan rambutku tergerai, lalu mengambil tas tangan branded pemberian Leon beberapa hari yang lalu dan segera keluar dari kamar.

Aku segera memakan nasi gorengku dan setelah itu segera mencuci piring bekasku dan bunda setelah itu aku berjalan ke depan dan benar Leon sudah menunggu di depan segera aku mengunci pintu rumah dan berjalan dengan santai kearahnya, tapi tumben dari jarak sini sampai di depan gerbang aku tidak melihat mobil Audi seilvernya, atau mungkin di parker lebih jauh lagi karena kena semprot tetangga?

Setelah sampai di depan gerbang aku kembali mengunci gerbang dan kaget begitu mendapati Leon berdiri disamping ninja hijaunya, jangan bilang dia tidak membawa mobil Audinya.

“Leon mobil kamu mana?” tanyaku to the poin karena hari yang sudah beranjak siang aku tidak mau aku telat hanya karena menanyakan dan mengobrol tidak penting dengan Leon.

“emm mobilku masuk ke bengkel sayang, maaf ya sekarang kita harus naik motorku dulu” katanya dengan tampang bersalah sebelum aku sempat menjawab pertanyaannya sebuah mobil Ford putih berhenti tepat di depan kami dan dari pintu pengemudi menyembul kepala Rio.

“berangkat bareng gue aja Mel, lo tentu gak maukan dnadanan lo rusak karena harus naik motor”

“oke Yo, Leon aku berangkat sama Rio, kalo mobil kamu udah keluar dari bengkel kamu boleh jemput aku lagi sekarang kita berangkat sendiri-sendiri aja, bye” kataku lalu langsung melenggang masuk kedalam mobil Rio setelah Rio membukakan pintu penumpang.

“tapi Mel”

“bye Leon” jawaban barusan berasal dari Rio

Setelah itu mobil Rio melaju dengan kecepatan sedang, sepanjang jalan dia terus mengoceh tentang kekayaan orang tuanya dan betapa hebatanya dia bisa masuk kedalam tim inti basket yang sebentar lagi akan mengikuti pertandingan di Bandung, aku hanya menanggapi dengan senyum dan beberapa kali aku tanggapi dengan ikut masuk dalam pembicaraan.

Sebenarnya hal ini yang paling membuatku tidak suka dan alergi pada cowok kaya, mereka akan dengan bangga memamerkan kekayaan mereka dan mereka seakan tidak malu menghabiskan beberapa juta dalam sehari hanya untuk kesenangan sekejap. Aku berusaha mati-matian untuk tidak mencibir ketika Rio mulai membicarakan betapa dia merasa beruntung bisa mengantarku pagi ini.

My Short StoryHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin