Kebetulan atau Takdir?

13.2K 565 9
                                    

Aku merapikan pakaian yang akan aku bawa untuk pulang kampung, yay mulai lusa aku libur minggu tenang, dan seperti biasa setiap libur minggu tenang aku lebih memilih untuk menghabiskan waktuku dirumah untuk berkumpul bersama keluargaku, setelah pakaian yang aku masukan aku rasa cukup untuk berlibur dirumah, kini aku berganti memilih beberapa novel yang menjadi koleksiku untuk menemaniku selama perjalanan pagi ini menggunakan kereta.

Setelah semua yang aku butuhkan sudah tertata rapi pada tas ranselku akupun bersiap untuk mandi, karena kereta yang menuju semarang dari Surabaya hanya dua yang merupakan kereta lokal jadi aku lebih memilih kereta yang paling pagi agar ketika aku sampai disemarang tidak terlalu siang dan kakakku bisa menjemputku.

Selesai mandi aku langsung bersiap untuk berangkat jam diatas meja belajar dikamar kosku sudah menunjukan pukul lima pagi itu artinya aku harus bergegas karena kereta yang akan aku naiki akan berangkat pukul enam tepat. Setelah memastikan semua barang elektronik sudah aku cabut dan mematikan lampu kamar tidak lupa mengunci lemari akupun bergegas mengunci kamarku, sampai dibawah aku berpamitan pada ibu kosku.

Perjalanan dari tempat kosku menuju stasiun pasar turi cukup jauh membutuhkan waktu tiga puluh menit kalau tidak macet sedangkan kalau macet bisa sampai satu jam, karena hari masih pagi jadilah perjalanan sangat lancar dan tanpa macet, memasuki stasiun aku langsung masuk kedalam parkiran motor dan memarkirkan motorku lalu bergegas menuju tempat keberangkatan dari sini aku bisa melihat kalau jam masih menunjukan pukul setengah enam tapi para penumpang kereta yang sama yang akan aku naiki sudah banyak yang datang menunggu di tempat keberangkatan menunggu pintu keberangkatan dibuka oleh petugas.

Sambil menunggu pintu keberangkatan dibuka oleh petugas aku lebih memilih mendengarkan lagu sekalian melihat kesekelilingku barangkali saja ada orang yang aku kenal, aku memang sangat jarang pulang dengan teman, selain karena teman akrabku tidak jadi melanjutkan kuliah ditempatku kuliah sekarang juga karena temanku yang lain tidak terlalu akrab.

Kebanyakan penumpang kereta yang akan aku naiki adalah para orang tua terlihat dari banyaknya yang menunggu di bangku tunggu, mungkin banyak juga yang seumuran denganku tapi tetap saja para orangtua yang paling banyak mendominasi, akhirnya pintu kebernagkatan dibuka juga semua orang langsung berebut untuk berbaris agar cepat bisa masuk dan menaiki kereta.

Aku menghela nafas sejujurnya aku paling benci dalam situasi seperti ini, kenapa tidak bisa tertib coba? Padahal semua orang sudah pasti akan mendapatkan tempat duduk karena sekarang peraturannya memang seperti itu tapi tetap saja mereka lebih memilih berebbutan untuk bisa cepat masuk kedalam kereta, aku lebih memilih tetap duduk dan menunggu sampai antrian tinggal sedikit baru mulai ikut mengantri.

Tidak hanya aku yang masih duduk aku lihat banyak juga perempuan dan laki-laki sumuranku juga lebih memilih untuk menunggu sampai antrian lebih sedikit baru mengantri, aku kembali mengedarkan pandanganku berharap ada satu wajah yang aku kenal, rasanya akan sangat membosankan kalau kita didalam kereta tanpa mengobrol dengan orang yang kita kenal apalgi perjalanan dengan kereta ini membutuhkan waktu selama empat jam lebih dan akan sangat membosankan kalau kita tidak melakukan obrolan.

Tapi lagi-lagi aku menghela nafas karena dari sekian banyak orang yang ada disini tidak ada satupun wajah yang aku kenali, akhirnya aku berdiri menggendong ranselku dan menenteng tas tanganku aku lihat antrian sudah sedikit, aku berjalan menuju antrian dan setelah pemeriksaaan tiket sesuai dengan identitas aku langsung dipersilahkan masuk, aku mendapat gerbong nomor lima dengan tepat duduk nomor 21 e, saat aku memasuki gerbong sudah banyak orang yang menempati tempat mereka masing masing sedangkan tempat duduk bagianku baru diisi satu orang kalau dari belakang kelihatannya seorang ibu rumah tangga dan ternyata benar yang akan duduk di sampingku selama perjalanan kereta adalah seorang ibu muda dengan anak bayi dalam gendongannya.

My Short StoryWhere stories live. Discover now