Love just for you

16.6K 641 6
                                    

“jadi kau mencampakanku?”

“ya tuhan tidak della, aku hanya memberimu waktu untuk memikirkan segalanya”

“lalu kenapa kau meninggalkanku?”

“aku hanya ingin kamu bisa menentukan pilihanmu dengan tepat tanpa paksaan ataupun desakkan dariku”

“jadi kau merelakanku dengannya?”

“jika bahagiamu hanya berada ditangannya maka aku akan mengikhlaskanmu”

“jadi hanya sampai disini perjuanganmu? Kau bilang kau mencintaiku?”

“aku memang mencintaimu Dell. Bahkan sangat mencintaimu, hanya saja aku tidak mau bersikap egois lagi. Sudah cukup selama ini aku memaksakan perasaanku terhadapmu, aku memberimu waktu agar kamu bisa menelaah kembali perasaanmu, membiarkanmu menghadapi masa lalumu. Masa lalu yang tak pernah meninggalkanmu”

“aku sudah memutuskan memilihmu, apakah kau tidak memercayaiku?”

“bukan aku tidak memercayaimu Dell, hanya saja sudah tiga tahun kita menjalin hubungan ini, tapi kamu masih dibayangi masa lalumu, dan sekarang masa lalumu telah kembali, aku memberimu kesempatan untuk menetapkan pilihanmu. Aku akan ikhlas jika pada akhirnya kamu memang tidak memilih aku”

“tidak cukupkah kau percaya dengan perkataanku sekarang?”

“Dell aku hanya ingin kamu bahagia, aku akan tetap memberikan kamu waktu untuk berfikir. Lagipula ini semua demi masa depanmu juga. Baiklah aku kira sudah cukup, ayo aku antar pulang”

“tidak perlu, aku bisa pulang sendiri”

“kamu tadi berangkat bersamaku Dell jadi pulang juga harus bersamaku”

“tidak perlu Dimas, aku pulang sendiri saja. Permisi”

Aku menangis dalam diam, menyusuri trotoar sepanjang kafe menuju halte, aku menghentikkan taksi pertama yang aku lihat, di dalam taksipun aku hanya bisa menangis, bagaimana mungkin dimas mengatakan semua itu jika pada akhirnya dia meninggalkanku.

Selama ini aku memang tidak pernah menunjukan rasa sayangku padanya, karena aku kira tanpa menunjukannyapun dia akan tau sendiri. Aku tidak mau terburu-buru menggungkapkan perasaanku padanya karena aku takut. Taku kalau pada akhirnya aku dikecewakan lagi, taku kalau ternyata cintaku hanya satu pihak. Aku tau semua ini kesalahanku juga, tapi haruskan seperti ini, bukankah kalau dia meinggalkanku sama artinya dia mengulangi kelakuan Adrian, ya Adrian nama itu kembali hadir setelah selama empat tahun dia mencampakanku tanpa kepastian akan hubungan kita, disaat itulah dimas hadir menawarkan diri untuk menghiburku, awalnya aku tak pernah sekalipun menghiraukannya tapi pada akhirnya aku luluh juga karena dia yang tak pernah menyerah.

Memang benar ini salahku meskipun aku sudah menjalin hubungan dengan Dimas selama tiga tahun tapi nama Adrian masih sering hadir di setiap langkahku, bukan karena aku masih menyayanginya tapi aku hanya mempertanyakan alasannya meninggalkanku empat tahun lalu. Aku memang tak pernah mengungkapkan kata sayang ataupun cinta pada Dimas tapi itu semata-mata untuk menjaga hatiku sendiri, aku tidak mau lagi mengumbar kata cinta dengan mudahnya jika pada akhirnya harus ditinggalkan seperti yang Adrian lakukan padaku.

Sampai di rumah mamiku menanyakan keberadaan Dimas dan kenapa aku menangis yang aku jawab hanya pertengkaran kecil, mami tidak membahasnya lebih lanjut untunglah karena aku benar-benar membutuhkan waktu untuk istirahat.

==

Aku bekerja dan terus bekerja tanpa menghiraukan badanku yang terus berteriak kesakitan, biarkanlah saja aku tidak perduli lagi. Lagipula tidak ada juga yang akan menghawatirkanku, perkataan Dimas satu minggu yang lalu masih sering hadir di memoriku, dan dia memang membiarkanku sendiri, bahkan aku sudah mencoba menghubunginya tapi selalu operator yang menjawab.

My Short StoryWhere stories live. Discover now