first meet

31K 920 9
                                    

Aku berjalan memasuki supermarket untuk berbelanja bulanan, untuk mengisi dapur kontrakanku yang sudah mulai menipis. Sebenarnya kali ini adalah bagian adikku Rina yang harus belanja bulanan tapi karena hari ini dia ada kuliah tambahan jadilah aku yang harus berangkat sendiri untuk berbelanja bulanan. Lagipula ada beberapa kebutuhan yang harus aku beli juga.

Setelah memasuki supermarket aku langsung mengambil trolley dan mulai berjalan menyusuri rak-rak yang berisi buah-buahan dan sayuran.setelah mengambil beberapa jenis buah dan sayuran aku mulai berjalan ke arah bumbu dapur. Lalu aku berjalan menuju bagian beras, aku berniat mengambil beberapa cemilan ketika mendengar suara anak kecil yang sedang menangis sangat keras.

Aku melihat ada anak kecil kira-kira berumur 6 tahun yang sedang menangis sangat kencang, ada pula seorang ibu muda yang sedang berusaha menenangkannya tapi anak itu tetap menangis bahkan menangis semakin kencang. Mungkin ibu muda itu adalah ibu kandung anak itu, sementara pengunjung lain hanya menonton mereka berdua tanpa menolong si Ibu muda yang kelihatan sekali sangat kewalahan menenangkan sang anak. Bahkan ada beberapa pengunjung yang menatap sang ibu dengan pandangan tidak suka mungkin merasa terganggu dengan tangisan sang anak yang semakin kencang.

Aku heran dengan para pengunjung yang melihat ibu itu dengan pandangan tidak suka, jika mereka merasa terganggu mengapa mereka tidak mencoba menenangkan anak kecil itu tapi malah hanya melihat mereka seperti tontonan. Kakiku sudah bergerak maju untuk mencoba menenangkan si adik kecil ketika kulihat ada seorang lelaki muda yang mendekati si anak kecil, dia membisikkan sesuatu ke anak kecil itu dan dengan ajaibnya si anak langsung diam, pemuda itu lalu memberikan permen lollipop yang dia bawa pada anak kecil yang sudah mulai berhenti menangis itu lalu berniat pergi ketika sang ibu si anak yang tadi menangis mau mengucapkan terima kasih, setelah si pemuda tadi pergi meninggalkan si ibu begitu pula semua kerumunan pengunjung yang sejak tadi hanya bisa menonton.

Aku melanjutkan acara berbelanja bulananku, setelah semua kebutuhan sudah lengkap aku bergerak menuju kasir untuk membayar belanjaanku, aku lihat hampir semua kasir terdapat antrian yang cukup panjang kecuali kasir nomor delapan disana hanya terdapat dua orang yang sedang mengantri akhirnya aku putuskan untuk ikut mengantri di kasir nomor 8.

Setelah menunggu selama kurang lebih 15 menit akhirnya tiba giliranku, setelah semua belanjaanku di hitung ternyata bulan ini aku harus mengeluarkan uang lebih karena biasanya hanya sekitar tiga ratus ribu tapi kali ini hampir empat ratus ribu, aku membuka dompet dan aku hanya menemukan uang sebanyak dua ratus ribu, aku lupa mengambil uang kemaren sore, dan aku juga tidak membawa kartu ATM ku.

Akhirnya aku minta pada kasir untuk menunggu sebentar sementara aku mencoba menghubungi Rina barangkali dia sudah pulang dan bisa mengantarkan uang kesini. Tapi setelah aku hubungi ternyata Rina masih ada di kampus karena harus mengerjakan kerja kelompok. Aku bimbang akhirnya aku putuskan untuk mengurangi belanjaanku dulu baru nanti sore aku kembali ke supermarket ini untuk meneruskan belanjaku.

Aku berniat untuk bicara pada kasir untuk mengambil beberapa belanjaanku untuk mengurangi harga yang harus aku bayar ketika aku mendengar seruan dari seseorang yang berada tepat di beakangku.

“ mbaknya permisi”

“ iya” aku hampir meloncat ketika mendapati ternyata yang menyapaku adalah pemuda yang tadi menolong anak kecil itu. Dari jarak sedekat ini aku bisa melihat wajahnya dengan jelas, ternyata dia sangat tampan.

“ boleh saya bantu untuk membayar belanjaannya?”

“ oh ga usah mas, biar dikurangi saja belanjaan saya”

“ gapapa mba peke uang saya saja dulu, mbaknya pasti sudah niat untuk berbelanja bulanan, masa harus dikurangi karena mbaknya lupa membawa uang?”

“ tapi mas ga usah”

“ udah mbak gapapa”

Aku berniat untuk membantahnya tapi pemuda itu sudah membayarkan uangnya kepada kasir terlebih dahulu, akhirnya aku hannya bisa pasrah dan berterima kasih pada pemuda itu, aku menunggu pemuda itu membayar belanjaannya untuk meminta nomor rekening ataupun alamat agar aku bisa mengembalikan uangnya. Tapi pemuda itu hanya tersenyum dan berkata tidak usah diganti katanya dia ikhlas. Aku tetap bersikeras akhirnya pemuda itu hanya bilang bahwa jika suatu hari nanti kita tidak sengaja bertemu baru aku boleh mengganti uang yang tadi dia keluarkan, akhirnya aku hanya bisa pasrah dan mengiyakan perkataannya. Setelah itu aku langsung kembali ke kontrakanku dan mulai memasak untuk makan siang bersama Rina.

--

Hari ini aku harus bertemu dengan klien untuk membahas mengenai rancangan sebuah cabang hotel baru, aku memang lulusan arsitek dari salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta. Aku berjalan memasuki sebuah hotel bintang lima, karena kali ini aku memang mengadakan pertemuan di hotel ini, ketika aku memasuki hotel tak sengaja aku menangkap sosok lelaki muda yang waktu itu menolongku aku berniat untuk menyapanya sekalian untuk membayar hutangku tapi dia keburu masuk ke dalam lift, akhirnya aku putuskan untuk mengurungkan niatku dan langsung memasuki restoran yang berada di hotel ini.

Sambil menunggu klienku aku menyiapkan beberapa desain yang sudah aku rancang untuk klienku dibantu oleh asistenku Lesti. Lima belas menit kemudian klienku datang tapi dia tidak sendirian dia datang bersama pemuda yang waktu itu menolongku, awalnya aku hanya bisa diam sampai akhirnya Lesti menyenggol lenganku untuk mengembalikanku ke realita.

Aku menjabat tangan klienku kemudian pemuda itu yang akhirnya aku tahu bernama Nathan ternyata dia adalah salah satu Manajer di perusahaan yang dipimpin oleh klienku. Kami membahas mengenai desain hotel yang akan di bangun beberapa bulan kedepan setelah itu klienku pamit untuk menghadiri sebuah pertemuan penting. Dan karena Lesti juga harus kembali ke kantor uuntuk menyiapkan berkas untuk nanti sore dia akhirnya ikut ijin pulang telebih dahulu.

Lalu tinggalah kami berdua disini, aku berniat untuk membayar hutangku kemarin tapi ternyata dia tetap menolaknya aku tetap memaksa, yang membuatku kaget adalah jawabannya bahwa dia akan menerima uangku kalau aku mau berkencan dengannya.

Awalnya aku hanya diam, berfikir mungkin dia salah bicara atau mungkin dia hanya bercanda, tapi ternyata dia serius akhirnya aku mengiyakan ajakannya. Sejak saat itu dia sering datang ke kantorku untuk sekedar mengajak aku makan siang atau bahkan malah hanya uttuk mengajaku mengobrol.

Selama 2 bulan aku mengenal Nathan akhirnya aku tau hampir semua tentang dia, ternyata dia anak tunggal, dan yang tidak aku sangka sama sekali adalah bahwa ternyata pemilik hotel yang merangkap menjadi klienku dulu itu adalah ayahnya, ternyata Nathan adalah pewaris dari beberapa hotel bintang lima yang tersebar di seluruh Indonesia.

Lalu suatu hari dia memintaku untuk mengenalkannya pada orang tuaku, awalnya aku berfikir mungkin dia hanya ingin bertemu dan berkenalan dengan mereka. Tapi setelah aku tunggu kedatangannya di rumahku ternyata dia datang bersama kedua orangtuanya dan melamarku, aku kaget bukan main bukan karena aku tidak suka dengan tindakan Nathan tapi karena tidak pernah terfikir di benakku bahwa Nathan memiliki ketertarikan khusus padaku.

Setelah mencari jawaban lewat sholat istikharah akhirnya aku katakana pada ayahku untuk menerima pinangan Nathan. Ayah dan Ibuku sangat senang dengan keputusanku, lalu di rencanakan sebuah resepsi sederhana di bulan agustus tahun ini.

Aku tidak menyangka pertemuanku dengan Nathan di sebuah supermarket beberapa bulan yang lalu bisa berefek sangat besar pada kehidupanku kedepannya. Sejujurnya aku memang memiliki rasa pada Nathan tapi aku tidak berani berharap banyak padanya karena menurutku dia terlalu sempurna, tapi kalau jodoh hanya Tuhan yang tau.

Setelah pernikahanku dengan Nathan aku sekarang menempati rumah yang disediakan Nathan untuk kehidupan Rumah Tangga kami, yang dia beli dari tabungannya sendiri tanpa bantuan dari kedua orang tuanya, sepertinya aku tidak salah memilih seorang suami karena dia sangat bertanggung jawab dengan masa depan kami kedepannya bahkan dia tidak selalu bergantung pada kedua orang tuanya meskipun orang tuanya sangat kaya itu.

Sementara adikku Rina sekarang masih menyusun Skripsinya, aku berharap dia juga mendapatkan jodoh seperti Nathan, yang mampu menjaga adikku dan mengimbangi sifat adikku yang kelewat cuek dengan penampilannya itu.

The End

My Short StoryWhere stories live. Discover now