Jatuh Cinta sama Om-Om (?)

3.3K 106 18
                                    

Keadaan sekolah tengah riuh dengan kabar yang mengejutkan. Seorang guru mengundurkan diri karna tidak tahan dengan murid-murid di kelasnya yang sangat bandel.

Sebenarnya hanya beberapa saja yang nakal, namun sikap mereka itu sangat membuat jengkel, jengah, dan akan membuat setiap guru ingin melempar mereka ke sungai Amazon agar dimakan oleh buaya atau ikan piranha.

Kelas itu adalah kelas XI IPS 1. Kelas yang terkenal dengan murid-murid pintar dan sangat nakal. Kelas itu terdapat beberapa anak nakal tetapi tetap memiliki kepintaran yang sangat unggul, tidak banyak yang kalem termasuk Quenla Atlan Zaen.

"Lagian tuh mulut pedes banget, sih, sampe guru itu keluar dari sekolah," cibir Quenla kepada sahabatnya Latusha Arine.

Latusha tertawa. Sebab guru tersebut yang keluar akibat dirinya yang memiliki mulut yang ketika berbicara akan setajam silet dan sepedas cabai.

"Tapi, gue denger-denger mau ada yang gantiin hari ini," ujar Kirana Al-Husein sembari memakai bedak di wajahnya.

Quenla dan Latusha langsung saling pandang-pandangan. Mereka baru mengetahui ini dari Kirana barusan. Kirana mengambil lipstik dari tempat make upnya.

Kirana yang baru memakai lipstik tiba-tiba teringat dengan sesuatu yang harus disampaikan kepada sahabat-sahabatnya sekarang. Ia pun menaruh kembali lipstiknya dan menatap kedua sahabatnya.

"Kenapa?" tanya Quenla dengan ekspresi bingung.

"Guys, gue dijodohin sama orang tua gue," ujar Kirana yang membuat kedua sahabatnya terkejut.

"Boongkan lo?" tanya Latusha yang tidak percaya.

Kirana mendengkus, "Beneran, hari ini makanya gue enggak bisa ikut kalian ke sana," jawab Kirana meyakinkan sahabat-sahabatnya.

Quenla mengebrak meja, "Udah kayak jaman apaan aja,"

Kirana mengendikkan bahunya, lalu fokus kembali berdandan. Latusha cemberut karna mendengar kabar ini, bukan karna soal perjodohan itu, tetapi karna tidak lengkap saat berkumpul-kumpul nanti.

Quela beranjak pergi dari kelas. Latusha dan Kirana menatap Quenla yang sudah pergi dari kelas. Mereka tau Quenla pasti akan membatalkan semua acara bersama mereka hari ini karna tidak lengkap.

Quenla berjalan menuju Kantin dengan wajah tidak mengenakkan. Ia membeli es teh manis dan bubur ayam untuk mengisi perutnya sebelum pelajaran dimulai lima belas menit lagi.

"Boleh saya duduk di sini?" tanya seorang lelaki yang membawa namoan di tangannya.

"Silakan, lagian ini bukan Kantin milik gue," jawab Quenla tanpa melirik sedikit pun ke si pemilik suara.

Lelaki tersebut berdehem dan langsung duduk di samping Quenla. Quenla hanya fokus dengan bubur di hadapannya. Bubur adalah makanan favorit Quenla sejak kecil.

Seketika banyak yang berbisik-bisik tentang Quenla yang duduk bersama lelaki tersebut. Quenla yang merasa kupingnya mulai memanas langsung menatap siapa sebenarnya lelaki yang ada di sampingnya tersebut.

Saat Quenla menatap lelaki itu, ia langsung terfokus kepada wajah si lelaki yang terlihat menggemaskan saat sedang makan.

"Saya tau, saya memang tampan," ujar lelaki tersebut tiba-tiba yang membuat Quenla mendesis.

"Anda siapa?" tanya Quenla yang seketika menjadi ramah.

Quenla memang tipe orang yang ramah dan kalem tetapi akan berubah menjadi galak saat ia merasa terusik dan tidak tenang.

Lelaki tersebut berhenti makan dan menatap Quenla yang menunggu jawaban dari dirinya.

"Saya Fathur Zicko Vanetrea Putra," jawab Fathur dan melanjutkan makannya.

Beda Umur {Completed}Onde histórias criam vida. Descubra agora