Random

914 54 0
                                    

Quenla sudah berada di kasurnya dan mengganti pakaiannya menjadi lebih santai. Entah apa yang ia sedang pikirkan, karna terlalu banyak yang harus ia pikirkan termasuk kejadian tadi saat bersama Fathur.

Quenla mengingat kejadian bersama Fathur itu langsung tersenyum-senyum dan menjadi salah tingkah sendiri.

Suara notifikasi dari handphone yang sekarang adalah milik Quenla terdengar berbunyi, membuat Quenla segera membukanya.

Terlihat nama kontak yang bertuliskan 'Bapak Fathur' tersebut yang membuat Quenla menggigit kukunya.

Ia membuka room chat bersama Fathur.

Bapak Fathur
[Jam 7 malem bisa nemenin saya?]

[Bisa deh, pak,]
[Memang ada apa?]

[Antar saya buat beli buku,]

[Buku? Oke, pak,]
Read

Setelah itu Quenla memejamkam matanya tidak ingin mendengar suara keributan ayah dan ibunya juga tangisan Qilinea yang kadang-kadang diselingi dengan jeritan histeris.

*🌸*🌸*

Quenla sudah memakai pakaian yang rapi tetapi tetap memiliki kesan santai. Ia melirik jam di dinding kamarnya yang hampir menunjukkan pukul tujuh malam.

Quenla mengambil flat shoes berwarna abu-abunya yang ia taruh di bawah kasur kamarnya. Itu pemberian dari bibinya yang tau jika Quenla adalah pecinta flat shoes.

Dengan cepat Quenla keluar dari kamarnya sambil menjinjing flat shoesnya. Ia melirik kamar Qilinea yang ada di sebelah kamarnya.

Quenla mengela napas dan pergi menuju dapur untuk mengambil tiga buah susu kotak coklat di dalam kulkas.

"Kamu ngapain?" tanya ibunya yang menatap Quenla yang baru saja menutup pintu kulkas.

Quenla menatap ibunya tersebut, "Ambil susu punya Quenla, tenang ini pake uang dari bibi bukan dari ibu, kok," jawab Quenla dengan dingin.

"Bagus, udah pinter memeras kakak Ibu ya," ujar ibu yang membuat Quenla merasa tertohok.

"Enggaklah." Quenla langsung pergi dari sana meninggalkan ibunya.

Ia tidak keluar dari rumah, melainkan ke kamarnya. Ia mengambil koper yang ada di samping lemarinya. Ia terlalu capek untuk meladeni ibunya yang selalu mementingkan Qilinea.

Quenla memasukkan beberapa bajunya dan seragam-seragam ke dalam koper itu. Ia memasukkan buku-buku juga peralatan sekolahnya ke dalam tasnya.

Deringan handphone terdengar. Fathur menelepon Quenla dan dengan cepat Quenla mengangkatnya.

[Tunggu, sebentar lagi saya selesai.]

Setelah mengucapkan itu Quenla menutup teleponnya dan membereskan apa yang perlu ia bawa. Setelah selesai ia menarik kopernya keluar sambil mengendong tasnya.

Qilinea keluar dari kamar langsung menahan koper Quenla. Quenla terkejut dan dengan cepat ia menarik paksa koper tersebut agar Qilinea melepaskan tangannya dari kopernya.

"Jangan cegah, Quenla!" bentak Quenla kepada Qilinea.

"Quen, jangan pergi," lirih Qilinea.

Beda Umur {Completed}Donde viven las historias. Descúbrelo ahora