Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
"Hah? Masa sih dia ngomong begitu?"
Lisa yang lagi telentang di atas tempat tidur gue sambil lihat ke atas langsung noleh ke gue yang tiduran di samping dia.
"Ya kan??? Lo aja kaget apa lagi gue???" kata gue sambil ikut noleh ke Lisa.
"Ih, gue bukan kaget tapi heran! Kok bisa???" tanya Lisa lagi.
"Ya mana gue tahu??"
"Lo yakin nggak salah denger, Rose???"
"Yakin!" kata gue cepet. "100%!"
Lisa diem.
Gue juga diem.
Kita diem-diem mikir.
Bukan gue namanya kalau nggak bisa bikin Lisa ikut kepikiran sama masalah gue.
"Menurut lo dia udah suka sama lo nggak?" tanya Lisa ke gue.
Gue lihat ke langit-langit kamar gue. Terus ngebayangin Eunwoo yang kalau udah senyum ke gue tuh senyumnya seakan mengajak gue berumahtangga.
Lihat aja nanti lulus SMA, gue langsung ajak orang tua gue ke rumah Eunwoo, minta izin sama orang tuanya buat ajak anaknya membina rumah tangga.
Ha ha ha.
Niat baik biasanya dipermudah sama Tuhan.
"Yee malah senyum-senyum! Gila lo?" ledek Lisa bikin gue langsung kerucutin bibir.
"Abis gue bingung mau jawab apa."
"Kalau lo bingung berarti belom!"
Ah kan. Sebenarnya gue juga belum yakin sih. Kalau gue bilang nggak suka tapi kok Eunwoo nyebut-nyebut kata ngedate kemaren? Kalau gue bilang udah... kok nggak berasa ya???
"Lo udah jalanin step selanjutnya yang gue kasih belum?" tanya Lisa lagi.
"Step yang ngajakin bercanda itu?" tanya gue sambil noleh ke Lisa lagi.
Lisa anggukin kepala.
"Gue bingung mau ngajakin dia becanda soal apaan," kata gue sambil masang muka sedih. "Mau becandain soal pelajaran, jurusan kita beda. Mau becandain soal agama, takut dosa."