Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Terus lo jawab apa?"
Sekarang ini gue lagi curhat sama Lisa soal pertanyaan Eunwoo pas di mall kemaren.
"Ya, ya untungnya Dokyeom keburu dateng sebelum gue jawab pertanyaan itu." Ucap gue.
Biasanya gue bakal kesel sama Dokyeom, tapi kemaren gue bener bener bersyukur sama kehadirannya.
Jujur gue rada takut jawab pertanyaan Eunwoo.
Kalau gue bilang engga, itu artinya gue bohong dan dosa. Tapi kalau gue bilang iya, gue takut nanti dia jauhin gue lagi kayak dulu waktu SD.
No no no no.
Gue nggak mau kedeketan gue sama Eunwoo yang nggak seberapa ini jadi hancur karena itu.
Sejauh ini langkah dari Lisa udah cukup berhasil. Meski masih 10% tapi itu bisa dibilang kemajuan.
"Hooooooh." Lisa ikutan hela napas kelegaan. "Aneh ye Rose, lo yang mau deketin dia, gue yang deg degan takut lo nggak berhasil." Celetuk Lisa bikin gue langsung masang muka nggak enak.
Abis gitu amat omongannya. Lisa nggak tahu apa ya kalau omongan itu bisa jadi doa?
"Nah sekarang mending lo kasih tahu gue apa langkah ketiga yang harus gue lakuin buat deketin dan dapetin Eunwoo." Ucap gue kemudian.
"Oke oke." Ucap Lisa kemudian. "Langkah ketiga yang harus lo lakuin adalah ciptain kebetulan."
"Kebetulan?"
"Yep. Lo harus cari tahu di mana dia sering nongkrong, baik itu pas istirahat atau pas dia abis pulang sekolah. Terus lo datengin tempat itu seolah olah tanpa direncanakan dan disengaja. Nah lo beraniin deh sapa dan kasih senyum pas lo lihat dia. Kayak kebetulan di Mall kemaren. Cuma bedanya ini nggak pure kebetulan, karena kebetulan itu datengnya 1000 banding 1 jadi daripada lo nunggu kebetulan lainnya, mending lo ciptain kebetulan itu sendiri."
"Oke oke, gue paham maksud lo. Tapi nih abis itu gue harus ngapain?" Tanya gue. "Nggak mungkin kan gue dateng, nyapa dia, senyum terus langsung pergi?"
"Ya jangan begitu juga anjir. Mencurigakan banget itu mah namanya."
"Terus gimana?"
"Ya abis nyapa dia, lo basa basi dikit kek kayak 'ehhh lo sukanongkrong di sinijugaaa? Sama dong hahahahaha', gitu."
Gue ngerjapin mata gue lihat Lisa praktekin cara ngomong yang sangat aneh barusan. Centil banget.
"Apa dia nggak bakal illfeel kalau lihat gue kayak lo barusan?"
Lisa berdecak.
"Elu ya gue contohin malah ngejek gue! Gue kan cuma kasih permisalan. Ya nanti lo coba cari topik lain lah."
Gue cuma ngangguk-nganggukin kepala denger penjelasan Lisa.
"Pokoknya bikin kesan seolah olah lo nggak sengaja ketemu sama dia. Ngerti?"
"Ngerti boss!"
🔆🔆🔆
Satu hal yang gue tahu pasti temen barengannya Eunwoo itu Hyunbin sama Dokyeom. Mereka bertiga biasa kemana mana bareng. Kayak kalau makan di kantin pas istirahat. Cuma gue baru tahu kalau Junhoe, temen sekelas gue ternyata suka nongkrong bareng Eunwoo di warkop depan sekolah tiap abis jam pulang.
Gue tahu darimana? Ya tahu dari mata kepala gue sendiri. Sekarang ini gue lagi di warkop tempat nongkrong mereka yang ternyata banyak di isi sama anak cowok.
Tengsin anjir.
Sekarang ini ketujuh pasang mata lagi mandang heran ke arah gue yang lagi makanin bubur ketan item.
Ada Junhoe, Hyunbin, Yugyeom, Jungkook, Jaehyun, Chan, Sewoon.
Iya nggak ada Eunwoo. Tadi sih gue nggak sengaja denger katanya nanti Eunwoo sama Dokyeom nyusul.
"Rose," panggil Junhoe bikin gue angkat kepala gue terus noleh ke arah dia.
Gue sedari tadi nunduk karena malu dilihatin begini. Ini gue kenapa berasa ke sarang penyamun sih?
"H-hah?"
"MANG BIASA YA!"
Sebuah suara teriakan barusan bikin gue panik. Bukan itu bukan suara Eunwoo. Melainkan Dokyeom.
Plis, dilihatin tujuh orang aja gue udah mati kutu apalagi ditambah Dokyeom yang suka menyeringai ke gue??? Dia tuh kayak curiga gitu ke gue. Apa jangan jangan dia tahu gue suka sama Eunwoo?
"Nggak nggak nggak boleh."
Gue refleks nutup mulut.
"Lah? Lo lagi?"
Kan kan Dokyeom jadi ngeh sama keberadaan gue.
"Mang biasa satu ya."
"Eh Woo! Woo! Sini! Lihat siapa yang ada di sini." Ucap Dokyeom sambil geserin badannya supaya gue bisa dilihat sama Eunwoo.
"Eh Rose? Tumben lo di sini?" Tanya Eunwoo.
Gue cuma senyum kikuk.
"Eh iya nih, lagi pengen makan bubur." Ucap gue sambil nyengir dan nunjuk mangkok di depan gue.
Eunwoo langsung duduk di samping gue.
"Sendirian?" Tanya Eunwoo. Gue anggukin kepala gue. "Kok berani?"
"Hah?"
"Ini kan sarang cowok Rose, jarang dan bahkan hampir nggak pernah kita lihat cewek ke sini. Makanya kita semua heran tadi." Timpal Junhoe bikin gue noleh ke arahnya yang emang ada di samping gue.
Jadi sekarang posisi gue ada di antara Junhoe sama Eunwoo.
"Ja-rang? Hahaha, gua sering ke sini kok."
Gue ngerutuk kebohongan gue barusan. Sering apanya? Ini baru pertama kali dan gue nyesel parah. Nggak lagi lagi gue ke sini tanpa Lisa.
"Masa sih? Tanya Yugyeom. "Gua biasa di sini sampe jam 5 nggak pernah lihat lo." Ucapnya lagi.
GULP!
Gue nelen saliva gue. Mampus kan.
"Eng anu itu biasanya gue ke sini malem malem. Buat beli bubur ketan item ini." Ucap gue lagi.
Plis plis semoga kebohongan tingkat dua ini nggak ada yang tahu.
"Lo masih kayak dulu ya ternyata." Ucap Eunwoo bikin gue noleh ke arah dia.
"Ma-maksudnya?" Gue nelen saliva gue lagi.
God, please.
Gue degdegan.
Gue takut Eunwoo tahu kalau gue bohong.
Dan dia jadi sadar kalau gue suka dan lagi ngincer dia.
"Iya kayak dulu," ucap Eunwoo lagi. "Suka banget sama bubur ketan item."
Fiuuuuuuuuh
Thank God.
"Lo kenal dia Woo?" Tanya Chan kemudian.
Eunwoo anggukin kepalanya. "Iya temen SD sama SMP gue."
"Weh bakal 12 tahun bersama nih!" Celetuk Dokyeom bikin gue pengen lempar sendok ke arahnya.
Gue cuma senyum nanggepin mereka. Terus konsen makan bubur lagi. Gue nggak boleh kelihatan kayak sengaja dateng kan?
Jadi harus senatural mungkin.
"Emang beneran pengen makan bubur toh." Celetuk Hyunbin bikin gue noleh ke arahnya. "Gua kira ada salah satu dari kita yang lo incer di sini."
"Gua juga sempet mikir gitu." Timpal Sewoon yang sedari tadi diem aja. "Gua kira lo mau ngincer Jaehyun."
APAAN SIH INI??
NAPA PADA SUUDZON SAMA GUE?
"Atau nggak Eunwoo?" Tambah Jungkook kali ini.
Gue lempar senyum kikuk dan langsung nundukin kepala gue.
