Siapa si?

3 1 0
                                    

Pukul 06.10, aku sudah berada di kelas. Sengaja aku datang lebih awal karena ada sesuatu.

"Ka!" Panggilku di koridor. Ka arsya menoleh. Aku mendekatinya. "Ini," aku menyodorkan tempat bekal berwarna biru. "Buat gue?" Aku hanya mengangguk pada pertanyaan yang baru dilontarkan ka arsya.

"Em.. ini sebagai bentuk terimakasih untuk pertolongan yang kemarin," ucapku. "Oh iya thank you, gue pergi ya" pamit ka arsya.

"Al-Ya?" Sahut ka arsya yang tiba-tiba balik arah. "Makan bareng yuk?" Ajaknya. Aku hanya mengangguk. "Bentar-bentar," ucapnya lalu ia mengeluarkan sapu tangan dari kantong bajunya. "Lo mimisan," ia mengusapnya. Aku hanya terkejut atas tingkahnya. 

Aku mengambil alih sapu tangan yang asalnya dipegang oleh arsya. "Makasii ka, aku ke toilet dulu" ucapku lalu pergi.

...

Aku keluar dari toilet dan melihat arsya menunggu di depan. "Udah mimisannya?"

Aku hanya mengangguk. Pertanyaan yang ia lontarkan sungguh aneh.

"Kayaknya tadi lo belum makan pas di rumah," aku mengangguk. Ia hanya berdecak. Lalu menyodorkan sebungkus roti. "See you,"






TRIING!!! Bel pulang berbunyi. Aku berlari ke luar kelas dan melewati koridor. BRUK! Aku menabrak seseorang.

"Maafin gue, ga sengaja!" Ucapku sambil menundukkan wajah, tapi saat aku mendongak. Wajah yang tampak asing dan sangat tidak kukenali.

Ia hanya menatapi wajahku dengan aneh lalu pergi. Aku tak menghiraukannya dan hanya melihat punggung badannya berjalan di koridor.

...

"Mama!" Aku menyapa mama yang berada di halaman rumah dan sedang menyiram tanaman. Aku memeluknya.

"Gimana sekolahnya? Bekal dari mama di abisin kan?" Tanya mama. Aku mengangguk.

Drrr! Suara mobil begitu terngiang di telingaku. Aku menoleh dan menatap heran mobil tersebut. Mobil mewah yang selalu kulihat iklannya di TV.

Keluar seorang pria berpakaian seragam sama sepertiku. Aku menatapnya aneh. "Dion!" Mama menyapa ramah tamah. Pria tersebut hanya tersenyum.

"Ma, itu siapa?" Tanyaku heran. "Itu tetangga baru kita namanya Dion" ucap mama. "Ganteng ya, siapa tau jodoh kamu"

Aku membulatkan mataku. "Mama kalo ngomong suka bercanda ya, aku masuk dulu!"

...

Setelah mandi, aku mendapati bang Rey sedang bermain game di handphone-nya. Dia kakakku satu-satunya. "Abang!!" Aku berteriak hingga membuatnya terkejut.

"Diem al, gak liat abang bentar lagi menang tuh!" Ucapnya. LOSE! Aku mendengar ucapan itu dari handphone bang rey. "Bwahahahaha! Kalah kan?"

TING TONG! Bel rumah berbunyi. Buru-buru aku berlari ke arah pintu dan membukanya. DOENG! Aku benar-benar menyesal membuka pintu ini.

Pria dingin ini menatap ke arahku. "Ini, mama lo mana?" Ia menyodorkan kue padaku. Aku menerimanya. "Mama!!" Aku berteriak sambil menatapnya. "Ka,"

Ia hanya menatapku dan berisyarat 'ada apa?'. "Maaf atas kejadian di sekolah karena aku nabrak kaka, bener-bener ga sengaja ✌️"

Ka Dion hanya menahan tawa. "Ah dion!" Mama mengalihkan pembicaraan. "Mau masuk?" Ajak mama. "Ah enggak tante, dion langsung pulang aja" ia tersenyum padaku lalu pergi.

Scout, I'm in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang