PART : 51

3.5K 192 9
                                    

"Foto apa, sih?"

Satu persatu dari mereka memilih untuk mendekat pada Noval agar melihat foto itu dengan jelas. Sementara Hana, ia merasa dunianya saat ini sudah hancur. Bahkan untuk membela diri saja ia seolah tak punya keberanian dan alasan. Karena apa? Foto itu memang benar adanya.

"Astaga! Ini serius?"

"Beneran lo, Han?"

"Enggak nyangka, ya."

Noval mendekat ke arah Hana, menatap wajah gadis yang pernah jadi kekasihnya, tapi kini dengan sengaja ia sakiti.

"Sekarang kalian tahu, kan ... kenapa dia waktu itu menghilang tanpa kabar. Ya, apalagi kalau bukan menghabiskan waktu bersama om-om genit."

"Malu-maluin banget, sih, lo, Han. Jadi cewek nggak benar."

"Lo bicara apa, sih, Nov! Jangan seenaknya menuduh Hana seburuk itu!" Leta benar-benar kesal dengan sikap Noval. Ingin rasanya ia lenyapkan cowok ini dari muka bumi.

Noval malah mendorong Leta hingga gadis itu terhentak di lantai.

"Lo bertiga sahabatnya, tentu saja membelanya mati-matian. Sampai-sampai keburukan pun kalian sembunyikan. Ooo ... apa jangan-jangan tak hanya Hana, kalian bertiga juga melakukan hal yang sama, ya?"

"Astaga! Bicara apa, sih, ini anak!" umpat Clara mendengkus kesal.

"Ini nggak ada hubungannya sama mereka, jadi jangan membuat mereka dalam masalah," timpal Hana langsung. "

Ini masalahnya, cukup dirinya yang merasakan efeknya. Jangan sampai para sahabatnya ikut terkena imbasnya.

Noval tersenyum licik ke arah Hana. "Gue denger-denger bisnis orang tua lo juga mengalami penurunan, kan. Sepertinya demi uang lo begini ya, Han? Rendahan! Biasa hidup kaya raya, sekarang jual diri demi uang!" Lanjut Noval mengeluarkan kata kata buruk pada Hana.

"Pihak kampus harus tahu, nih ... ini masalah besar, loh. Jangan sampai karena ini sekolah kita jadi tercemar," ujar yang lain buka suara.

"Iya ... masa sekolah se-elit ini melihara cewek yang suka jual diri."

"Terserah! Kalian mau berpikir gue seperti apa dan kayak gimana. Tapi gue bukan gadis yang seperti dituduhkan Noval," komentar Hana.

"Masih berusaha membela diri rupanya," sahut Noval.

"Buat apa? Itu nggak penting. Lo berharap ini akhirnya, kan? Oke ... gue terima! Terkadang kita memang harus mengalah demi rasa kasihan, kan! Dan gue kasihan sama elo yang lakuin hal ini, karena gue nggak terima lo balik! Dasar pengemis!"

Setelah mengatakan hal itu, Hana langsung berlalu dari sana dan berjalan cepat meninggalkan ruang kelas dengan pandangan menjijikkan dari seisi kelas.

"Hana!!"

Clara, Leta dan Rhea mengikuti langkah Hana.

Ini rasanya benar-benar menyedihkan. Bukan karena menyesal dirinya harus bersama Justin, bukan karena harus merelakan dirinya pergi dari kampus ini, tapi lebih sedih ke kata-kata yang diucapkan Noval.

Awalnya ia bersama Justin memang karena kejadian tak terduga itu, hingga akhirnya orang tuanya memaksa dirinya bersama Justin demi keamaan bisnis. Jadi, apa benar yang dikatakan Noval? Apa ia seperti gadis yang menjual diri hanya karena harta? Apa benar demikian?

"Hana, lo mau kemana?"

"Jangan mikirin apa yang dikatakan Noval," saran Rhea.

Hana menghentikan langkahnya, menatap ketiga sahabatnya dengan wajah memerah. Jujur, ia kali ini ingin menangis, tapi hanya berusaha menahan agar air matanya tak jatuh. Setidaknya di depan mereka, dirinya harus tetap tenang.

Istri Kedua sang BillionaireWhere stories live. Discover now