15.

1.5K 196 24
                                    

"Jangan kaget. Vivi diculik di rumahnya Gita. Gue sharelock lokasinya. Tolong minta bantuan polisi sekarang juga, jangan lupa bawa ambulan sekalian. Kalo ditolak sama polisi, kasih tahu kalo Vivi anak anggota MPR, kalo perlu suruh bokapnya Vivi buat nelfon kepala polisi. Bawahannya Gita punya lumayan banyak dan masing-masing bawa pistol. Gerbang depan susah dimasuki sembarang orang, ada satpam yang jaga. Gue minta bantuan lo, Ra."

Ara membulatkan kedua bola matanya, ia menahan dirinya supaya tidak terkejut karena ia berada di dalam mobil mamahnya. Ia harus segera memberi tahu Chika yang duduk di sampingnya, tapi setelah ia memberitahu Chika, apa langkah selanjutnya yang akan ia lakukan?

Bergerak sendiri? Terlalu berbahaya dan lama. Ia masih SMA dan kalau ia masuk ke kantor polisi pasti ia akan diremehkan. Satu-satunya pilihan yang ada adalah ia memberi tahu mamahnya yang galak bin bawel itu.

"Chik." Ara mengirim pesan singkat kepada Chika, "Jangan kaget."

Chika menatap Ara sebentar, ia mengerutkan keningnya lalu tetap membalas pesannya Ara. "Apa?"

Ara menyalin pesan yang dikirimkan Mira kepada dirinya lalu ia kirimkan kepada Chika. Ia menunggu sambil melirik Chika yang sedang membaca pesan yang ia kirimkan barusan.

"Vivi diculik?" Begitu balasan dari Chika, tapi berselang dua detik ada balasan lagi dari Chika. "Diculik kak Gita?"

"Iya. Kita harus lapor polisi. Mira juga ikut diculik." Balas Ara.

Chika terdiam sebentar, ia menatap ke depan, jadi ini rencananya Mira. Mungkin Mira sengaja membuat Gita marah sehingga Mira juga ikut diculik, apa jangan-jangan Vivi diculik karena cemburu kepada Vivi? Jadi selama ini Mira sudah tahu kalau Vivi itu diculik tapi sama sekali tidak memberitahuinya? Sungguh keterlaluan.

"Chik. Kasih tahu nyokap gue?" Tanya Ara dalam pesan singkat itu.

Chika menundukkan kepalanya, ia tidak boleh egois dengan melakukan semuanya sendirian. Kakinya masih terasa sakit jadi ia tidak bia bergerak bebas, ia perlu bantuan orang dewasa supaya masalah ini bisa diselesaikan dengan baik.

"Tante Melody." Panggil Chika.

Bu Melody melirik ke arah spion tengah, "Ya?"

Ara menutup kedua telinganya dan memejamkan matanya, ia berharap semoga mamahnya tidak terkena serangan jantung begitu tahu kalau Vivi dan Mira diculik oleh Gita. Semoga.

"Vivi sama Mira diculik."

"Apa?!" Pekik bu Melody dengan suara melengking, bahkan ia menginjak pedal rem sehingga tubuh Ara dan Chika menabrak jok depan.

"Aduh." Lirih Ara saat kepalanya benar-benar membentur jok dengan kuat.

"Vivi sama Mira diculik?!" Teriak bu Melody sambil menghadap ke depan.

Chika meringis menahan sakit di kakinya, ia menegakkan tubuhnya, "Iya, diculik sama kak Gita."

Tinnn! Tiiinnn!

Ara menoleh ke belakang, "Mah, kita harus jalan dulu deh sebelum ditabrak dari belakang."

"Kita harus ke kantor polisi." Bu Melody menghidupkan lampu sen untuk putar balik dan bergerak menuju kantor polisi.

Ara menatap Chika lalu tersenyum seolah mengatakan kalau mereka berhasil. Sekarang mereka hanya tinggal berdoa semoga Vivi dan Mira dalam keadaan baik-baik saja.

"Chika, kamu kasih tahu mamahmu. Ara, kamu kasih tahu mamahnya Mira. Kita harus bergerak cepat." Ucap bu Melody.

"Siap, komandan."

LemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang