30.

1.8K 195 44
                                    

"Yuhuu, Eiffel." Pekik Vivi sambil keluar dari mobil mini yang sudah membawanya berkeliling selama dua jam.

Chika berdiri di samping Vivi lalu merapikan pakaiannya. "Mira sama Ara udah dateng belum, ya?"

Vivi menoleh ke samping, ia tersenyum lebar dan menunjuk ke arah Mira dan Ara yang berjalan ke arahnya. "Itu mereka."

Mira membulatkan kedua bola matanya, ia langsung menghentikan langkahnya begitu melihat Vivi. Baru saja ia membeli crepes bersama Ara dan ia lupa untuk membelikan Vivi dan Chika.

"Puter balik." Ucap Mira cepat dan langsung diangguki oleh Ara.

Vivi mengerutkan keningnya saat melihat Mira dan Ara berbalik arah menjauhinya. "Kenapa mereka?"

Chika menghela napas panjang, ia menarik tangan Vivi. "Ayo ikut."

"Kemana?"

"Ikut aja dulu." Chika berjalan berlawanan arah dengan Mira dan Ara.

Diam-diam Vivi tersenyum, sepertinya Chika hendak mengajaknya berkencan sehingga Mira dan Ara tidak mau mengganggu waktu antara mereka berdua. Benar-benar teman yang pengertian.

Mereka berdua berhenti di sebuah tempat yang menjual beraneka ragam crepes. Chika tahu kalau Mira dan Ara berbalik arah karena saat itu dua temannya sedang memakan crepes kalau Vivi tahu hal itu pasti Vivi marah, jadi untuk menanggulangi kericuhan yang hendak terjadi, lebih baik ia membelikan Vivi crepes terlebih dahulu.

Chika berbicara dengan penjual crepes itu, karena Vivi tidak bisa berbicara menggunakan bahasa inggris jadi selama di Paris ini ia akan menjadi manajer sekaligus juru bicaranya Vivi. Chika senang karena ia akan lebih sering bersama Vivi, tapi ia benci saat Vivi menyuruh-nyuruh dirinya.

"Nih." Chika memberikan satu crepes kepada Vivi yang duduk di depan tempat itu.

Mata Vivi berbinar, ia tersenyum lebar dan menerima crepes itu dengan hati berbunga-bunga. "Wah, enak nih kayaknya."

Chika duduk di samping Vivi dan memakan crepes miliknya. "Udah sore, bentar lagi malem."

"Eiffel keliatannya cantik kalo malem, ada lampu-lampu."

"Sungai Seine waktu malem juga bagus."

Vivi menurunkan crepesnya, ia menatap Chika. "Kita harus cepet buat liat Eiffel trus sungai Seine trus gembok cinta trus dinding cinta trus museum Louvre-"

"-kita di sini dua minggu. Gak usah buru-buru." Chika mengusap pipi Vivi yang terkena serpihan crepes. Ia mengambil tisu dan ia berikan kepada Vivi.

Vivi menganggukkan kepalanya, "Kita juga harus beli oleh-oleh buat yang di rumah sama di sekolah."

"Makan aja dulu dihabisin. Mikir itu nanti." Ucap Chika.

Vivi mendongakkan kepalanya, ia tersenyum-senyum membayangkan apa yang akan terjadi besok-besok di kota dengan julukan kota romantis ini. Ah, pasti akan banyak kenangan indah tercipta di kota ini. Ia tidak sabar menantikannya.

Vivi menoleh ke samping, ia terkejut karena tidak menemukan Chika duduk di sampingnya. Ia baru saja oleng sebentar dan Chika sudah hilang. Vivi curiga Chika keturunan jin.

"Ah, lucu banget."

Vivi mencari sumber suara yang sangat khas di telinganya, tanpa ia sadari bibirnya tertarik ke samping kanan dan kiri. Ia melihat Chika sedang berjongkok di pinggir jalan dan bermain dengan anak anjing milik seseorang.

Vivi segera menghabiskan crepesnya, ia mengambil kameranya lalu membidik Chika dengan berbagai tipe. Chika terlihat sangat cantik saat difoto seperti ini, semacam ada sihir yang keluar dari tubuh Chika sehingga membuat hasil foto menjadi sangat cantik. Chika seperti seorang bidadari.

LemonWhere stories live. Discover now