22.

1.6K 195 40
                                    

"Aku berangkat." Vivi mengambil roti dari tangan Chika kemudian menggigitnya.

"Vivi!" Kesal Chika, ia sudah susah payah mengoles selai cokelat di rotinya tapi malah diambil begitu saja oleh Vivi.

"Gak bawa bekal?" Tanya Shani.

Vivi menggelengkan kepalanya, "Mira ngadain pesta ulang tahunnya bu Megawati."

"Tunggu papah bentar." Ucap Vino yang hampir beranjak dari tempat duduknya.

"Aku naik sepeda." Vivi berjalan ke arah Christy lalu mencium pipi Christy, tangannya mengambil roti di piringnya Christy.

"Kak Vivi." Rengek Christy saat rotinya juga diambil oleh Vivi.

"Sama siapa?" Tanya Vino.

"Mira sama Ara."

"Bukannya tangannya Mira patah?"

"Ternyata cuma kesleo." Vivi menegakkan tubuhnya lalu tertawa kecil, "Life is a joke, isn't?"

Vivi berlari meninggalkan meja makan, ia mengambil sepatunya dan memakai sepatunya satu persatu. Ia sangat senang hari ini, bukan karena hari ini hari terakhir ujian, tapi karena hari ini semuanya kembali seperti sedia kala dan ia sangat bahagia.

"Selamat menikmati akhir pekan, Yessica Tamara." Teriak Vivi lalu menutup pintu rumah.

Vivi menggigit roti milik Christy, ia menaiki sepedanya lalu mengayuh keluar dari halaman rumahnya.

"Pagi, pak Slamet." Sapa Vivi sambil melewati pak Slamet yang baru saja datang.

"Pagi, non."

Vivi membuka gerbang rumahnya, ia keluar dari gerbang dan tersenyum melihat Mira mengayuh sepeda ke arahnya. Ia mengangkat tangan kirinya ke atas lalu melambaikan tangannya.

"Pagi." Sapa Vivi.

Mira berhenti di samping Vivi, ia mengulurkan tangannya, "Bagi dong."

"Punyanya Christy." Vivi memberikan roti itu kepada Mira sambil tertawa kecil.

Kemarin Mira kembali cek rutin ke rumah sakit, setelah menjalani beberapa pemeriksaan dan mendapati hasil rontgennya, akhirnya dokter mengatakan kalau sebenarnya tangan kiri Mira tidak patah dan hanya kesleo saja. Karena satu minggu digip, jadi tangan Mira sembuh dengan cepat, sekarang Mira hanya mengenakan deker di pergelangan tangannya.

"Dia baru sehari di rumah lo, tapi udah lo jailin." Ucap Mira kemudian menggigit roti itu.

Vivi menatap Mira lalu tersenyum manis, "My life is so perfect."

"Ara udah nunggu." Ucap Mira yang tidak menghiraukan ucapan Vivi dan mengayuh sepedanya meninggalkan Vivi yang masih tersenyum-senyum.

Vivi mengikuti Mira dari belakang sambil tetap tersenyum. Hidupnya benar-benar sempurna, ia memiliki orang tua yang lengkap dan sangat peduli kepada dirinya, ia punya kakak yang menyebalkan tapi perhatian, punya adik yang menggemaskan, punya teman yang mengerti dirinya, dan ia merasakan kondisi kesehatannya semakin membaik.

"Ara, selamat pagi." Sapa Vivi dengan senyum yang lebar.

Ara menatap Vivi sekilas kemudian mengayuh sepedanya tanpa menjawab sapaan Vivi. "Kena sawan pasti."

"Hari ini cuma satu ujiannya, habis ini kita mau kemana?" Tanya Mira.

"Basket aja gimana? Sekolah pasti sepi." Usul Ara.

"Bawa baju ganti gak?" Tanya Mira lagi.

"Bawa."

"Bawa!" Sahut Vivi dengan semangat yang membara.

LemonWhere stories live. Discover now